TIMES MALANG, PROBOLINGGO – Sepanjang 64 tahun, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia telah terkenal sebagai organisasi yang memiliki fokus dalam bidang kaderisasi dan gerakan, tanpa melupakan fokus dalam bidang lain.
PMII juga menjadi organisasi yang memiliki visi besar dalam menciptakan kader-kader yang berintegritas dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Tentu hal ini membuat PMII terus berbenah dan menyusun strategi-strategi yang lebih terarah untuk mencapai tujuan tersebut.
Adapun salah satunya adalah melalui kegiatan Simposium Kaderisasi (Simkad). Simkad ini menjadi salah satu dari sekian agenda bidang internal dan kaderisasi yang berada di bawah naungan PC PMII Probolinggo.
Simkad yang sudah berjalan tiga kali (agenda triwulanan) ini bukan hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga sebagai langkah konkret dalam memperjelas arah gerak dan tujuan organisasi ke depan.
Berjalannya Simkad menjadi rutinitas yang sangat penting dikarenakan membahas berkenaan dengan evalusasi dan terobosan kaderisasi kedepannya. Adanya Simkad turut memperjelas bahwa visi dan misi PC PMII Probolinggo sudah semakin terstruktur dan jelas, menjadi landasan penting dalam melangkah lebih jauh.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin dinamis, PMII menyadari bahwa kaderisasi bukan sekadar proses pembentukan individu, tetapi juga proses memperkuat kesadaran kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Oleh karena itu, dalam setiap program yang dijalankan, PC PMII Probolinggo menekankan pentingnya pemahaman yang lebih mendalam tentang visi dan misi organisasi.
Visi PMII yang ingin menciptakan insan yang beriman, bertaqwa, cerdas, dan berakhlaq mulia menjadi pijakan utama bagi setiap kader yang terlibat. Misi-misi PMII, seperti menciptakan kader yang kritis terhadap isu-isu sosial, membangun kapasitas intelektual, serta membangun kesadaran kolektif dalam mengawal dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan, semakin diperjelas dalam setiap agenda kaderisasi.
Tidak hanya itu, misi tersebut juga dituangkan dalam langkah-langkah strategis yang melibatkan berbagai bidang, salah satunya adalah bidang internal dan kaderisasi.
PC PMII Probolinggo menyadari bahwa dalam menghadapi tantangan zaman, kader-kader yang dimiliki harus memiliki setidaknya lima penopang yang bisa menjadikan mereka lebih siap menghadapi dunia luar. Kelima penopang tersebut adalah rasa kepemilikan, inovasi atau terobosan, refleksi organisasi, kritis, dan upgrade diri.
Melalui kegiatan kaderisasi yang terus diperbaharui, PC PMII Probolinggo berupaya untuk memastikan setiap kader mampu mengembangkan lima aspek ini dalam diri mereka.
Rasa kepemilikan dalam organisasi menjadi penopang pertama yang sangat penting. Kepemilikan ini bukan hanya sebatas pada perasaan memiliki organisasi secara fisik, tetapi lebih pada rasa tanggung jawab terhadap kelangsungan organisasi.
Kader yang memiliki rasa kepemilikan akan memiliki komitmen yang lebih tinggi terhadap visi dan misi organisasi, serta berperan aktif dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan. Kepemilikan ini juga melahirkan rasa bangga dan kehormatan untuk berkontribusi dalam membangun organisasi dan komunitasnya.
Penopang kedua adalah inovasi atau terobosan. PMII tidak ingin hanya menjadi organisasi yang mengikuti perkembangan zaman, tetapi juga menjadi organisasi yang mampu menciptakan perubahan.
Inovasi dalam konteks ini lebih dari sekadar mencari solusi praktis terhadap masalah, tetapi juga berfokus pada penciptaan ide-ide baru yang dapat membawa dampak positif bagi masyarakat.
Melalui simposium kaderisasi yang digelar, setiap kader diharapkan bisa mengembangkan inovasi-inovasi yang relevan dengan kebutuhan zaman dan sosial masyarakat.
Refleksi organisasi merupakan penopang ketiga yang tidak kalah penting. Setiap kader PMII harus memiliki kemampuan untuk merenung dan merefleksikan perjalanan organisasi, termasuk kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi, serta pencapaian yang sudah diraih.
Refleksi ini memberikan pelajaran berharga bagi setiap kader dalam melihat bagaimana organisasi ini berkembang dari waktu ke waktu. Dalam konteks ini, simposium kaderisasi menjadi ruang yang tepat untuk mengulas dan mengevaluasi kinerja serta berbagai program yang telah dijalankan.
