https://malang.times.co.id/
Sosok

Sugeng 'Om Gun' Widodo, Konsisten Merawat Lingkungan dari Keteladanan dan Edukasi

Rabu, 26 November 2025 - 16:20
Sugeng Widodo, Konsisten Merawat Lingkungan dari Keteladanan dan Edukasi Sugeng Widodo, pendiri Kaliku (Kelompok Aktivis Lingkungan Hidup dan Kelestarian Budaya) Pakisaji Malang, santai di tumpukan sampah di sela bersih sungai di Sukoraharjo Kepanjen, Kabupaten Malang, belum lama ini. (FOTO: for TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Sebuah teras samping rumah bertuliskan Kaliku, berada di ujung gang kecil di Desa Pakisaji. Tepatnya di Jalan Pahlawan Bajuri RT 02 RW 01, Desa Pakisaji, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.

Lokasinya berada paling ujung gang, sekitar 100 meter dari jalan desa daerah setempat. Meski berdempetan dengan pekarangan, tempat dan lingkungan sekitar rumah sederhana tersebut tampak bersih. 

umpukan-sampah-di-sela-bersih-sungai.jpg

Rumah tersebut milik Sugeng Widodo, pendiri Kaliku (Kelompok Aktivis Lingkungan Hidup dan Kelestarian Budaya) yang merupakan basecamp kelompok aktivis dan relawan lingkungan.

Komunitas Kaliku besutan Sugeng ini didirikan sejak Oktober 2019 silam, yang berfokus pada berbagai hal. Terutama pada masalah lingkungan dan kebersihan sungai. 

Sugeng menyampaikan, kegiatan awal yang menjadi gerakan Kaliku adalah membersihkan sampah sungai yang berada di samping masjid pertaman dan tertua yang ada di Desa Pakisaji. Yakni, Masjid AL Khasani yang bediri di Jalan Pahlawan Badjuri Pakisaji yang masih dalam satu wilayah RT yang sama. 

umpukan-sampah-di-sela-bersih-sungai-a.jpg

"Awalnya Saya turun sendirian, prihatin melihat sungai yang dulu dimanfaatkan airnya sebagai tempat wudlu leluhur, berubah jadi tempat pembuangan sampah. Maka, motivasi Saya membersihkannya ingin mengembalikan fungsi sungai serta menghargai warisan tokoh leluhur Pakisaji," terangnya kepada TIMES Indonesia, Selasa (25/12/2025). 

Anggota yang tergerak bergabung Kaliku akhirnya melakukan kegiatan rutinan, seperti membersihkan Sungai Anak Metro. Sampah yang menumpuk di sungai, kata Sugeng, bisa terbawa banjir hingga ke Bendungan Sengguruh. 

Menurutnya, kali atau sungai memiliki banyak sekali manfaat. Sejak zaman nenek moyang, sungai sudah digunakan untuk segala macam aktivitas dan juga disakralkan. 

"Sangat miris ketika melihat sungai yang kotor tak dapat diperuntukkan sebagaimana mestinya," ungkap Om Gun, sapaan karibnya. 

Kaliku sendiri awal terbentuknya bermula dari kesadaran beberapa warga masyarakat. Tetapi seiring berjalannya waktu, banyak masyarakat yang ikut serta dalam pembersihan sungai agar dapat digunakan sebagaimana mestinya. 

"Jadi awalnya dari kesadaran masyarakat. Hanya beberapa orang. Ada Saya, Pak Udin, Mas Samsul, Pak Jikin, Pak Jiono. Hanya sekitar 5 orang  di bulan Agustus 2019. Karena saat itu kondisi sungai cukup parah, kami membersihkan sungai biar bisa berfungsi semestinya. 

Kemudian banyak muda-mudi, yang ikut bergabung, akhirnya sepakat berinisiatif membikin komunitas ini. Bersama sejumlah warga relawan Kaliku, Sugeng mengaku tak segan melakukan perbaikan atau pembersihan di sungai.

"Nah, orang biar sungkan dengan sendirinya untuk membuang sampah ke sungai. Itu cara kami menggugah kesadaran. Akhirnya sekarang tidak ada lagi yang membuang sampah sembarangan," ungkapnya. 

Peduli Sampah Sungai dan Vegetasi Sempadan

Aktivitas dan kepedulian Sugeng dan kawan-kawan tidak sesaat, dan terus berlanjut sampai sekarang. Selama tahu 2025 ini, beberapa kali kegiatan besar melibatkan banyak relawan dan pihak yang sudah dilakukan Komunitas Kaliku.

Di antaranya, penanaman pohon di bantaran Kali Sukun Desa Curungrejo, Kepanjen, dan bersih aliran sungai Sukun di wilayah Desa Sukoraharjo, Kepanjen, melibatkan kurang lebih 3.000 personel.

Kegiatan Kaliku juga meluas ke daerah ini, seperti bersih sungai di Desa Sitirejo, Kecamatan Wagir, tanam pohon di Desa Sidodadi, Kecamatan Gedangan, juga bersih sampah di pesisir Pantai Sendangbiru, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. 

Bahkan, lanjut Sugeng, Kaliku juga telah merintis Sekolah Sungai dengan kegiatan bersih sungai dan tanam pohon di wilayah Desa Kertosari, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, juga Susur Sungai Brantas Malang Raya. 

"Secara umum, tetap perlu edukasi dan fasilitasi masyarakat dalam penanganan sampah di Sungai," kata Om Gun. 

Dorong Masyarakat Berdaya Dari Lingkungan 

Komunitas Kaliku menjadi satu wadah warga, untuk peduli terhadap permasalahan yang ada di tengah masyarakat terutama terkait lingkungan, kemudian berkembang pula pada kepedulian budaya, pendidikan, sosial dan lainnya.

Om Gun menambahkan, Kaliku kini tidak hanya melestarikan lingkungan di sungai atau kali. Tetapi termasuk juga bagaimana keseharian masyarakat sekitar yang wajib diperhatikan. 

Dalam menjalankan upaya tersebut, menurutnya Kaliku juga turut mengajak masyarakat sekitar, terutama generasi muda untuk berkecimpung dalam kegiatan yang Kaliku laksanakan. Terutama pada masalah lingkungan, juga budaya, hingga sosial ekonomi masyarakat.

“Sebagai landasan awal kegiatan, kami memang dari membersihkan kali yang ada di lingkungan kita sendiri,” tutur Om Gun.

Selama ini, kegiatan Komunitas Kaliku semakin berkembang dan semakin meluas. Menurut Om Gun, Kaliku sekarang tidak hanya tentang sungai, namun juga berkegiatan yang bertujuan untuk terus memberdayakan masyarakat.

“Terutama bagi anak-anak muda untuk dapat berpikir progresif dan tidak individualisme. Mengingat, hidup bermasyarakat artinya harus berjejaring dan membangun jaringan,” tandasnya.

Dalam hal ini, kata Om Gun, masyarakat semestinya bisa berdaya di lingkungannya sendiri. Sebab itu, kerapkali Kaliku membuka ruang pelatihan atau sosialisasi.

Sebagai contoh giat pengembangan UMKM masyarakat sekitar, atau pun tentang pemanfaatan lahan penanaman atau budidaya.

“Jadi tidak harus bekerja di luar daerah, tapi juga bisa menggali potensi di lingkungan sekitar. Saya percaya, ketika Tuhan menghidupkan kita di sini, berarti dicukupi kebutuhan untuk hidup di sini,” kata pria asal Kota Batu ini.

Organisasi Relawan Tanpa Bantuan Bersyarat

Menurut Om Gun, Kaliku merupakan organisasi berbasis sosial dan tidak menerima bantuan jika ada syarat. Tetapi yang memberi bantuan ikhlas akan diterima. 

"Kalau ada orang mau memberi, kami terima. Kalau ada orang mau bersedekah apa pun, kami terima. Tapi kami nggak mau, kalau dibantu dengan ada syarat apa pun. Kami di sini sosial, tanpa syarat. Jadi, kalau mereka mau membantu tanpa syarat, ikhlas, monggo," tandasnya.

Kaliku berkeinginan agar dapat berguna bagi bangsa dalam hal lingkungan, terutama kebersihan kali atau sungai. 

"Kami pingin berguna bagi semuanya, bagi bangsa ini. Ya ini wujud pengabdian kami.  Kami  nggak pingin seperti apa, kami mengalir aja. Yang penting bukan soal politik. Kami nggak mau itu," kata Sugeng. (*) 

Pewarta : Khoirul Amin
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.