https://malang.times.co.id/
Opini

Menimbang Risiko Saham dan Crypto

Rabu, 19 Maret 2025 - 23:24
Menimbang Risiko Saham dan Crypto Rusydi Umar, Dosen, Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan, Investor Saham dan Cryptocurrency.

TIMES MALANG, YOGYAKARTA – Bayangkan Anda seorang investor pemula yang ingin menanamkan modal. Pilihannya ada dua: saham yang telah lama dianggap sebagai investasi konvensional dengan tingkat keamanan lebih tinggi, atau cryptocurrency yang menawarkan keuntungan besar tetapi juga risiko yang tak kalah besar. Dengan perkembangan teknologi dan ekonomi global yang terus berubah, pertanyaan ini semakin relevan: Mana yang benar-benar lebih aman?

Dalam dunia investasi, dua instrumen yang sering dibandingkan adalah saham dan cryptocurrency. Saham dianggap lebih aman karena memiliki underlying asset berupa perusahaan nyata dengan operasional yang jelas. Sementara itu, crypto sering dipandang sebagai aset spekulatif yang penuh risiko, tetapi menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat.

Namun, benarkah saham selalu lebih aman? Dan apakah crypto benar-benar berisiko tinggi tanpa peluang yang menjanjikan? Mari kita telaah lebih dalam.

Saham: Tidak Selalu Stabil

Banyak investor menganggap saham lebih aman karena ada perusahaan yang mendukungnya. Namun, realitasnya, bahkan saham perusahaan besar bisa mengalami kejatuhan drastis.

Sebagai contoh PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia. Di tahun 2015, harga sahamnya mencapai Rp497 per lembar. Perusahaan ini tampak kokoh dengan pabrik dan aset fisik yang jelas.

Namun, siapa sangka? Pada 2025, Sritex resmi dinyatakan pailit akibat utang yang tak terbayar, menyebabkan ribuan karyawan kehilangan pekerjaan. Nilai sahamnya pun turun drastis hingga nol.

Kasus ini membuktikan bahwa meskipun saham memiliki underlying asset, tetap ada risiko besar. Manajemen yang buruk, perubahan pasar, atau utang yang membengkak bisa menghapus nilai investasi dalam sekejap.

Banyak investor yang terlena dengan nama besar perusahaan, tetapi tidak menyadari bahwa fundamental keuangan perusahaan juga harus menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, penting untuk tidak hanya melihat popularitas suatu saham, tetapi juga menelaah laporan keuangan, prospek bisnis, dan strategi manajemen perusahaan.

Crypto: Risiko Tinggi, Peluang Besar

Di sisi lain, cryptocurrency seperti Bitcoin sering mendapat label sebagai aset spekulatif. Warren Buffett bahkan menyebut crypto sebagai "bubble" yang sewaktu-waktu bisa pecah. Harganya yang fluktuatif membuat banyak orang ragu.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa Bitcoin telah mengalami lonjakan harga luar biasa sejak kemunculannya pada 2009. Pada puncaknya, Bitcoin pernah mencapai lebih dari Rp 1.7 milyar per koin.

Bagi investor yang masuk di awal, keuntungan yang diraih sangat besar. Bahkan, beberapa orang mulai melihat Bitcoin sebagai "emas digital" yang bisa menjadi alternatif investasi jangka panjang.

Di balik potensi keuntungan besar, crypto tetap menyimpan risiko yang tinggi. Harganya sangat terpengaruh oleh regulasi, sentimen pasar, dan adopsi teknologi. Pada tahun tertentu, harga bisa melonjak tajam, tetapi di tahun berikutnya bisa anjlok drastis. Tidak sedikit investor yang terjebak dalam hype dan mengalami kerugian besar. Karena itu, memahami pergerakan pasar dan strategi investasi menjadi sangat penting.

Beberapa negara juga mulai mempertimbangkan regulasi lebih ketat terhadap cryptocurrency, yang bisa mempengaruhi nilai aset digital ini di masa depan. Di sisi lain, adopsi teknologi blockchain yang terus berkembang bisa menjadi faktor pendukung kenaikan harga dalam jangka panjang. Oleh karena itu, investor crypto harus terus mengikuti perkembangan industri dan kebijakan global yang dapat mempengaruhi nilai investasinya.

Selain itu, bank sentral di berbagai negara sedang mengembangkan Central Bank Digital Currency (CBDC), yang bisa menjadi pesaing atau bahkan penghambat perkembangan crypto di masa depan. Dengan adanya peraturan yang lebih jelas, crypto bisa menjadi lebih aman atau justru semakin dibatasi penggunaannya.

Memilih yang Tepat Sesuai Profil Risiko

Lalu, mana yang lebih aman? Jawabannya bergantung pada profil risiko masing-masing investor. Saham cenderung lebih stabil dalam jangka panjang, tetapi tetap memiliki potensi kerugian besar, seperti yang dialami Sritex. Crypto menawarkan keuntungan tinggi dalam waktu singkat, tetapi dengan risiko yang jauh lebih besar.

Bagi investor yang lebih konservatif dan mengutamakan kestabilan, saham dengan fundamental yang kuat bisa menjadi pilihan utama. Sebaliknya, bagi mereka yang siap menghadapi volatilitas ekstrem dan memiliki strategi jelas, crypto bisa menjadi peluang besar.

Namun, satu hal yang pasti: dalam dunia investasi, tidak ada kepastian mutlak. Bahkan aset yang dianggap paling aman pun bisa mengalami penurunan drastis. Oleh karena itu, prinsip diversifikasi sangat penting. Mengalokasikan dana ke berbagai instrumen investasi bisa menjadi strategi yang lebih bijak daripada hanya bertaruh pada satu jenis aset.

Pada akhirnya, yang lebih penting bukan hanya mencari keuntungan, tetapi bagaimana mengelola risiko agar tetap bertahan dalam jangka panjang. Seperti kata pepatah, "jangan taruh semua telur dalam satu keranjang."

Diversifikasi investasi dan manajemen risiko adalah kunci utama menghadapi ketidakpastian di pasar finansial. Dengan memahami risiko dan peluang, investor dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dan tidak terjebak dalam euforia sesaat.

***

*) Oleh : Rusydi Umar, Dosen, Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan, Investor Saham dan Cryptocurrency.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.