TIMES MALANG, PASURUAN – Di tengah krisis keanekaragaman hayati, 18 jurnalis anggota Forum Konservasi Satwaliar Indonesia (FOKSI) mengunjungi Prigen Conservation Breeding Ark (PCBA) di Taman Safari Indonesia (TSI) Prigen, Pasuruan, Jawa Timur. Kunjungan pada 18–19 Desember 2025 ini menjadi ruang belajar langsung tentang upaya konservasi satwa endemik Indonesia yang terancam punah.
Para jurnalis yang datang dari berbagai kota diajak menyaksikan proses pengembangbiakan dan perawatan satwa. Dalam diskusi, kurator satwa asal Jerman, Jochen Menner, menjelaskan konsep konservasi ex-situ.
Kunjungan 18 jurnalis tergabung dalam FOKSI ke Prigen Conservation Breeding Ark, melihat konservasi ex situ secara langsung di Taman Safari Indonesia Dua Prigen. (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
“Ini bisa menjadi awal terbentuknya populasi ex-situ yang berkelanjutan,” ujarnya. “Satwa diamankan dan dilindungi terlebih dahulu, lalu suatu hari dikembalikan ke habitat asalnya jika kondisinya memungkinkan.”
Dua ekor burung paruh bengkok Nuri Bayan Maluku dalam kandang ex situ, di Prigen Conservation Breeding Ark (PCBA) Taman Safari Indonesia Dua Prigen. (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
PCBA yang berdiri sejak 2017 berfokus pada krisis burung kicau di Asia Tenggara, namun kini juga menaungi berbagai satwa langka lainnya. Saat ini, PCBA Prigen mengelola sekitar 255 kandang burung konservasi, menampung burung endemik seperti beo, jalak suren, jalak hijau, murai batu, hingga kakaktua jambul kuning dan nuri bayan Maluku.
Babi Hutan Kutil Bawean dalam kandang ex situ, di Prigen Conservation Breeding Ark (PCBA) Taman Safari Indonesia Dua Prigen. (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
Tak hanya burung, PCBA juga merawat kelinci belang Sumatera, babi kutil Bawean, anoa, banteng Jawa, monyet kekah Natuna, kera Macaca maura, serta berbagai jenis ikan pelangi Papua. Founder Taman Safari Indonesia, Tony Sumampau, dan Jochen Menner mendampingi rombongan, menjelaskan peran PCBA sebagai "bahtera" penyelamat satwa dari ancaman perburuan, perdagangan ilegal, dan hilangnya habitat.
Sebagai salah satu lembaga konservasi terbesar di Asia, TSI Prigen menjalankan program konservasi dengan menggandeng BRIN, Kementerian Kehutanan, serta lembaga internasional seperti ZGAP dan Vogelpark Marlow.
Selain sebagai pusat pengembangbiakan, PCBA juga mengemban misi membangun kesadaran publik, terutama pada generasi muda, agar konservasi menjadi budaya bersama. (*)
| Pewarta | : Adhitya Hendra |
| Editor | : Faizal R Arief |