TIMES MALANG, MALANG – Tradisi Hari Raya Idul Fitri di Cina cukup menarik. Umat Muslim di China punya tradisi unik untuk merayakannya.
Usai shalat Ied di masjid atau lapangan, umat Islam berkumpul untuk makan bersama sekaligus ajang silaturahmi keluarga, kerabat dan umat Islam lainnya.
Kuliner mie atau Lamian hampir jadi kuliner wajib yang dihidangkan saat merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Lamian adalah kuliner mie buatan tangan yang ukurannya cukup panjang. Kuliner ini disajikan bersama sup daging sapi ataupun domba. Ada juga yang disajikan dengan digoreng dan ditambahkan saus tomat sebagai pelengkapnya.
Lamian bagi umat Islam di China adalah simbol panjang umur.
Bagi umat islam di China Utara, mereka menyajikan makanan yang terbuat dari daging sapi. Sedangkan di China Selatan, mereka cenderung memilih olahan ikan laut, angsa, ataupun bebek untuk hidangannya.
Perbedaan tersebut terjadi karena kondisi geografis. Di China Selatan memang ada tradisi tidak boleh menyembelih hewan ternak sebagai makanan. Tradisi itu masih berlaku sampai saat ini.
Menari bersama saat Hari Raya Idul Fitri
Saat berkumpul merayakan Hari Raya Idul Fitri, ada sebagian umat Islam di China yang meramaikannya dengan menari bersama. Tradisi unik ini membuat perayaan Idul Fitri di China meriah sekali.
Dan ada satu tradisi saat lebaran yang tak pernah ditinggalkan oleh mereka, yakni upacara khusus untuk mengirim doa kepada umat Islam pendahulu yang sudah meninggal saat mereka hidup dalam kekuasaan Dinasti Qing.
Tradisi nenek moyang ini sampai saat dilaksanakan dangan sangat khidmat.
Ada tradisi unik lain saat Hari Raya Idul Fitri di Xinjiang. Pria Muslim di daerah ini akan mengenakan pakaian jas dan kopiah putih. Sementara yang wanita memakai pakaian muslim khas China dengan kerudung setengah tertutup.
Tradisi saat Hari Raya Idul Fitri ini tetap dipertahankan Umat islam di Xinjiang sampai saat ini. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Uniknya Tradisi Hari Raya Idul Fitri di China
Pewarta | : |
Editor | : Faizal R Arief |