TIMES MALANG, BANDUNG – Sebagian besar perhatian masyarakat saat ini tertuju pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG), di tengah upaya Indonesia dalam mengatasi masalah gizi buruk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pemerintahan Presiden Prabowo meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis, program ini bertujuan memberikan makanan bergizi secara cuma cuma kepada kelompok rentan.
Sasaran utama Program MBG adalah anak anak usia sekolah guna mengatasi permasalahan gizi buruk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta mendukung perekonomian lokal, dengan harapan dapat menciptakan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan produktif.
Namun, sebagaimana kebijakan lainnya, program ini juga memberikan harapan sekaligus menghadirkan keraguan terkait keberhasilannya dan dampak jangka panjangnya.
Program Makan Bergizi Gratis
Mengurangi prevalensi stunting dan gizi buruk, tujuan utama dari Program MBG adalah untuk mengatasi masalah gizi buruk dan stunting yang membayangi pembangunan di Indonesia.
Data BPS menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia pada 2023 sebesar 21,6% meskipun mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2019 dengan prevalensi stunting 27,7%.
Program makan bergizi gratis diharapkan dapat mempercepat penurunan stunting melalui penyediaan makanan bergizi secara gratis kepada anak-anak usia sekolah terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu dan daerah terpencil.
Melalui asupan makanan yang lebih baik diharapkan dapat mendukung tumbuh kembang anak secara optimal agar mampu menjadi generasi yang lebih berkualitas.
Harapan lain dari Program Makan Bergizi Gratis ini adalah mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak, pemberian makanan bergizi juga berhubungan dengan peningkatan kemampuan konsentrasi dan prestasi anak anak di sekolah.
Dengan asupan makanan yang lebih baik dan bergizi diharapkan akan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit sehingga tingkat kehadiran disekolah dapat lebih baik dan prestasi belajar di sekolah akan meningkat.
Makanan yang sehat dan bergizi dapat meningkatkan energi dan fokus anak sehingga dapat menerima pelajaran dengan lebih baik dan mencapai hasil akademik yang lebih optimal.
Program Makan Bergizi Gratis juga diharapkan dapat berdampak terhadap perekonomian lokal, khususnya usaha menengah dan mikro kecil serta sektor pertanian, sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap PDB sebesar 13,71 % di 2024.
Dengan memberikan prioritas pada penggunaan bahan makanan lokal, program ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi sektor pertanian dan pelaku usaha menengah, dan mikro kecil yang secara tidak langsung akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.
Keraguan dalam Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
Meskipun Program MBG bertujuan baik namun tetap ada keraguan terkait keberhasilannya dan dampak jangka panjang program tersebut. Beban anggaran yang berat, menjadi keraguan terbesar akan keberhasilan program ini mengingat anggaran yang dialokasikan untuk Program MBG diperkirakan mencapai Rp71 triliun.
Meskipun ini merupakan salah satu upaya nyata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, namun besarnya biaya yang dibutuhkan menimbulkan keraguan akan keberlanjutan program tersebut terutama jika terjadi inefisiensi dalam pengelolaannya.
Ketimpangan akses dan distribusi, juga menjadi keraguan lain dari keberlanjutan Program MBG, masih ada ketimpangan akses terutama di wilayah wilayah terpencil yang menghadapi kendala infrastruktur yang dapat mempengaruhi distribusi makanan.
Tanpa sistem distribusi yang efisien dan merata akan ada potensi ketimpangan dalam pembagian manfaat program dimana di daerah daerah tertentu mungkin akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses makanan bergizi yang disediakan.
Program MBG ini juga menimbulkan keraguan akan ketergantungan jangka panjang di masyarakat terhadap bantuan berupa makanan gratis, jika tidak diiringi dengan edukasi mengenai pola makan sehat dan pemberdayaan masyarakat untuk mandiri.
Program ini akan menciptakan ketergantungan yang berkelanjutan, pemerintah diharapkan selain memberikan makanan gratis juga diimbangi dengan upaya pemberdayaan ekonomi dan pendidikan agar masyarakat dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan gizinya.
Mengatasi Keraguan dan Memaksimalkan Makan Bergizi Gratis
Untuk memastikan keberhasilan jangka panjang dari Program MBG beberapa hal perlu mendapat perhatian, efisiensi pengelolaan anggaran menjadi hal utama yang harus diperhatikan bahwa anggaran yang dialokasikan untuk Program MBG benar benar dikelola secara efisien dengan pengawasan yang ketat dan transparan dalam pengelolaannya untuk mencegah pemborosan dan inefisiensi.
Perbaikan dan peningkatan infrastruktur juga menjadi jawaban yang penting untuk mengatasi keraguan dalam keberlanjutan Program MBG dengan peningkatan infrastruktur terutama di daerah daerah terpencil Program MBG diharapkan dapat dirasakan oleh semua kelompok masyarakat yang membutuhkan.
Tak hanya sampai disitu, dirasa penting untuk menyertakan edukasi gizi dan pemberdayaan masyarakat dalam Program MBG, hal ini akan membantu masyarakat untuk tidak hanya bergantung pada bantuan dari pemerintah dalam pemenuhan gizi tetapi juga dapat secara mandiri dan berkelanjutan dalam menyediakan makanan bergizi bagi keluarga mereka.
Program Makan Bergizi Gratis membawa asa dalam mengatasi masalah gizi buruk dan stunting serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan ekonomi lokal, namun terdapat keraguan akan keberlanjutan program ini mengingat beban anggaran yang besar, dan infrastruktur yang belum merata.
Dengan tata kelola yang efisien, pengawasan yang ketat dan edukasi gizi yang tepat program ini memiliki potensi untuk membawa perubahan bagi masa depan Indonesia yang lebih sehat dan cerdas. (*)
***
*) Oleh : Rr. Vincie Apriany, SST., Statistisi Madya BPS Kabupaten Bandung.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |