TIMES MALANG, MALANG – Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD) Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang (UM) menggelar webinar nasional bertajuk Webinar Lentera 2025 melalui ZOOM Meeting, Minggu (13/04/2025).
Webinar ini mengusung tema “Aktualisasi Peran Mahasiswa dalam Merangkai Wacana Berita Berdasarkan Fakta dengan Retorika di Era Disrupsi” dengan menghadirkan dua pembicara utama, yaitu Thania Wahyu Anindita, A. Md., Kom., News Anchor JTV, dan Cicik Tri Jayanti, S. Pd., M.A., dosen Fakultas Sastra UM.
Dalam sambutannya, pembina HMD Sastra Indonesia UM, Ahmad Junaidi, S.S., M.A., menekankan pentingnya retorika sebagai seni dalam menyampaikan kebenaran secara meyakinkan.
Ia merujuk pada pemikiran Aristoteles, bahwa retorika bukan sekadar alat untuk memengaruhi, tetapi juga medium membangun pemahaman yang konseptual, terstruktur, dan edukatif.
“Retorika mengajarkan kita untuk bertanggung jawab atas kata-kata yang kita pilih. Dalam jurnalistik, ini sangat penting karena kita tidak sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga menjalin kedekatan dengan pembaca,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Evynurul Laily Zen, S.S., M.A., Ph.D., menyebut Lentera sebagai program yang bukan hanya menjadi ruang belajar, namun juga tempat untuk bertumbuh secara personal.
“Mahasiswa adalah problem solver. Kegiatan seperti ini harus menjadi bagian dari upaya pemecahan masalah dan wadah membentuk konsistensi serta tanggung jawab,” ujarnya.
Dalam pemaparannya, Thania Wahyu Anandita membagikan sejumlah tips dan trik menjadi pembawa berita profesional. Ia menekankan pentingnya penguasaan materi, suara yang matang, dan penampilan kamera face.
Thania juga memberikan latihan-latihan dasar seperti olah suara, artikulasi, intonasi, serta ekspresi tubuh dan postur profesional.
“Latih dengan merekam diri sendiri. Dari situ kita bisa tahu apakah ekspresi dan postur kita sudah tepat,” ujarnya.
Sementara itu, Cicik Tri Jayanti memaparkan pentingnya memahami perbedaan antara berita dan feature. Ia memperkenalkan konsep jurnalisme sastrawi, yakni teknik menulis yang memadukan ketelitian fakta dengan gaya penceritaan sastra.
“Jurnalisme sastrawi bukan jenis tulisan, tetapi teknik penulisan. Ia menjembatani antara berita dan feature, dengan karakteristik faktual, naratif, dan penuh kedalaman,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa menulis berita harus berlandaskan fakta, bersifat objektif, menarik, dan menggunakan struktur piramida terbalik. Sedangkan penulisan feature menonjolkan unsur riset, gaya naratif, human interest, serta detail sensorik yang kuat. (*)
Pewarta: Vania Kusumawardani Hidayat
Pewarta | : Vania Kusumawardani Hidayat (Magang MBKM) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |