https://malang.times.co.id/
Opini

Transformasi Kepemimpinan TNI

Jumat, 02 Mei 2025 - 10:11
Transformasi Kepemimpinan TNI Iqbal Suliansyah, Koordinator Maarif Network, dan Alumni Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas 2022

TIMES MALANG, JAKARTA – Beberapa waktu lalu, Indonesia dihangatkan dengan berbagai isu tentang TNI menjadi perbincangan hangat apalagi setelah disahkan revisi UU TNI. Sinyal pro dan kontra hasil dari disahkan UU TNI tersebut masih terlihat hingga sekarang. Ada pertanyaan muncul, bedakah sipil dan militer? lalu bagaimana kepemimpinan sipil dan militer?

TNI terdiri dari 3 matra yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara. Gaya kepemimpinan militer sering dinilai berbeda dengan gaya kepemimpinan sipil. TNI dengan urusan militer dan pertahanan sering dikaitkan dengan sikap tegas, patuh dan tidak pantang menyerah.

Militer tentu tidak jauh berbeda meski berbeda matra, namun TNI Angkatan Darat dengan slogan Kartika Eka Paksi sepertinya menarik untuk dikaji lebih mendalam. Slogan itu bisa menjadi petunjuk perilaku prajurit yang berani dan memberi gambaran berkaitan persepsi kepemimpinan militer.

Kartika Eka Paksi juga sebagai pedoman bagi TNI Angkatan Darat dalam menunaikan tugas maupun fungsinya. Semboyan ini menggambarkan burung gagah perkasa yang tanpa tanding serta menjunjung cita-cita yang tinggi yang menjadi cermin TNI AD selalu berupaya mewujudkan cita-cita demi lahirnya keluhuran bangsa dan negara serta keprajuritan sejati.

Mengutip Edgar F. Puryear, JR ketika bertanya kepada Jenderal J. Lawton Collins yang merupakan Komandan Korps VII di Angkatan Darat Amerika Serikat, pada perang Dunia II berkaitan dengan kepemimpinan menjawab hanya ada sedikit orang yang menggabungkan kualitas karakter, integritas, kecerdasan dan kesediaan untuk bekerja menjadi pemimpin yang sukses (Hill, 2008).

Gaya kepemimpinan tentu beragam. Kepemimpinan otoriter, biasanya diterapkan oleh pemimpin militer dan pemimpin partai politik dan biasanya lebih besar pengaruhnya terhadap perilaku bawahan dibandingkan ketika diterapkan oleh seorang pemimpin pada suatu perusahaan (Yukl,2013).

Sementara gaya kepemimpinan yang baik memiliki manfaat pada komitmen, motivasi, keterlibatan bawahan, kepuasan kerja dan kepercayaan kepada atasan oleh bawahan (Yukl,1989,2008).

Mengutip Field Manual, Army Leadhership, pentingnya konsep gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan oleh pemimpin militer. Adapun konsep gaya kepemimpinan transformasional merupakan baru diterapkan di bidang militer.

Gaya kepemimpinan ini menunjukkan pemimpin yang berhasil mempengaruhi bawahannya untuk mengesampingkan kepentingan diri sendiri dan berkomitmen untuk kemajuan organisasi.

Kepemimpinan Transformasional Para Pemimpin Militer

Kepemimpinan Transformasional memiliki pengaruh positif dan meningkatkan kepercayaan oleh prajurit kepada atasan. Dalam konteks militer, pemimpin yang transformasional dapat mempengaruhi juga pada tingkat risiko dan kerentanan dalam suatu operasi militer. 

Perintah adalah aspek penting dalam militer, sehingga kepecayaan yang dimiliki oleh prajurit kepada pemimpin militer menjadi penentu para prajurit percaya dan melepas hak merek menyesuaikan dengan perintah atasan.

Mungkin ini juga berkaitan dengan istilah ABS, asal bapak senang. Nah jika prinsip-prinsip ini benar, para pemimpin militer dipatuhi bukan karena takut atau ingin menyenangkan atasan tapi berlandaskan kepercayaan atas perintah yang benar.

Pemimpin militer harus selayaknya pemimpin sejati yang bisa jadi teladan. Dengan tanggung jawab pasukan yang tidak jarang berisiko tinggi bahkan bisa bertaruh nyawa, kepemimpinan militer menjadi penentu semangat dan memberi rasa aman akan keputusan sehingga menjadi perintah oleh atasan kepada prajurit.

Tentara Nasional Indonesia telah melalui perjalanan sejarah yang cukup panjang, sehingga berkaitan dengan kepemimpinan militer tentu telah mencatatkan banyak kisah dan cerita maupun sejarah.

Jika mengutip kata mutiara Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto berkaitan dengan pemimpin,” kepedulian adalah mata air dari kepemimpinan, menjadi seorang pemimpin tak hanya sekedar memerintah, tapi dia harus hadir, mendengar dan peduli kepada prajurit, masyarakat dan lingkungannya”.

Panglima besar Jenderal Soedirman pada 12 November 1945 juga pernah berpesan “Tunduk kepada pimpinan atasannya dengan ikhlas mengerjakan kewajibannya, tunduk kepada perintah pimpinannya itulah yang merupakan kekuatan dari suatu tentara” tentu betapa besarnya pengaruh kepatuhan prajurit kepada komandan.

Namun keikhlasan prajurit dalam bingkai kepatuhan harusnya menjadi keseriusan oleh para pemimpin militer mewujudkan gaya kepemimpinan transformasional agar kepercayaan hadir di hati para prajurit.

***

*) Oleh : Iqbal Suliansyah, Koordinator Maarif Network, dan Alumni Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas 2022.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.