TIMES MALANG, JAKARTA – Infeksi jamur kulit bukan sekadar masalah sepele. Penyakit ini tidak hanya menyebabkan rasa gatal yang mengganggu, tetapi juga dapat berdampak pada aspek sosial penderitanya.
Menurut Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Ulul Albab, Sp.OG, aktivitas luar ruangan yang menyebabkan keringat berlebihan menjadi salah satu faktor utama berkembangnya infeksi jamur di kulit.
"Keringat berlebihan akibat olahraga atau pekerjaan di luar ruangan dan kurang menjaga kebersihan kulit menciptakan lingkungan yang ideal bagi jamur untuk berkembang," ujar dr. Ulul Albab, Sp.OG, di Jakarta, Selasa (11/2/2025).
Selain faktor kebersihan, infeksi jamur kulit juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi, seperti handuk, pakaian, atau sepatu yang dipakai bersama.
Dokter Ulul menekankan bahwa kelembapan dan panas yang tinggi di negara tropis seperti Indonesia juga meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi jamur.
"Kita sehari-hari mungkin pakai sepatu lebih dari 5-6 jam, apakah yakin kalau sepatu kita bersih? Awalnya mungkin hanya kecil, kita anggap sepele, tetapi jika dibiarkan, infeksi jamur bisa menyebar. Apalagi jamur suka berada di tempat yang lembap, seperti di sela-sela jari," tambahnya.
Lebih lanjut, Dokter Ulul mengingatkan bahwa infeksi jamur kulit dapat menular ke orang lain dan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi penderitanya.
"Sakit jamur itu biasanya lama kalau tidak disembuhkan, dan mohon maaf, bisa menyebar ke area lain atau ke orang lain melalui kontak langsung. Makanya bukan hanya malu, tapi juga bisa menyebalkan buat orang lain," jelasnya. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |