TIMES MALANG, MALANG – Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang direncanakan di kawasan Bendungan Karangkates pada Juli 2025, mendapatkan sorotan dari Gerakan Pemuda atau GP Ansor Kabupaten Malang.
Ketua GP Ansor, Kabupaten Malang, Fatkhurrozi mengungkapkan, meskipun proyek PLTS yang akan dibangun oleh pihak PLN Nusantara Power (PLN NP) melalui anak usahanya, PLN Nusantara Renewables (PLN NR) itu sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan energi listrik, pihaknya menekankan agar kepentingan petani dapat diakomodasi.
Dalam upaya mendalami kondisi tersebut, GP Ansor Kabupaten Malang melakukan pendampingan langsung terhadap para petani ikan tawar model Keramba Jaring Apung (KJA) melalui Tur Lapangan (Turlap) untuk mengetahui secara langsung sikap dan kondisi para petani.
“Petani menyampaikan resah dan berharap Ansor dapat menjembatani para petani dalam menyampaikan aspirasinya," kata Fatkhurrozi melalui pesan WhatsApp, Selasa (11/2/2025).
Pria yang akrab disapa Gus Rozi itu juga menyampaikan komitmennya untuk mendorong Pemerintah Kabupaten Malang, mencari jalan tengah antara kepentingan para petani dan pengelola proyek PLTS.
Menurut dia, keresahan para petani saat ini terhadap rencana pembangunan proyek PLTS tersebut tidak sampai berdampak pada kelangsungan usaha mereka.
“Kami akan membantu petani menemukan solusi yang adil. Salah satunya meminta agar lokasi proyek dipindah, agar petani tetap bisa berbudidaya ikan tanpa terganggu,” ujarnya.
Berdasarkan temuan Turlap PC Ansor bersama PAC Ansor Sumberpucung, Kalipare dan Pagak. Pihaknya, akan memastikan 500 orang petani tak dirugikan dengan adanya proyek PLTS di Bendungan Karangkates.
"Pada prinsipnya Ansor mendukung program PLTS untuk keberlanjutan energi, Ansor juga menekankan pentingnya untuk mengakomodir kepentingan para petani," tegasnya.
Proyek PLTS di Bendungan Karangkates ini menjadi ujian penting untuk bagaimana pemerintah dan pengelola proyek dapat mengakomodir berbagai kepentingan demi menciptakan pembangunan yang berkelanjutan tanpa merugikan para petani setempat. (*)
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |