TIMES MALANG, MALANG – King College London (KCL) ranking 40 dunia melakukan grand launching di KEK Singhasari, Rabu (28/5/2025) pagi tadi dan merupakan satu-satunya cabang lembaga pendidikan tinggi ternama di Inggris itu di luar negerinya.
Grand Launchingnya ditandai dengan pemukulan gong oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi (Wamen Dikti) Sains, & Teknologi Republik Indinesia,
Prof.Dr.Fauzan, M.Pd.
Beberapa menit sebelumnya pemukulan gong, Wamen Dikti bersama Gubernur Jawa Timur, Kofifah Indar Parawansa melakukan.
Fauzan berterimakasih kepada Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic Jermey CVO, OBE yang telah mensupport berdirinya cabang universitas ternama ini. "Tentu ini juga tak lepas dari tangan dinginnya pak David sebagai CEO KEK Singhasari," kata Fauzan.
Dibukanya lembaga pendidikan tinggi di KEK Singhasari ini, lanjut Fauzan adalah salah satu upaya dari pemerintah Jawa Timur dalam rangka meningkatkan kapasitas intelektual, SDM khusus yang ada di Jawa Timur dan di Indonesia pada umumnya.
Wamen Dikti Sains, & Teknologi Republik Indonesia, Prof. Dr. Fauzan, M.Pd. bersama Gubernur Jatim, Kofifah Indar Parawansa saat menandatangani prasasti pada grand launching King College London di KEK Singhasari. (FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)
"Kita tahu, mengapa King College London ini hadir, tidak lain adalah dalam rangka memberikan kontribusi menyiapkan generasi menyongsong Indonesia emas," tegasnya.
"Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, & Teknologi juga mensupport penuh terhadap keberadaan King College London yang ada di KEK Singhasari ini," ujarnya lagi.
Sementara itu Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan ini merupakan proses panjang hingga King College London mempercayai Jawa Timur melalui KEK Singhasari menjadi bagian dari pembelajaran secara hybrid. "Ini bukan sesuatu yang sederhana," tegas Kofifah.
Dikatakan, untuk mencapai 100 ranking dunia, tidak terbayangkan bagaimana effort yang harus dilakukan berbagai perguruan tinggi di Indonesia. "Tetapi kalau menunggu saya rasa terlalu lama," ujar Kofifah.
Karena itu, kata dia, bahwa harus bersyukur dan berterimakasih. "Karena dengan ini cara kita mencangkok sdm-sdm berkualitas dengan 40 ranking dunia. Ini kalau tidak dicangkok kita tidak bisa membayangkan kapan kita akan mendapatkan capaian-capaian academy achievement seperti yang dibutuhkan saat ini baik di Indonesia maupun di dunia," ujarnya.
Kofifah Indar Parawansa juga mengatakan, bahwa industri manufaktur untuk Indonesia ditarget pada tahun 2045 nanti secara nasional baru tercapai 30 persen, tetapi Jawa Timur sudah 35 persen.
"Oleh karena itu program master degree untuk digital economi dan digital future yang disiapkan oleh Kings College London di KEK Singhasari ini menjadi kebutuhan mendesak bagi kita, bagaimana kita membersiiringi industri manufaktur di Jawa Timur yang sudah 35 persen," tandasnya.
Lepas dari itu semua, lanjut Kofifah, memang ini menjadi kebutuhan kita untuk menjemput Indonesia Emas 2045. "Karena itu kita berharap, yang bisa disinergikan dengan Kementerian Keuangan untuk memberikan support LPDP. Karena proses rekruitmen semuanya oleh Kings College London," tandasnya lagi.
Kofifah menambahkan, bahwa Pemerintah Jawa Timur berharap ada kebutuhan untuk bisa memberikan penguatan SDM terutama pada digital future dan digital economy melalui master degree dari Kings College London.
"Mudah-mudahan ini bagian dari lompatan yang bisa memberikan penguatan tidak hanya bagi Jawa Timur, tetapi juga bagi Indonesia," ujarnya.
"Bayangkan saja kalau ranking 40 dunia, dan kita diberi kesempatan mendapat cangkok-an ilmunya dari King's College London. InsyaAllah ini akan menjadi pintu masuk percepatan penguatan kualitas SDM tidak hanya di Jawa Timur tetapi juga di Indonesia," katanya. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |