TIMES MALANG, MALANG – Terduga pelaku pembunuhan yang terjadi di kawasan Lowokwaru, Kota Malang, dikenal tertutup dan jarang berbaur dengan warga sekitar. Sejumlah warga mengaku sejak awal merasa curiga dengan perilaku penghuni rumah kos tersebut hingga sempat menegur pemiliknya.
Ketua RW 06 Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru, Sarju mengatakan, terduga pelaku baru menempati rumah kos itu dalam waktu relatif singkat. Ia pun mengaku tidak mengenal secara dekat sosok yang bersangkutan.
“Setahu saya, sekitar satu tahun lalu rumah itu masih kosong. Setelah itu disewakan lagi oleh pemilik dan ditempati pelaku,” ujar Sarju, Minggu (29/12/2025).
Menurutnya, rumah kontrakan tersebut dihuni oleh tiga orang, yakni dua laki-laki dan satu perempuan. Namun, hanya dua orang yang diketahui menyerahkan identitas diri kepada pemilik rumah, masing-masing berinisial MK dan SG.
“Satu perempuan yang tinggal di situ mengaku adik dari terduga pelaku, tapi tidak pernah ada identitasnya. Pemilik rumah juga sudah pernah kami tegur karena tidak menyetorkan data lengkap penghuni ke RT dan RW,” ungkapnya.
Sarju menambahkan, kecurigaan warga semakin menguat lantaran sering terlihat aktivitas keluar masuk orang, khususnya perempuan, saat malam hari. Hal itu kerap disaksikan warga saat ronda malam.
“Sering berganti-ganti perempuan yang masuk. Datangnya malam, pagi sebelum subuh sudah keluar. Aktivitasnya apa kami tidak tahu, karena rumah kanan-kiri tertutup pagar seng,” jelasnya.
Selain itu, kedua pria penghuni kos tersebut juga jarang berinteraksi dengan warga sekitar. Kondisi ini memicu kekhawatiran warga akan adanya aktivitas negatif di dalam rumah tersebut.
“Kami sempat khawatir ada mabuk-mabukan atau pergaulan bebas. Tapi sebelum kejadian pembunuhan, tidak pernah terdengar adanya keributan,” katanya.
Pada malam kejadian, Sarju mengaku sempat datang ke lokasi, namun aparat kepolisian telah lebih dulu mengamankan tempat kejadian perkara. Ia menyebut korban merupakan perempuan lain yang bukan penghuni rumah kos tersebut, sementara satu penghuni laki-laki lainnya tidak terlihat di lokasi.
“Pemilik rumah yang saat itu sedang bertugas sebagai petugas keamanan gereja di kawasan Kawi langsung kami hubungi untuk pulang,” tuturnya.
Pasca kejadian ini, pihak RW berencana mengumpulkan seluruh ketua RT untuk memperketat pengawasan terhadap pendatang dan penghuni rumah kos di wilayah tersebut.
“Ini menjadi pelajaran bagi kami. Ke depan, RT tidak perlu menunggu pemilik rumah, tapi langsung meminta identitas penghuni dan memastikan siapa penanggung jawabnya. Tujuannya agar lingkungan tetap aman dan tertib,” pungkasnya. (*)
| Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |