TIMES MALANG, MALANG – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman S1 Universitas Negeri Malang (UM) membagikan pengalaman mereka mengikuti kelas tambahan di hari libur, yang merupakan bagian dari penelitian untuk mengukur dampak kelas tersebut terhadap keterampilan mendengar, berbicara, dan kesadaran budaya mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jerman UM.
Dengan menggunakan metode eksperimental, penelitian ini menilai pemahaman bacaan dan keterampilan berbahasa serta membandingkan persepsi mahasiswa terhadap penggunaan sastra anak. Hasilnya diharapkan memberikan wawasan baru dalam mengembangkan metodologi pembelajaran bahasa Jerman yang lebih efektif, menarik, dan berbudaya, guna meningkatkan motivasi dan keterampilan berbahasa mahasiswa
Kelas tambahan ini dilaksanakan dua kali seminggu sejak 25 Juni, dibimbing oleh Dr. Dudy Syafruddin , SS, MA, dosen Departemen Sastra Jerman. Selama pembelajaran, mahasiswa mengulang materi yang kurang mereka pahami, serta memiliki kesempatan untuk meminta topik tertentu yang ingin dibahas lebih mendalam. Beberapa materi yang sering diulang termasuk, kata ganti orang, kasus Akkusativ, kasus Dativ, preposisi, dan yang terpenting adalah keterampilan berbicara melalui karya sastra.
“Saya dapat mengulang kembali materi yang kurang saya pahami sebelumnya. Skill berbicara, membaca, dan menulis saya juga dapat berkembang melalui latihan karya sastra. Penelitian ini memang baiknya dilaksanakan saat libur, karena jika tidak diulang. kami akan lupa mengenai materi-materi yang sudah dibahas. Hal yang tak kalah penting adalah karya sastra atau budaya jerman yang kami pelajari di sini,” jelas mahasiswa yang mengikuti kelas belajar tambahan, Diva Karina, Selasa (22/10/2024)
Kelas belajar tambahan ini dibatasi hanya untuk maksimal 15 mahasiswa, berbeda dengan kelas reguler yang biasanya diikuti oleh sekitar 25 mahasiswa. Dengan jumlah peserta yang lebih sedikit, pembelajaran menjadi lebih maksimal dan efektif.
Mahasiswa merasa lebih percaya diri saat mempraktikkan keterampilan berbicara, yang menjadi fokus utama dalam kelas ini. Mereka juga mengakui bahwa bahasa Jerman bukanlah bahasa yang mudah, sehingga diperlukan pengulangan materi agar pemahaman mereka lebih mendalam.
“Penelitian ini mengevaluasi pengaruh sastra anak terhadap keterampilan mendengar dan berbicara serta kesadaran budaya mahasiswa, berupaya mengembangkan metodologi yang lebih efektif dan menarik. Seperti melalui dongeng, komik, puisi dan karya sastra lainya,” jelas Dudy sebagai dosen peneliti.
Dengan hadirnya penelitian ini, diharapkan pengajaran bahasa Jerman di Universitas Negeri Malang dapat semakin berkembang melalui pendekatan yang mengintegrasikan sastra anak sebagai media pembelajaran. Penelitian ini tidak sekedar untuk latihan berbicara namun tentang pengaruh sastra anak terhadap keterampilan bahasa dan kesadaran budaya mahasiswa, tetapi juga menjadi dasar bagi pendidik untuk merancang kurikulum yang lebih menarik, kaya akan nilai budaya, dan relevan bagi mahasiswa. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman UM Perdalam Ketrampilan melalui Sastra Anak
Pewarta | : Raida Zharfa Amalia (MG) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |