TIMES MALANG – SMK Negeri Pringkuku, Pacitan, Jawa Timur, berhasil menyabet penghargaan prestisius sebagai Sekolah Penggiat Literasi Nasional 2025.
Penghargaan ini diberikan dalam ajang Anugerah Literasi Nasional yang diselenggarakan oleh Ikatan Guru Inovator Nasional (IGINOS) di Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Timur pada 16 Februari 2025.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif dan kepemimpinan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMK Negeri Pringkuku, Indra Prastowo, S.Pd., M.Pd.
“Kami terus berkomitmen dalam membangun budaya literasi yang kuat di sekolah. Program yang kami jalankan melibatkan seluruh elemen, mulai dari siswa, tenaga pengajar, hingga orang tua,” ujarnya, Jumat (21/2/2025).
Sebagai sekolah yang telah mendapat pengakuan nasional, SMK Negeri Pringkuku menyiapkan berbagai langkah strategis guna mempertahankan predikat Sekolah Penggiat Literasi.
Beberapa di antaranya adalah:
1. Mengembangkan Program Literasi Berbasis Teknologi
Sekolah akan terus memperkuat program literasi dengan memanfaatkan teknologi digital, seperti e-book, jurnal daring, serta aplikasi pembelajaran berbasis literasi.
Pemanfaatan media digital ini diharapkan dapat meningkatkan minat baca dan menulis di kalangan siswa.
2. Pelatihan Berkelanjutan bagi Guru
Guru sebagai ujung tombak pendidikan akan diberikan pelatihan rutin terkait metode pembelajaran literasi yang inovatif.
“Kami ingin memastikan bahwa para pengajar selalu mengikuti perkembangan zaman, terutama dalam literasi digital dan pengajaran berbasis teknologi,” kata Indra Prastowo.
3. Kolaborasi dengan Komunitas dan Dunia Industri
SMK Negeri Pringkuku juga berupaya menjalin kerja sama dengan komunitas literasi dan dunia industri guna memberikan pengalaman nyata bagi siswa.
Melalui proyek-proyek literasi berbasis praktik, siswa diharapkan mampu mengaplikasikan keterampilan mereka di dunia kerja.
Sebelum dinobatkan sebagai Sekolah Penggiat Literasi Nasional 2025, SMK Negeri Pringkuku harus memenuhi berbagai kriteria ketat yang mencakup aspek berikut: Penilaian meliputi sejauh mana program literasi diterapkan secara sistematis dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler.
Keterlibatan guru, siswa, dan orang tua menjadi faktor utama dalam menciptakan budaya literasi yang inklusif dan berkelanjutan. Penggunaan teknologi digital dan metode kreatif dalam pembelajaran literasi menjadi poin penting dalam proses penilaian.
Pengukuran dampak literasi terhadap peningkatan kompetensi siswa dalam membaca, menulis, serta berpikir kritis juga menjadi pertimbangan utama dalam penghargaan ini.
Dengan diraihnya penghargaan ini, SMK Negeri Pringkuku semakin termotivasi untuk terus berkembang. “Kami tidak hanya ingin unggul dalam literasi, tetapi juga dalam membentuk karakter dan kompetensi siswa yang siap bersaing di tingkat nasional,” tutur Indra Prastowo.
Ke depan, SMKN Pringkuku juga berencana memperluas jaringan kerja sama dengan lebih banyak pihak, meningkatkan program literasi berbasis proyek, serta terus mengembangkan metode pembelajaran yang lebih inovatif.
"Diharapkan SMK Negeri Pringkuku, Pacitan mampu menjadi percontohan dalam membangun budaya literasi di Indonesia," pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: SMK Negeri Pringkuku Pacitan Dinobatkan sebagai Sekolah Penggiat Literasi Nasional 2025
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |