TIMES MALANG – Sebanyak 790 mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Universitas Brawijaya (UB) secara resmi diberangkatkan untuk mengikuti program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 2025 pada Sabtu (5/7/2025).

Para mahasiswa ini akan diterjunkan ke 57 desa di Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar, dengan misi utama menerapkan teknologi informasi (IT) demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa.

Para peserta dibagi dalam 57 kelompok, masing-masing didampingi dosen pembimbing lapangan, dan akan menjalani pengabdian selama satu bulan penuh. Tahun ini, Filkom UB mengusung tema “IT for Better Life” sebagai bentuk kontribusi nyata mahasiswa IT dalam mengembangkan potensi desa secara berkelanjutan.

Dekan Filkom UB, Ir. Tri Astoto Kurniawan, S.T., M.T., Ph.D, menjelaskan bahwa program ini tidak hanya menjadi sarana pengabdian masyarakat, tetapi juga bagian dari pembelajaran sosial yang penting bagi mahasiswa generasi digital.

“Mereka adalah generasi Z, yang lebih terbiasa hidup di dunia maya. Maka lewat MMD ini, kami ingin mereka benar-benar bersentuhan langsung dengan masyarakat. Tujuannya agar mereka bisa membangun empati, berkolaborasi, dan adaptif terhadap kondisi nyata di lapangan,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa pendekatan tersebut sangat penting untuk membentuk lulusan yang tak hanya unggul secara akademik, namun juga berjiwa sosial dan tangguh menghadapi tantangan di luar kampus.

Tri Astoto menekankan bahwa fokus utama MMD Filkom tahun ini adalah bagaimana mahasiswa mampu memanfaatkan ilmu IT yang dimiliki untuk menyelesaikan berbagai persoalan di desa. Beberapa implementasi program yang dirancang antara lain digitalisasi UMKM, sistem informasi untuk pemerintahan desa, dan teknologi pendidikan berbasis daring.

“Banyak desa sudah memiliki jaringan internet, namun pemanfaatannya masih belum optimal. Di sinilah mahasiswa hadir untuk mendayagunakan teknologi agar bisa memberi dampak nyata bagi masyarakat,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya peran IT dalam membuka akses informasi dan promosi potensi desa. “Banyak potensi desa yang belum terlihat oleh dunia luar. Dengan bantuan IT, potensi itu bisa terekspos secara luas, dan memberi dampak ekonomi yang lebih besar,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana MMD Filkom UB Hariz Farisi menyampaikan bahwa sejak tahun ini, Filkom UB mulai menerapkan pendekatan berkelanjutan dalam pelaksanaan MMD. Hal ini dilakukan dengan menetapkan desa-desa lokasi MMD sebagai desa binaan, yang akan didampingi secara rutin dari tahun ke tahun oleh mahasiswa Filkom.

“Kita ingin program yang sudah dirancang dan dijalankan mahasiswa tidak berhenti begitu saja setelah satu bulan. Akan ada keberlanjutan dari tahun ke tahun, dan setiap mahasiswa yang datang bisa melanjutkan atau mengembangkan program sebelumnya. Ini yang akan membuat MMD benar-benar berdampak nyata bagi desa,” terang Haris.

Ia juga menjelaskan bahwa sebelum terjun ke lapangan, seluruh kelompok mahasiswa telah melewati proses pemetaan potensi dan persoalan desa bersama dosen pembimbing lapangan. Hasil dari proses ini menjadi dasar dalam menyusun program kerja berbasis IT yang dapat langsung diimplementasikan selama MMD berlangsung. (*)