Penopang keempat adalah sikap kritis. Seperti yang tercermin dalam visi dan misi PC PMII Probolinggo, sikap kritis terhadap isu-isu sosial dan politik adalah bagian integral dari karakter setiap kader. PMII ingin melahirkan generasi yang tidak hanya menerima informasi mentah, tetapi juga mampu menganalisis, menyaring, dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada.
Di sinilah pentingnya peran kader untuk terus mengasah kemampuan berpikir kritis mereka, baik melalui diskusi, membaca, maupun berinteraksi dengan masyarakat.
Terakhir, penopang kelima adalah upgrade diri. Proses kaderisasi harus terus dilakukan dengan cara yang dapat mengembangkan kualitas diri setiap individu. PMII tidak hanya ingin kadernya pintar secara intelektual, tetapi juga memiliki kemampuan untuk beradaptasi, mengelola diri, serta memiliki kesadaran sosial yang tinggi.
Dalam simposium kaderisasi yang digelar, setiap kader diharapkan untuk terus meningkatkan kapasitas diri, tidak hanya dalam hal pengetahuan, tetapi juga dalam hal keterampilan dan sikap.
PC PMII Probolinggo tidak hanya berhenti pada teori dan program yang sudah dijalankan. Melalui simposium kaderisasi yang sudah berjalan tiga kali, pengurus cabang berupaya untuk lebih jauh membekali kader dengan kesadaran yang berbasis pada nilai-nilai dasar yang dimiliki oleh organisasi.
Kesadaran ini bukan hanya sebatas pengetahuan tentang tujuan dan cita-cita organisasi, tetapi juga tentang bagaimana para kader dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kesadaran ini harus dimulai dari individu itu sendiri, yang pada gilirannya akan melahirkan kesadaran kolektif. Setiap kader yang menyadari pentingnya nilai-nilai yang ada dalam PMII akan lebih mudah untuk mengajak dan mempengaruhi orang lain untuk bergerak bersama mencapai tujuan yang sama. Inilah yang menjadi dasar dari prinsip kaderisasi yang berbasis keteladanan.
Para pengurus dan pemimpin dalam PMII harus menjadi teladan bagi anggota dan kader lainnya. Keteladanan ini akan menular dan menjadi budaya dalam organisasi, yang pada akhirnya menciptakan suasana yang kondusif untuk pembentukan karakter dan kualitas kader yang lebih baik.
Kaderisasi berbasis keteladanan juga memfokuskan pada pentingnya memimpin dengan memberi contoh. Para pengurus PMII, yang memiliki tanggung jawab untuk membimbing kader, harus menunjukkan sikap yang dapat menjadi panutan.
Dengan berdaya dari pengurusnya, keteladanan ini akan ditularkan kepada setiap anggota dan kader PMII, menciptakan efek berantai yang membawa dampak positif bagi seluruh organisasi.
Simposium kaderisasi yang digelar oleh PC PMII Probolinggo memberikan ruang bagi kader untuk mengembangkan diri mereka dalam berbagai aspek.
Proses kaderisasi ini bukan hanya soal pembelajaran formal, tetapi lebih kepada bagaimana setiap individu memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai organisasi dalam kehidupan mereka.
Kesadaran diri yang muncul dari kader akan membentuk kolektivitas yang solid dan siap beraksi, baik dalam lingkup internal PMII maupun dalam masyarakat luas.
Pada akhirnya, Simposium Kaderisasi yang diadakan oleh PC PMII Probolinggo bukan sekadar acara seremonial, tetapi sebuah langkah pasti menuju masa depan yang lebih cerah bagi organisasi ini. Melalui langkah-langkah strategis yang melibatkan berbagai bidang.
Diharapkan PMII Probolinggo mampu mencetak kader-kader yang tidak hanya paham tentang teori organisasi, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi masyarakat.
Kader PMII, yang memiliki rasa kepemilikan, inovasi, refleksi organisasi, sikap kritis, dan selalu mengupgrade diri, akan menjadi garda terdepan dalam perjuangan mewujudkan cita-cita luhur PMII.
Dengan keteladanan yang ditunjukkan oleh para pengurusnya, PMII Probolinggo akan terus berkembang dan mengukir prestasi di masa yang akan datang. (*)
***
*) Oleh : Abdur Rahmad, Alumnus Pesantren Nurul Jadid, Sekretaris 1 Bidang Internal dan Kaderisasi PC PMII Probolinggo.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |