TIMES MALANG, BATU – Jengkol, atau dalam bahasa ilmiah disebut Archidendron pauciflorum, adalah salah satu jenis tumbuhan yang kerap ditemukan di wilayah Asia Tenggara, khususnya Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Tumbuhan ini dikenal karena biji-bijinya yang memiliki rasa khas dan tekstur yang unik.
Jengkol adalah pohon yang bisa tumbuh tinggi dengan tinggi mencapai 25 meter. Tapi yang paling terkenal dari tumbuhan ini adalah buahnya, yang terdiri dari biji-biji kecil yang berkumpul dalam polong. Bijinya memiliki rasa yang khas dan kuat serta aroma yang khas dan sangat tahan lama.
Rasanya sering dijelaskan sebagai manis dan pahit, dengan sentuhan keasinan. Meskipun rasa awalnya bisa kontroversial dan kuat, banyak yang menyukai rasa unik buah tersebut dan menganggapnya sebagai hidangan khas yang lezat.
Sejarah Jengkol
Tumbuhan ini bukanlah tanaman asing di Indonesia. Sejarah panjangnya sebagai bahan makanan mencakup berabad-abad. Diperkirakan jengkol telah menjadi bagian dari pola makan masyarakat Indonesia sejak zaman prasejarah. Bahkan,buah ini telah ditemukan dalam peninggalan-peninggalan arkeologi di situs-situs kuno di Indonesia.
Thomas Stamford Raffles dalam bukunya yang berjudul The History of Java yang diterbitkan pada tahun 1817 menggambarkan buah tersebut sebagai salah satu tumbuhan yang paling menarik di Pulau Jawa. Pria yang juga dulunya merupakan administrator dan naturalis Inggris mencatat bahwa buah ini adalah sumber pangan yang penting bagi penduduk setempat.
Raffles yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jenderal Jawa, juga menjelaskan bagaimana tanaman tersebut tumbuh subur di pulau tersebut. Penduduk Jawa juga telah lama mengonsumsi jengkol dalam berbagai hidangan tradisional, dan bagaimana tumbuhan ini telah menjadi bagian integral dari budaya kuliner Jawa.
Selama berabad-abad, jengkol telah menjadi bagian penting dalam budaya kuliner Indonesia. Banyak hidangan tradisional Indonesia mengandalkan jengkol sebagai bahan utama, seperti rendang jengkol, semur jengkol, dan sambal jengkol. Keberadaan jengkol dalam hidangan-hidangan ini memberikan rasa khas dan keunikannya.
Potensi Nutrisi Jengkol
Selain rasa yang unik, jengkol juga memiliki potensi nutrisi yang signifikan. Meskipun bukan sumber utama protein, jengkol mengandung protein yang cukup tinggi dibandingkan dengan sayuran lainnya. Selain itu, jengkol mengandung berbagai vitamin dan mineral penting, seperti vitamin C, vitamin A, vitamin B kompleks, kalsium, fosfor, dan zat besi.
Jengkol juga dikenal sebagai sumber serat yang baik, yang mendukung kesehatan pencernaan. Serat membantu mengurangi risiko sembelit dan meningkatkan pergerakan usus.
Namun, ada catatan penting yang perlu diperhatikan tentang jengkol. Biji jengkol mengandung senyawa kimia yang disebut asam amino yang dapat menghasilkan gas metana di dalam tubuh. Ini dapat menyebabkan perut kembung dan gas berlebihan jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.
Jengkol adalah salah satu dari banyak rempah-rempah dan bahan makanan yang khas dari Indonesia. Sejarah panjangnya sebagai bagian dari budaya kuliner Indonesia menggarisbawahi pentingnya tumbuhan ini dalam warisan kuliner negara tersebut. Dengan kandungan nutrisi yang baik, biji ini juga menawarkan manfaat kesehatan yang signifikan.
Bagi pecinta kuliner, mencoba hidangan berbahan dasar jengkol bisa menjadi pengalaman yang menggoda untuk merasakan rasa khas Indonesia. Namun, seperti halnya dengan banyak hal, kunci adalah konsumsi yang seimbang dan bijak.
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Musim Jengkol Tiba, Yuk Intip Sejarah si Buah Super Bau
Pewarta | : Khodijah Siti |
Editor | : Khodijah Siti |