TIMES MALANG, MALANG – Prodi Bahasa dan Sastra Arab UIN Maliki Malang kembali menggelar pementasan masrohiyyah atau drama. Pentas seni diadakan Rabu (6/12/2023) malam di Aula Gedung C Lantai 3 UIN Maliki Malang.
Masrohiyyah ini merupakan bagian dari praktik mata kuliah Fan Al masrohiyyah (seni drama) mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Arab semester 7 UIN Maliki Malang yang diampu oleh Ustaz Ghufron Hambali. Adapun mahasiswa yang terlibat saat ini adalah mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab angkatan 2020 yang nama angkatannya dikenal dengan sebutan Awizra.
Ustaz Ghufron Hambali selaku dosen pengampu mata kuliah Fan Al masrohiyyah menyatakan, mata kuliah Fan Al masrohiyyah (seni drama) sangat penting karena ada beberapa tujuan pembelajaran, yang pertama aspek bahasa yaitu praktek penerapan bahasa arab, aspek psikis yaitu bisa membentuk karakter mahasiswa menjadi pecaya diri. "Dan dengan adanya pementasan itu dapat memberikan kesan dan pesan yang terkandung di dalamnya kepada orang banyak," ucapnya.
Isroro selaku ketua pelaksana menjelaskan, persiapan pementasan masrohiyyah ini berlangsung selama satu bulan setengah, yang dimulai dari pertengahan Oktober. Adapun tema yang dibawakan bersifat horor dengan judul "rumah hantu" atau dalam bahasa arab "Baitul Asybah". Aktor yang berperan dalam pementasan masrohiyyah ini berjumlah 12, yang terdiri dari 7 hantu dan 5 manusia biasa.
Meskipun bertema horor, suasana saat itu tidak begitu menakutkan. Aktor para hantu yang dimaksud di dalamnya tidak sebenar - benarnya hantu pada umumnya. Sebab, para hantu tersebut banyak melakukan aksi kocak sehingga membuat para penonton tertawa ketika menyaksikannya.
Sedikit gambaran, masrohiyyah ini menceritakan tentang sebuah kompleks kuburan keramat yang disalahgunakan oleh manusia. Seperti membuang sampah sembarangan, melakukan perbuatan yang tidak senonoh, melakukan persembahan dan pertogelan. Perbuatan manusia ini membuat para penghuni ghaib komplek tersebut marah. Hingga akhirnya para setan bersekongkol untuk memberi pelajaran kepada manusia-manusia tersebut agar tidak seenaknya melakukan perbuatan yang tidak baik.
Pementasan masrohiyyah ini mengajarkan kita untuk menghormati tempat-tempat apapun dimanapun kita berada. Termasuk tempat keramat yang dimana ada kehidupan makhluk lain didalamnya. Seperti yang sudah disampaikan dalam penggalan kalimat narasi masrohiyyah ini "Jangan usik apa yang tidak terlihat". (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Mahasiswa Sastra Arab UIN Malang Tampilkan Masrohiyyah Bertema Horor Semi Komedi
Pewarta | : Hanum Dinda Ayu Fardila (MBKM) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |