TIMES MALANG, MALANG – Dua instansi pemilik tiang yang menghalangi jalur zebra cross di kawasan Kayutangan Heritage Kota Malang, Jawa Timur memberi respon usai tiang tersebut viral disorot oleh warganet.
Dua instansi tersebut, yakni Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Telkom mengakui bahwa tiang-tiang tersebut memang milik mereka, namun tak semua.
Manajer PLN UP3 Malang, Miftachul Farqi Faris mengatakan bahwa dari sembilan tiang yang ada di kawasan depan BCA menuju Kafe Lafayette tersebut, hanya satu tiang milik PLN.
"Tiang utilitas kami hanya satu, yaitu tiang yang di tengah. Lainnya itu sepertinya milik Telkom," ujar Farqi, Selasa (27/12/2022).
Ia menyebutkan, satu tiang milik PLN tersebut merupakan tiang Tegangan Menengah dengan saluran 20 kV yang melayani suplai listrik empat arah, yakni ke Balai Kota Malang (timur), Whiz Hotel sampai dengan Lai Lai (barat), Gereja (Selatan), Getz Hotel dan belakang RSU (Utara).
"Itu tiang penyulang Pattimura. Sudah terpasang lama, karena jaringan lama dan masih menggunakan tiang besi," ungkapnya.
Saat ditanya soal sorotan warganet, Farqi menuturkan bahwa pihaknya sudah ada rencana untuk mengganti tiang dengan menggunakan saluran bawah tanah.
Akan tetapi, Farqi mengakui bahwa PLN masih terkendala dengan biaya, karena pihak Pemerintah Kota Malang hanya menyediakan ducting saja atau fasilitas saluran penanaman kabel.
"Rencananya memang kami usulkan untuk mengganti menggunakan saluran bawah tanah, tapi biaya terkendala. Kita butuh dana estimasi sekarang Rp12,5 miliar dan masih perlu dibuatkan jalur galian kabel tersendiri," tuturnya.
Terpisah, General Manajer (GM) Witel Telkom Malang, Sonny Hidayat juga mengaku ada beberapa tiang miliknya.
Namun, senada dengan PLN, pihaknya juga berencana mengganti dengan saluran bawah tanah yang juga telah direncanakan oleh Pemkot Malang.
"Pemindahan jaringan Underground sedang proses. Proyeknya sudah intens, mungkin ada dua punya Telkom yang dijadwalkan secepatnya di lepas," katanya.
Ia juga berharap agar proyek penanaman kabel bisa segera terealisasi, karena tiang-tiang tersebut diakui sudah terlalu banyak dan mengganggu pemandangan serta pejalan kaki, seperti yang menutupi zebra cross.
"Telkom juga maunya cepat-cepat nurunkan kabel. Tinggal nunggu kesepakatan jadwal aja, karena kalau mau diturunkan harus tersedia jalur bawah tanahnya," pungkasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, sejumlah tiang yang menghalangi zebra cross di Kayutangan Heritage Kota Malang tengah disorot warganet soal penataannya yang semrawut.
Melalui akun Twitter @hostiledesign, ratusan warganet meminta kepastian tanggungjawab penataan tiang di kawasan Kayutangan Heritage Kota Malang, karena dinilai merugikan pejalan kaki dan merusak pemandangan tata kota. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ini Respons PLN dan Telkom Soal Tiang Penghalang Zebra Cross Kayutangan Kota Malang
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Imadudin Muhammad |