https://malang.times.co.id/
Pendidikan

SMA Dempo Malang Lestarikan Budaya Lewat Eskul Gamelan dan Karawitan

Selasa, 21 November 2023 - 10:24
SMA Dempo Malang Lestarikan Budaya Lewat Eskul Gamelan dan Karawitan Siswa-Siswi SMAK Dempo Malang saat latihan gamelan/karawitan yang dilaksanakan di sekolah. (Foto : Shofaa Qurrota A'yun/TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Tidak banyak sekolah di Malang Raya yang memiliki kegiatan ekstrakurikuler gamelan dan karawitan. Selain perangkat set alat musiknya yang mahal hingga ratusan juta rupiah, peminat kesenian tradisional ini juga minim karena kerap dianggap jadul dan tidak keren.

Di Kota Malang, salah satu sekolah yang setia merawat kesenian luhur ini adalah adalah SMAK st. Albertus Malang atau yang terkenal dengan nama SMA Dempo. 

Purwo, pelatih ekskul gamelan dan karawitan mengatakan, kehadiran eskul gamelan di SMA Dempo seperti oase karena menjadi wadah dan upaya melestarikan budaya. 

SMAK-Dempo-2.jpg

"Anak-anak yang masuk ekskul ini biasanya untuk mendalami karawitan dan murni dari bakat dan minat anak-anak sendiri. Jadi, tidak ada paksaan,” ujar Purwo kepada TIMES Indonesia, 16 November 2023 lalu.

Kehadiran pelajaran gamelan dan karawitan ini juga memunculkan keuntungan tersendiri. Para siswa sekaligus belajar bahasa Jawa.  

"Pelajaran bahasa Jawa di SMA Dempo tidak ada. Maka dari itu, dijadikan satu dengan karawitan, gamelan, juga pedalangan. Otomatis memakai bahasa Jawa. Jadi, siswa-siswi Dempo harus mau tidak mau mengakui bahwa bahasa Jawa adalah bahasa ibu yang harus kita pelajari," ucapnya.  

Ekstrakurikuler gamelan diikuti 33 siswa dari kelas 10 dan 11. Siswa menjalani latihan dalam dua sesi. Sesi pertama latihan pada hari Kamis dan sesi kedua latihan pada hari Jum’at.

SMA Dempo juga sudah memiliki berbagai fasilitas alat musik untuk mendukung ekskul ini karena memiliki satu set gamelan. Mulai pelog, salendro, demung, saron, gambang, kenong, slenthem, gender, bonang babok, bonang penerus, rebab, kendang, dan gong. Ada juga wayang kulit, dan wayang wahyu.

Purwo menekankan bahwa ekstra gamelan ini memang dipersiapkan untuk anak-anak khusus lomba. Yaitu, lomba Macapat, Parikan, Karawitan, dan Pedalangan. Untuk sementara yang sedang berjalan adalah pedalangan saja. Tapi kedepannya akan mengikuti lomba di Malang atau di luar Malang.

“Untuk semester pertama itu lagunya masih berkisar di lancaran. Kemudian semester berikutnya lagu ladrang, berikutnya ketawang, dan kemudian yang terakhir adalah gendhing. Gendhing itu sudah berupa garapan dan juga dikombinasi dengan musik band dan angklung sehingga menjadi campursari. Untuk 1 lagu itu biasanya latihan berkisar 2 sampai 3 pertemuan. Tapi kalau untuk lomba, biasanya 1-2 lagu itu 1 pertemuan harus selesai.” Imbuh Purwo.

Pelatih sekaligus pembina yang sudah menekuni gamelan sejak 5 SD itu berharap dengan adanya ekstrakurikuler gamelan ini. Anak-anak bisa maju pesat menguasai kesenian tradisional dan mencintai, merasakan, juga menularkan kepada lingkungan di luar sekolah sehingga anak-anak SMA Dempo memiliki nilai-nilai khusus yang diharapkan bisa menjadi contoh anak-anak di luar SMA Dempo.

SMAK-Dempo-3.jpg

Salah satu anggota grup karawitan SMA Dempo, Elfrado Dee Vernandacello bersyukur bisa belajar gamelan dengan mudah di sekolah. Menurutnya, upaya pelestarian kesenian tradisional harus terus dilakukan.

“Menurut saya, ekskul ini sangat bermanfaat karena, teman-teman sebelum masuk kesini belum tahu gamelan, wayang, dan lain lain itu. Lalu begitu masuk sini mereka menjadi tahu dan bisa bermain juga. Selain itu, menjadi upaya melestarikan budaya,” ungkap siswa kelas 11 yang akrab disapa Cello ini.

Remaja kelahiran Malang, 11 Maret 2007 ini sudah tertarik dengan gamelan sejak kecil. Ekskul karawitan ini dirasa sangat cocok dengannya karena ia bisa mengembangkan minat dan bakat yang ia miliki.

“Tantangan dari ikut ekskul ini adalah karena, teman-teman itu belum ada bayangan bermain gamelan itu bagaimana. Jadi, agak susah pas awal tapi lama-kelamaan kita mengikuti saja. Selain itu, tantangannya adalah sesuai dengan tujuan mainnya. Kalau tujuannya untuk karawitan berarti hanya bermain musiknya saja, mungkin bisa lebih mudah. Tapi kalau seperti event dempo fair kemarin kombinasi antara karawitan dan wayang, mungkin itu menjadi sedikit tantangan juga.” Imbuh Cello.

Tim karawitan SMA Dempo sudah beberapa kali tampil dalam beberapa acara internal sekolah. Salah satunya adalah acara Dempo Fair yang diadakan rutin setiap tahun oleh SMA Dempo. Walaupun hanya berlatih dengan keterbatasan waktu tapi, ekskul karawitan ini sukses membius semua orang yang mendengarkan dengan alunan musik tradisional dan wayangan.

Gamelan adalah instrumen musik Jawa yang terdiri dari beberapa alat musik yang dibunyikan secara bersama-sama. Alat musik tradisional ini masih eksis dalam berbagai acara adat hingga kesenian.

Sedangkan karawitan jika ditilik dari suku katanya itu terdiri dari ‘rawit’ yang berarti merakit. Semua alat musik ini diracik jadi satu dan dikumpulkan sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh hingga bisa dinikmati dan bisa dijadikan hiburan. Sehingga orang-orang yang mendengarkan akan menyebut bahwa gamelan itu musik surgawi. (*)

Pewarta : Shofaa Qurrota A'yun (PKL)
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.