TIMES MALANG, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah mengalami kebakaran begitu market dibuka Selasa (8/4/2025) usai libur panjang Lebaran. Berdasarkan data RTI Business, IHSG anjlok 9,19% atau sebesar 598,55 poin, turun ke level 5.912, mencatatkan penurunan harian terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Anjloknya IHSG ini mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melakukan trading halt pukul 09.00 WIB sebagai respons atas volatilitas ekstrem pasar.
Namun, di tengah kepanikan pasar dan kecemasan para investor, satu suara tetap tenang dan penuh keyakinan: Dr. Gema Goeyardi, Founder & CEO Astronacci, yang secara tegas menyampaikan dalam prediksinya pada live YouTube Astronacci pada 7 April 2025 bahwa IHSG akan ditutup dengan candlestick berwarna hijau di tanggal 8 April 2025. Sebuah prediksi yang dianggap banyak pihak tidak masuk akal di tengah tekanan global dan regional pasca libur panjang.
Akhirnya, sesuai dengan prediksi dari Dr. Gema Goeyardi, IHSG memang dibuka dengan panic selling, namun tidak berlangsung lama hingga IHSG mengalami kenaikan dan membentuk candlestick berwarna hijau sesuai prediksi.
“Kami melihat bahwa meskipun tekanan cukup besar, secara siklus waktu dan analisa teknikal, IHSG memiliki potensi melakukan rebound teknikal. Dan hari ini, terbukti bahwa candle harian IHSG menunjukkan warna hijau. Ini bukan tentang spekulasi, ini tentang membaca waktu dan momentum pasar secara presisi,” ujar Dr. Gema kepada media, Selasa (8/4/2025).
Posisi Trader Saat IHSG Anjlok
Memang, bagi banyak trader, penurunan drastis seperti hari ini memicu aksi jual besar-besaran akibat kepanikan hingga cut loss. Namun Dr. Gema menegaskan bahwa kondisi seperti ini justru bisa menjadi peluang emas bagi mereka yang siap dan punya strategi untuk menambah muatan. Mengingat hal yang terpenting di saat terjadi krisis, itu sejatinya akan memunculkan peluang hingga jutawan baru.
“Pertama, jangan panik. Panik adalah musuh utama trader. Dalam kondisi seperti ini, trader seharusnya fokus pada manajemen risiko dan melihat peluang teknikal untuk entry di saham-saham potensial yang sudah oversold,” tegasnya tentang kondisi market.
Berkaitan dengan hal tersebut, Dr Gema yang sudah melewati berbagai krisis antara lain krisis keuangan 2008 hingga Covid 2020 justru menjadi peluang untuk meraih profit di tengah ketidakpastian market. Menghadapi kondisi market yang tidak pasti seperti saat ini, Dr Gema memiliki trik yang bisa dilakukan oleh para trader maupun investor, antara lain:
-Tetap tenang dan disiplin dengan trading plan jangan terbawa fomo atau influencer saham yang justru menebar fear (ketakutan)
-Lakukan screening saham-saham bluechip yang secara fundamental kuat dan secara teknikal sudah mendekati area support.
-Gunakan pendekatan time trading untuk menentukan timing yang tepat entry dan exit agar tidak terjebak dalam market noise.
Tetap Optimistis di Tengah Ketidakpastian
Sementara itu, IHSG berpotensi membentuk pelemahan terbatas hingga tanggal 10-11 April 2025 hingga ke area demand 5.800-5.880, sebelum berbalik menguat untuk menutup area gap di 6.417. Potensi penguatan ini didukung oleh terbentuknya pola pembalikan arah Descending Broadening Wedge dan multiple bullish divergence.
Untuk itu, Dr Gema menyebutkan, Astronacci International menyebut bahwa tetap yakin dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki fundamental yang baik serta laporan keuangan yang positif.
Mengingat saat ini beberapa saham berfundamental keuangan baik harganya terdiskon, sehingga saat ini justru tepat untuk memanfaatkan peluang sale perusahaan baik dengan harga murah. (*)
Pewarta | : Hendarmono Al Sidarto |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |