TIMES MALANG, MALANG – Nama santri Pondok Pesantren Mansyaul Ulum Ganjaran, Gondanglegi Kabupaten Malang, tercatat sebagai peraih juara 1 lomba baca Kitab atau Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) tingkat Nasional, yang digelar di Ploso, Kediri, 12 Desember 2024 lalu.
Santri tersebut adalah Amiruddin, santri asal Rejoyoso Bantur, Kabupaten Malang, berhasil menjadi peserta terbaik, khususnya dalam bidang membaca dan memahami Kitab Ihya' Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali.
Prestasi ini diraih dari ajang Olimpiade Santri Nusantara yang diselenggarakan sebagai rangkaian peringatan satu abad Pesantren Al-Falah Ploso, Mojo Kediri. Acara final berlangsung selama 10-12 Desember 2024, dan diikuti santri-santri terbaik dari berberapa daerah di Indonesia. Amiruddin bersaing dengan lima finalis lainnya sebelum akhirnya dinobatkan sebagai pemenang utama.
Amiruddin berhasil melalui serangkaian tahapan seleksi ketat, dimulai dari Zona Malang Raya sampai Zona Jawa Timur, sebelum akhirnya tampil di tingkat nasional. Berkat kemampuan membaca dan pemahaman mendalam tentang kitab Ihya' Ulumiddin, ia mampu mengungguli peserta lainnya.
Sebagai penghargaan atas pencapaian luar biasa ini, Amiruddin menerima hadiah utama berupa paket umrah dan uang tunai senilai Rp10 juta.
Kepada TIMES Indonesia, Amiruddin mengungkapkan kebahagiaannya atas pencapaian tersebut. Ia juga menceritakan bahwa persiapannya untuk grand final telah dimulai sejak jauh hari.
“Saya sangat bersyukur atas prestasi ini. Semua berkat doa dan dukungan dari orang tua, para kiai, serta guru-guru di Pondok Pesantren Mansyaul Ulum yang selama ini membimbing saya sejak awal menjadi santri,” ungkapnya, Sabtu (14/12/2024) malam.
Nama Amiruddin memang bukan orang baru dalam kancah lomba baca kitab di tingkat nasional. Di tahun 2024 ini pula, ia juga meraih juara pertama dalam kompetisi serupa di UIN Sunan Gunung Jati Bandung, juga UIN Wali Songo Semarang, Jawa Tengah.
Prestasi yang didapatkan salah satu santri terbaik pesantren yang diasuh KH. Muhlason Nasir ini, menegaskan dedikasi dan kecintaannya terhadap tradisi pesantren dalam memahami kitab kuning.
Pengalamam perjuangan Amiruddin menjadi inspirasi bagi santri di seluruh Indonesia, membuktikan bahwa dengan tekad, kerja keras, dan doa, santri dapat berprestasi di berbagai ajang nasional, bahkan internasional.
Secara khusus, keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi para santri lainnya untuk terus berprestasi dan mengembangkan tradisi keilmuan Islam. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Cinta Tradisi Pesantren, Santri Mansyaul Ulum Amiruddin Raih Juara 1 MQK Tingkat Nasional
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Deasy Mayasari |