TIMES MALANG, MALANG – Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 22 Kota Malang resmi memulai kegiatan belajar pada Senin (14/7/2025). Sekolah ini bertempat di BPSDM Jatim Kampus Kawi Kota Malang. SMRA ini hadir sebagai bagian dari program nasional pengentasan kemiskinan melalui pendidikan gratis dan berasrama.
Sebanyak 75 siswa dari berbagai daerah di Malang mengikuti hari pertama sekolah dengan antusias. Mereka disambut dengan apel pagi, sarapan gratis, hingga pemeriksaan kesehatan. Para siswa juga mulai menempati asrama yang telah disiapkan lengkap dengan berbagai fasilitas, mulai dari perlengkapan pribadi, seragam, alat ibadah, hingga konsumsi tiga kali sehari.
Direktur Sekolah, Rahmah Dwi Nor Wita Imtikhanah, menyampaikan bahwa SRMA 22 mengusung sistem boarding school berbasis karakter, yang bertujuan membentuk siswa tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga kuat secara mental dan sosial.
“Selama tiga bulan pertama, fokus pembelajaran diarahkan pada penguatan karakter, kedisiplinan, keterampilan sosial, dan kepemimpinan,” jelas Wita.
Fasilitas sekolah ini ditanggung penuh oleh negara, termasuk potensi pemberian laptop bagi seluruh siswa. Dalam pembukaan sekolah, siswa telah menerima alat mandi dan kebutuhan dasar lainnya. Seragam dan perlengkapan tambahan akan menyusul diberikan secara bertahap.
Program Sekolah Rakyat merupakan inisiasi nasional yang dijalankan Kementerian Sosial RI, dengan Jawa Timur sebagai salah satu provinsi pelaksana utama. Dari total 63 Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia, sebanyak 12 di antaranya berada di Jawa Timur.
Yusmanu, perwakilan Dinas Sosial Jatim dan PIC SRMA 22 Malang, menegaskan bahwa program ini menyeleksi siswa berdasarkan tingkat kemiskinan, bukan nilai akademik.
“Yang kami cari adalah anak-anak dari keluarga paling miskin. Ini program berbasis kemanusiaan, tanpa memandang nilai rapor,” ungkap Yusmanu.
Yusmanu juga menyebut, ke depan pemerintah telah menyiapkan lahan tetap untuk pengembangan sekolah ini di kawasan Srigi, Kebonagung, Kabupaten Malang.
“Target program ini adalah mencetak generasi yang mampu keluar dari rantai kemiskinan, baik melalui pendidikan tinggi maupun dunia kerja,” tambahnya.
Program SRMA 22 Kota Malang ini mendapat sambutan hangat dari para orang tua. Salah satunya, Dwiyono, warga Pagelaran, yang merasa lega anaknya bisa melanjutkan pendidikan tanpa membebani keluarga.
“Alhamdulillah, ini sangat membantu. Kami benar-benar terbantu oleh adanya Sekolah Rakyat ini,” ujarnya.
Program ini juga didukung penuh oleh para guru yang berharap dapat memberikan kontribusi maksimal, tidak hanya untuk pendidikan tetapi juga untuk perubahan sosial. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |