https://malang.times.co.id/
Opini

Nyepi dan Lebaran, Momentum Memperkuat Toleransi

Kamis, 27 Maret 2025 - 21:25
Nyepi dan Lebaran, Momentum Memperkuat Toleransi Ahmad Hirzan Anwari, Magister UIN Malang

TIMES MALANG, MALANG – Tahun ini, waktu perayaan Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri berdekatan, yakni berjarak dua hari, jika tidak ada perubahan. Sebab, penetapan lebaran mengikuti keputusan Kementerian Agama. Kecuali Ormas tertentu, yang menghitung awal bulan dalam kalender Hijriyah menggunakan metode Hisab. Nyepi jatuh pada hari Sabtu, (29/3/2025). Sedangkan lebaran, kemungkinan pada hari Senin (31/32025). 

Pada saat nyepi, Umat Hindu dianjurkan untuk mengendalikan diri dari berbagai aktivitas. Pengendalian diri ini dilakukan dengan Catur Brata Penyepian: Amati Geni (tidak menyalakan api); Amati Karya (tidak bekerja); Amati Lelungan (tidak bepergian); Amati Lelanguan (tidak berfoya-foya). Dengan begitu umat Hindu khusyuk melakukan meditasi, refleksi, evaluasi diri, dan shamadi dalam keheningan. 

Sementara pada saat lebaran, umat Islam merayakan kemenangan setelah sebulan penuh menahan diri dari hal-hal  yang menciderai pahala puasa. Selain itu, umat Islam juga melakukan halal bi halal atau saling memaafkan antara satu dengan yang lain. Agar jiwa mereka kembali suci (fitri). 

Pada dua moment sakral yang berdekatan ini, kita gunakan untuk memperkuat kembali rasa saling menghormati antara satu dengan yang lain. Bagi umat Islam, penghormatan dapat dilakukan dengan cara tidak keluar dari rumah, tidak melakukan aktivitas yang berlebihan, tidak menggunakan pengeras suara saat melakukan aktivitas ibadah. Jangan sampai peristiwa di Sumberklampok (Buleleng) pada Kamis (23/3/2023) terulang kembali. 

Peristiwa yang konon didalangi oleh dua pemuda muslim bernama Ahmad Zaini dan Muhammad Rasyad ini, tidak hanya menganggu kekhusyukan umat Hindu dalam menjalani Ibadah Nyepi, namun juga tidak mencerminkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin dan menjunjung tinggi toleransi. 

Dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 143, terdapat lafadz Wasathan yang bermakna tengah-tengah, moderat, dll. Ayat ini mengandung spirit toleransi. Sebab, dengan sikap moderat, seseorang tidak akan fanatik pada satu pemahaman. Sehingga rasa toleransi akan tumbuh. 

Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga telah mengajarkan umatnya untuk menghormati orang yang berbeda agama. Misalnya, sikap hormat Nabi SAW atas jenazah orang Yahudi. Dalam sebuah hadits diterangkan: 

“Dari Jabir bin Abdullah Ra, berkata: Suatu saat, ada jenazah yang ditandu melewati kami. Lalu, Nabi Muhammad SAW. Berdiri menghormati jenazah tersebut. Dikatakan di hadapan nabi, ‘Wahai Rasulullah, itu jenazah Yahudi.’ Namun, Rasulullah SAW. Menjawab, ‘Apabila engkau melihat ada jenazah (siapapun) maka berdirilah (untuk menghormatinya) “(HR. Bukhari, hadits no. 1323).

Bahkan, Nabi Muhammad SAW. melarang keras umatnya menyakiti warga non-Muslim, sebagaimana teks hadits dari Sunan Abu Dawud: “Ingatlah bahwa barang siapa yang berbuat zhalim kepada warga non-Muslim, atau mengurangi haknya, atau membebani bebannya lebih dari kemampuannya, atau mengambil sesuatu darinya tanpa rasa rela, maka aku (Nabi Muhammad SAW) akan menjadi lawannya kelak di hari kiamat,” (HR. Abu Dawud, hadits no. 3054).

Dua contoh perilaku Nabi Muhammad SAW. kepada orang non-Muslim ini dapat jadikan landasan oleh umat Islam untuk menghormati perayaan Hari Raya Nyepi. 

Sementara bagi Umat Hindu, sikap penghormatan atas Hari Raya Idul Fitri dapat dilakukan dengan cara tidak melakukan aktivitas yang mengganggu rangkaian ibadah lebaran. Mulai dari sholat id yang biasa dilakukan saat matahari terbit, hingga prosesi halal bi halal selesai.

Sebenarnya, sikap ini tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh umat Islam saat menghormati Hari Raya Nyepi. Yakni, tidak melakukan aktivitas yang mengganggu berlangsungnya hari raya. Bedanya, saat lebaran, Umat Hindu boleh melakukan aktivitas sebagaimana biasanya dikerjakan, seperti bekerja, rekreasi, beribadah di luar rumah. 

***

*) Oleh : Ahmad Hirzan Anwari, Magister UIN Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.