https://malang.times.co.id/
Pendidikan

Dosen FP UB Kembangkan Jagung Raja R7, Produktivitas Capai 16 Ton per Hektare

Rabu, 11 September 2024 - 13:03
Dosen FP UB Kembangkan Jagung Raja R7, Produktivitas Capai 16 Ton per Hektare Tim Dosen FP UB Bersama mahasiswa dan warga saat berada di lokasi uji coba pengembangan jagung Raja R7 di Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. (Foto: Humas UB)

TIMES MALANG, MALANG – Guna meningkatkan produktivitas komoditas jagung, tim dosen dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) saat ini sedang mengembangkan varietas jagung jenis baru yang diberi nama Raja R7. Jagung Raja R7 sendiri merupakan hasil pemulia Universitas Brawijaya bekerja sama dengan perusahaan swasta.

Pengembangan varietas Jagung Raja R7 kini sedang di uj cobakan di lahan seluas satu hektar di Satuan Permukiman Transmigrasi Kapitan Meo, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, oleh tim dosen yang diwakili oleh Dr. Budi Waluyo, SP. MP bersama warga dan mahasiswa.

Dr. Budi Waluyo, SP. MP sebagai pemateri dan pendamping menjelaskan tentang percepatan kemandirian masyarakat transmigran melalui optimalisasi pengelolaan pemasaran komoditas Jagung Raja R7 di Kapitan Meo yang berada pada Perbatasan Indonesia dan Timor Leste.

“Hasil diskusi dengan kepala Dinas pertanian Malaka menginginkan produktifitas Jagung Raja R7 bisa mencapai sebanyak 12-16 ton per hektar. Dan dari percobaan yang telah dilakukan di beberapa daerah dengan benih Jagung Raja R7 bisa menghasilkan 16 ton per hektare asalkan ada input berupa pupuk," ucapnya.

Dia menjelaskan, secara rata-rata produktivitas jagung ini sudah sesuai dengan target yang diharapkan. Yakni 12 ton per hektar. Dia menyebut, bahwa Jagung Raja R7 ini juga bisa dijadikan sebagai tanaman pakan ternak dan bisa jadikan silase. Jika di jadikan silase produktivitasnya mecapai 35-40 ton per hektare.

"Harapannya, jika menghasilkan tinggi tentu bisa diolah menjadi industri masyarakat sedangkan silase nya bisa menjadi pakan ternak. Kedepannya kami dari universitas dan Dinas berharap wilayah Kapitan Meo menjadi salah satu pusat unggulan apapun yang berdampak pada masyarakat,” kata Budi.

Malaka khususnya Trans Kapitan Meo dipilih menjadi lokasi karena  sumber daya alamnya bagus, tanah subur namun mempunyai keterbatasan di bidang pengairan. Sehingga, jika dikelola saat musim hujan tentu hasilnya bisa dinikmati.

Kegiatan ini melibatkan Kampus Brawijaya, Kampus Undana juga dari Dinas transmigrasi dan Pertanian. Zelain itu kegiatan ini merupakan bagian dari Program Dana Padanan 2024 – Kedaireka tentang Percepatan Kemandirian Masyarakat Transmigran Melalui Optimalisasi Budidaya, Pengolahan, dan Pemasaran Komoditas Jagung Raja R7 di Kawasan Transmigrasi Perbatasan Indonesia-Timor Leste. (*)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.