TIMES MALANG, MALANG – Gelar Pasar Kain Nusantara telah digelar selama 8 hari di Plaza Sarinah Malang dan hari Minggu (6/11/2022) merupakan hari terakhir serta penutupan pagelaran tersebut. Ditutup dengan acara lomba fashion show anak-anak penutupan kegiatan ini berjalan meriah.
Acara yang diselenggarakan oleh KCBI atau Komunitas Cinta Berkain Indonesia ini mengusung dan mengajak semua orang untuk terus mencintai, serta mengembangkan kain-kain etnik khas Indonesia yang kini semakin banyak dikenal oleh semua kalangan. Tidak hanya dengan model yang tradisional saja, segala macam desain, gaya, serta disesuaikan dengan model masa kini semuanya terangkum dalam acara besar ini.
Terdapat lebih dari 22 anak-anak peserta lomba fashion show Gelar Pasar Kain Nusantara, mulai dari PAUD hingga remaja SMP. Peserta yang didominasi kalangan anak-anak ini mengenakan banyak macam model dan gaya. Tentunya dengan membawakan tema kain nusantara.
Mereka juga memakai berbagai ragam macam batik dan kain etnik dari beberapa daerah. Diantaranya Batik Papua, Batik Lurik, Batik Pekalongan, Batik Jogja, Shibori, Tenun, dan masih banyak lagi.
Kain-kain nusantara yang peserta lomba pakai memiliki model serta gaya sangat bagus. Ada yang bermodel gaun, kemeja, serta setelan jas, bandana yang juga terbuat dari kain tenun khas Kalimantan. Ada juga yang mengenakan outer atau luaran batik yang dikombinasi dengan tudung kepala.
Kontestan juara 1 fashion show. (Foto: Wilda/Times Indonesia)
"Semua peserta kali ini sangat luar biasa, karena mengenakan wastra nusantara, seperti tenun dan batik. Bisa digunakan dengan model yang sesuai usianya", ucap Arin anggota senior KCBI.
Tanpa rasa takut ataupun malu-malu, anak-anak calon model andal yang mengikuti lomba kali ini sangat antusias. Meskipun masih sangat muda mereka tak ragu mengeluarkan ekspresi serta berlenggak-lenggok dengan anggun didepan juri dan semua penonton.
"Ini acara bagus sekali dan harus diapresiasi seluruh kalangan masyarakat, karena mengangkat kain-kain daerah nusantara. Jadi mulai dari kain-kain yang hanya taunya Batik, Tenun, itu muncul beberapa kain yang tidak kita ketahui dan disini semuanya ada," jelas John Cataleya, juri dan ketua Asosiasi Modeling Malang.
Dengan diadakannya lomba fashion show tema kain nusantara diharapkan dapat memberikan edukasi kepada anak-anak tentang adanya kain-kain tradisional Indonesia yang sangat bagus juga dikenakan oleh anak-anak.
Demo menghias kalung etnik. (Foto: Wilda/Times Indonesia)
Banyak kain asli nusantara yang masih jarang diketahui masyarakat Indonesia. Contohnya kain Tapis dari Lampung, Ulos dari Lombok Timur, Tenun bali, Shibori, dan Jumputan. Dengan banyaknya kearifan lokal tersebut kita sebagai masyarakat Indonesia harus terus mengembangkan dan mempertahankannya bukan?
Selain acara fashion show, penutupan Gelar Pasar Kain Nusantara juga dimeriahkan dengan demo menghias kalung etnik. Kalung etnik hias ini memanfaatkan kain-kain sisa dari penjahit, atau kain perca. Kain ini dijahit dan dibentuk menyerupai sedotan panjang, lalu diberi isi sumbu kompor yang mengkokohkan kain tersebut hingga membentuk menjadi kalung etnik dengan nilai jual tinggi. (*)
Pewarta | : Wilda Al Khusna Maulani (MG-442) |
Editor | : Irfan Anshori |