TIMES MALANG – Kabut pagi masih menggantung tipis di antara pepohonan pinus ketika Hendro Sumardiko menuntun ketiga anaknya menyusuri jalan setapak di Lembah Bromo Ledok Amprong, Poncokusumo, Kabupaten Malang.

Akhir pekan itu, kawasan kaki Gunung Bromo terasa lebih hidup. Tenda-tenda glamping berdiri rapi, aroma kopi dan kayu bakar bercampur dengan udara pegunungan yang dingin dan bersih.

Bagi Hendro, wisata alam ini bukan sekadar tempat berlibur, tetapi ruang untuk kembali menyatu dengan keluarga.

“Kami sengaja cari tempat yang tenang, tapi tetap ada aktivitas seru untuk anak-anak. Di sini lengkap. Bisa glamping, bisa main air di sungai, suasananya juga masih alami,” ujar Hendro, wisatawan asal Malang, saat ditemui TIMES Indonesia, akhir pekan lalu, Sabtu (20/12/2025).

Surga Kecil di Jalur Wisata Bromo

Lembah Bromo Ledok Amprong dikenal sebagai salah satu destinasi alternatif di kawasan Bromo. Berada tak jauh dari jalur utama menuju Gunung Bromo, kawasan ini menawarkan lanskap sabana hijau, hutan pinus, serta aliran Sungai Amprong yang jernih dan mengalir deras di antara bebatuan alami.

Alih-alih hiruk-pikuk destinasi utama, Ledok Amprong justru memberi pengalaman yang lebih personal. Pengunjung bisa merasakan suasana pedesaan pegunungan yang tenang, dengan latar suara air sungai dan desir angin yang berhembus dari lereng gunung.

Glamping: Nyaman, Hangat, dan Ramah Keluarga

Hendro dan keluarganya memilih glamping sebagai cara menikmati alam tanpa harus repot mendirikan tenda sendiri. Tenda glamping yang tersedia sudah dilengkapi kasur empuk, selimut tebal, dan colokan listrik.

“Anak-anak tetap bisa merasakan tidur di alam, tapi orang tua juga nyaman. Malam hari dingin, tapi justru itu yang bikin pengalaman liburan jadi berkesan,” katanya.

Saat malam tiba, suasana berubah menjadi hangat dan intim. Api unggun menyala, suara tawa terdengar dari beberapa tenda, dan langit gelap bertabur bintang menjadi atap alami bagi para wisatawan.

River Tubing, Favorit Anak dan Orang Tua

Keesokan paginya, Sungai Ledok Amprong menjadi pusat aktivitas. Hendro dan keluarganya mengikuti river tubing, salah satu daya tarik utama di kawasan ini. Dengan menggunakan ban pelampung, helm, dan rompi keselamatan, mereka menyusuri sungai yang berkelok di bawah naungan pepohonan.

“Awalnya saya kira ini cuma cocok buat anak muda. Ternyata aman dan seru juga buat keluarga. Anak-anak senang sekali, tapi tetap terkontrol karena ada pemandu,” ujar Hendro sambil tersenyum.

Arus sungai yang tidak terlalu ekstrem membuat aktivitas ini ramah bagi pemula. Sesekali ban terbawa arus lebih deras, lalu melambat di bagian sungai yang melebar. Di sepanjang perjalanan, pengunjung disuguhi pemandangan tebing hijau dan suara alam yang menenangkan.

Wisata Alam yang Memberi Pengalaman

Menurut wisatawan lainnya, Tutus Sugiarto, Lembah Bromo Ledok Amprong menawarkan pengalaman wisata yang berbeda dibanding tempat liburan keluarga pada umumnya.

“Di sini bukan cuma datang, foto, lalu pulang. Ada prosesnya. Anak-anak belajar dekat dengan alam, kami juga bisa benar-benar istirahat dari rutinitas,” katanya.

Ia berharap kawasan wisata seperti Ledok Amprong terus dijaga kelestariannya, baik oleh pengelola maupun wisatawan.

“Kalau alamnya tetap terawat, tempat seperti ini bisa jadi destinasi favorit keluarga, bukan hanya dari Malang, tapi juga dari luar daerah,” ujarnya.

Keberadaan Lembah Bromo Ledok Amprong memperkaya pilihan wisata di kawasan Bromo. Tidak semua wisatawan datang untuk mengejar matahari terbit atau lautan pasir.

Sebagian, wisatawan yang datang bersama keluarga justru mencari ketenangan, kebersamaan, dan pengalaman alam yang lebih intim.

Di tengah tren wisata cepat dan serba instan, Ledok Amprong menawarkan jeda. Sebuah ruang untuk memperlambat langkah, mendengarkan alam, dan membangun kenangan bersama keluarga — tepat di kaki Gunung Bromo.(*)