https://malang.times.co.id/
Opini

Megawati Soekarnoputri Tulang Punggung Perdamaian Dunia

Minggu, 02 Februari 2025 - 19:29
Megawati Soekarnoputri Tulang Punggung Perdamaian Dunia Shohibul Kafi, S.Fil, Pengurus Wilayah DPD KNPI D.I. Yogyakarta

TIMES MALANG, YOGYAKARTA – Presiden Kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri akan menghadiri serta diminta untuk berbicara pada kegiatan bergensi kelas internasional World Leaders Summit on Children's Rights di Vatikan yang akan di selenggarakan pada 03 Febuari 2025. 

Acara ini merupakan sebuah pertemuan internasional yang bertujuan untuk membahas tantangan global yang dihadapi oleh anak-anak serta mencari solusi konkret dalam upaya perlindungan hak-hak mereka. acara ini diprakarsai oleh Paus Fransiskus dan melibatkan berbagai pemimpin dunia, tokoh kemanusiaan, serta organisasi internasional. 

Kehadiran para pemimpin dunia menandakan pentingnya isu ini dalam ranah kebijakan global, baik dari sisi politik, sosial, maupun ekonomi. Adapun acara ini dipersiapkan untuk kegiatan Hari Anak Sedunia dengan mengambil tema “Cintailah Mereka dan Lindungi mereka.” 

Hampir semua media cetak dan online secara nasional membicarakan ibu Megawati mulai dari pemberangkatan hingga sesampainya di Roma, dibalik fenomena tersebut mengundang tanya apa urgensinya memotret peristiwa tersebut? 

Lalu, kenapa harus Ibu megawati yang diundang dan berbicara di acara berkelas internasional Word Leader Summit? Sementara Ibu Megawati sudah tidak menjabat apapun di Republik ini? Melainkan hanya menjabat sebagai ketua umum partai PDI Perjuangan itupun karena permintaan seluruh kader partai. 

Kali ini kita akan membedah sisi lain dari rangkaian acara tersebut hingga analisa potret Megawati Sebagai Tulung Punggung Perdamaian Dunia?

Megawati Soekarnoputri disebut tulang punggung perdamaian dunia karena telah melakukan banyak upaya diplomasi dan kebijakan yang berkontribusi dalam menjaga stabilitas global. Sebagai Presiden ke-5 Republik Indonesia dan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati menegaskan komitmennya terhadap politik luar negeri bebas aktif, yang menjadikan Indonesia sebagai kekuatan penengah dalam berbagai konflik internasional. 

Kontribusinya dalam menciptakan perdamaian, baik di tingkat nasional maupun global, mendapatkan pengakuan dari berbagai pemimpin dunia. Penghormatan terhadap perannya semakin ditegaskan dengan kehadirannya dalam World Leaders Summit on Children's Rights dimana ia dijadwalkan menjadi pembicara bersama Paus Fransiskus.

Sebagai pemimpin yang konsisten dalam memperjuangkan diplomasi dan stabilitas global, Megawati telah melakukan banyak hal untuk mencegah ketegangan antar negara besar. Kebijakan non-blok yang ditegaskannya saat menjabat sebagai Presiden memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang netral dan mampu menjadi mediator dalam berbagai konflik. 

Sikap ini berkontribusi dalam mencegah perang dingin baru di Asia dan mendorong kerja sama yang lebih erat di antara negara-negara berkembang. Forum di Vatikan yang membahas hak-hak anak menunjukkan bahwa upaya menjaga perdamaian global memiliki dampak langsung terhadap generasi masa depan. 

Dengan menekan konflik dan menjaga stabilitas, Megawati telah memastikan bahwa anak-anak di berbagai belahan dunia dapat tumbuh dalam lingkungan yang lebih aman dan damai.

Peran Megawati sebagai tulang punggung perdamaian dunia juga tercermin dalam kontribusinya terhadap penyelesaian konflik di Aceh. Ia telah melakukan banyak langkah awal dalam membuka jalur dialog dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang akhirnya berujung pada kesepakatan damai pada tahun 2005. 

Meskipun perjanjian tersebut disahkan setelah masa jabatannya berakhir, fondasi yang dibangun Megawati sangat berperan dalam terciptanya perdamaian jangka panjang. Keberhasilannya dalam menangani konflik ini menjadi contoh nyata bagaimana diplomasi yang tepat dapat menyelamatkan banyak nyawa, terutama anak-anak yang menjadi korban utama dalam peperangan.

Selain dalam konflik internal, Megawati juga memainkan peran penting dalam kontra-terorisme global pasca Bom Bali 2002. Ia telah melakukan banyak kerja sama dengan negara-negara seperti Australia dan Amerika Serikat untuk menangani kelompok-kelompok ekstremis yang mengancam keamanan internasional. 

Upaya ini mendapat apresiasi luas karena berhasil memperkuat strategi global dalam menanggulangi terorisme. Kehadirannya dalam World Leaders Summit on Children's Rights semakin mempertegas komitmennya terhadap perlindungan anak, terutama dari dampak negatif radikalisme dan kekerasan. 

Dengan pengalaman dan kebijakannya, ia terus menunjukkan bahwa keamanan dan perdamaian dunia sangat berkaitan erat dengan kesejahteraan generasi mendatang.

Selain itu, Megawati juga dikenal atas dukungan kuatnya terhadap perjuangan Palestina di berbagai forum internasional. Ia telah melakukan banyak upaya untuk menyuarakan hak-hak rakyat Palestina di PBB dan organisasi internasional lainnya. 

Sikapnya yang tegas dalam memperjuangkan keadilan bagi Palestina menunjukkan kepeduliannya terhadap hak asasi manusia secara global. Kehadirannya di Vatikan dalam diskusi mengenai hak-hak anak menegaskan bahwa perlindungan anak dari dampak perang adalah bagian penting dari agenda kemanusiaan. 

Dengan mendukung perdamaian di Palestina, Megawati berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak yang terdampak konflik berkepanjangan.

Dengan berbagai langkah strategis dan diplomasi yang telah ia lakukan, Megawati Soekarnoputri layak disebut sebagai tulang punggung perdamaian dunia. Kehadirannya dalam World Leaders Summit on Children's Rights di Vatikan membuktikan bahwa dunia masih mengakui perannya dalam menciptakan perdamaian dan keadilan global. 

Jejak kepemimpinannya dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan internasional terus menjadi referensi bagi pemimpin dunia lainnya. Dengan pengalaman dan dedikasinya, Megawati telah membuktikan bahwa komitmen terhadap perdamaian bukan hanya sekadar kebijakan, tetapi juga warisan bagi generasi masa depan.

Kehadiran Megawati World Leaders Summit Konfirmasi Dunia

Kehadiran Megawati Soekarnoputri dalam World Leaders Summit on Children's Rights merupakan konfirmasi nyata atas perannya sebagai tulang punggung perdamaian dunia. Forum ini tidak hanya menjadi ajang diskusi tentang hak-hak anak, tetapi juga bentuk pengakuan dunia terhadap sosok pemimpin yang telah memberikan kontribusi nyata dalam menjaga stabilitas global. 

Dalam konteks ini, kendati bukan lagi Presiden, inilah dharma bakti seorang Ibu Pertiwi terhadap Indonesia dan dunia internasional, yang saling terkait dalam upaya menciptakan dunia yang lebih damai dan adil. Megawati membuktikan bahwa kepemimpinan sejati tidak terikat oleh jabatan, melainkan oleh ketulusan dalam mengabdi dan membela nilai-nilai kemanusiaan.

Benar bahwa dalam konstitusi Indonesia telah disebutkan peran bangsa dalam menjaga ketertiban dunia, dan Megawati telah mewujudkan amanat tersebut dengan langkah nyata dalam diplomasi global. 

Lebih dari itu, dedikasi Megawati tidak hanya ditujukan kepada bangsa dan negara, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap ayahandanya, Ir. Soekarno, Sang Proklamator Indonesia. Sebagai putri Bung Karno, ia melanjutkan visi besar sang pemimpin dalam memperjuangkan perdamaian, keadilan sosial, dan kedaulatan bangsa-bangsa di dunia. 

Kehadirannya di forum internasional ini menjadi bukti bahwa nilai-nilai perjuangan yang diwariskan Soekarno tetap hidup dan terus relevan dalam menghadapi tantangan global saat ini. Megawati diakui dunia sebagai penjaga demokrasi indonesia.

Peran besar Megawati Soekarnoputri dalam menyelamatkan demokrasi Indonesia dapat dilihat dari kontribusinya yang sangat vital saat transisi politik pasca-Orde Baru. Ketika rezim Soeharto tumbang pada tahun 1998, Megawati, sebagai pemimpin oposisi yang memiliki kekuatan politik besar, menjadi salah satu tokoh yang memperjuangkan agar Indonesia kembali ke jalur demokrasi.

Sebagai anak dari Ir. Soekarno, Proklamator Indonesia, ia membawa warisan perjuangan sang ayah yang menginginkan negara ini bebas dari penindasan dan ketidakadilan. Ketika akhirnya terpilih menjadi Presiden ke-5, Megawati memperkuat komitmennya untuk memastikan bahwa Indonesia tetap berada pada jalur demokrasi.

Dengan memastikan berlangsungnya pemilu yang jujur, kebebasan pers, dan penegakan supremasi hukum. Momen-momen penting dalam masa kepemimpinannya menjadi tonggak penting dalam memperkuat pilar-pilar demokrasi yang selama ini sempat dirongrong oleh rezim otoriter.

Di tengah keberhasilan menjaga demokrasi pasca-Soeharto, tantangan baru muncul ketika Joko Widodo, yang merupakan anak didik dan kader PDI Perjuangan, menjadi Presiden Indonesia. Meskipun awalnya banyak harapan yang ditumpukan pada Jokowi untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, pada akhirnya ia mulai menunjukkan upaya untuk memusatkan kekuasaan. 

Melalui berbagai kebijakan dan langkah-langkah yang cenderung memperkuat kontrol politik di tangan keluarga dan kelompok tertentu. Jokowi seakan-akan menggambarkan adanya upaya untuk menggantikan wajah demokrasi Indonesia dengan sistem yang lebih otoriter. Hal ini, tentu saja, bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi yang diperjuangkan Megawati dan seluruh rakyat Indonesia.

Meskipun tekanan politik semakin besar, Megawati tidak mundur selangkah pun dalam memperjuangkan demokrasi Indonesia. Partainya, PDI Perjuangan, sering digoyang oleh Jokowi yang cenderung berfokus pada kepentingan pribadi dan keluarganya, namun Megawati tetap teguh mempertahankan prinsipnya. 

Ia menyadari bahwa perjuangan ini bukan hanya untuk kepentingan politik sesaat, tetapi untuk menjaga agar Indonesia tidak kembali ke dalam cengkeraman otoritarianisme yang pernah ada. 

Dengan segala upaya untuk mengendalikan kekuasaan yang dilakukan oleh Jokowi, Megawati tetap berdiri kokoh, karena baginya masa depan demokrasi Indonesia lebih penting daripada menghadapi tekanan internal maupun eksternal.

Kehadiran Megawati sebagai penjaga demokrasi yang tak tergoyahkan adalah sebuah pengingat bahwa perjuangan untuk demokrasi Indonesia belum selesai. Ia bukan hanya seorang pemimpin yang berjuang dalam konteks politik domestik, tetapi juga sebagai simbol global dari komitmen terhadap kebebasan, keadilan, dan hak asasi manusia. Meskipun banyak rintangan, ia tetap memperjuangkan agar Indonesia terus berada pada jalur demokrasi yang bebas, adil, dan transparan. 

Dalam menghadapi upaya-upaya manipulasi kekuasaan oleh anaknya sendiri, Megawati tidak mundur, melainkan semakin memperlihatkan dedikasinya untuk memastikan Indonesia tidak kembali ke era otoritarianisme, menjadikan perjuangannya sebagai warisan penting bagi bangsa ini dan dunia internasional.

Takdir Sejarah Megawati Soekarnoputri Obor Demokrasi Indonesia

PDI Perjuangan kembali mengambil sebuah visi perjuangan, “Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam,” yang mencerminkan semangat pergerakan nasional Indonesia yang tak pernah padam, dan terus hidup dalam setiap langkah bangsa. Visi ini bukan sekadar slogan, tetapi sebuah ruh perjuangan yang menyertai langkah Megawati Soekarnoputri sebagai pemimpin dan penjaga demokrasi Indonesia. 

Sebagai obor demokrasi, Megawati melanjutkan perjuangan ayahnya, Ir. Soekarno, yang telah mendirikan republik ini dengan visi kemerdekaan, persatuan, dan keadilan. Semangat perjuangan sang ayah terus mengalir dalam darah Megawati, dan ia tak pernah lelah memperjuangkan Indonesia yang adil dan demokratis.

Untuk memahami takdir sejarah tersebut, terdapat dua pendekatan, biologis dan ideologis, dapat digunakan untuk memahami peran Megawati dalam sejarah Indonesia. Dari segi biologis, Megawati dilahirkan sebagai putri dari Proklamator Indonesia yang mendalami perjuangan kemerdekaan. Sejak kecil, ia disemai dengan nilai-nilai Indonesianisme, yang mengajarkan bahwa perjuangan untuk negara ini tak pernah berakhir. 

Mengikuti jejak ayahnya, Megawati mengabdikan diri untuk menjaga dan meneruskan demokrasi yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata. Api perjuangan yang ia bawa adalah warisan dari seorang pemimpin besar yang tak mengenal kata mundur.

Secara ideologis, Megawati berkomitmen pada nilai-nilai demokrasi yang diwariskan oleh Soekarno, dengan terus memperjuangkan hak rakyat untuk menentukan nasibnya. Meskipun Indonesia telah memasuki era reformasi, Megawati tetap menjadi garda terdepan dalam mempertahankan prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan sosial. 

Melalui kepemimpinan PDI Perjuangan, ia berusaha menjaga agar "Api Perjuangan" tetap menyala, menjadi simbol semangat yang tak kunjung padam dalam menghadapi tantangan-tantangan besar. Bagi Megawati, perjuangan ini adalah panggilan ideologis untuk memastikan Indonesia tetap berada di jalur yang benar, memperjuangkan masa depan bangsa dengan demokrasi yang terus berkembang.

***

*) Oleh : Shohibul Kafi, S.Fil, Pengurus Wilayah DPD KNPI D.I. Yogyakarta.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.