TIMES MALANG, SURABAYA – Ditengah hiruk pikuk perdebatan sengit mengenai kebijakan makan gratis dan Pendidikan gratis, sebuah pertanyaan mendasar namun krusial mencuat. Mana yang lebih utama? Perut kenyang sesaat atau masa depan cerah berbekal Pendidikan?
Ironisnya, di negeri yang katanya menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kemanusiaan, kebijakan yang seharusnya berpihak pada kepentingan rakyat justru mengorbankan masa depan generasi penerus bangsa.
Bagaimana mungkin yang seharusnya menjadi investasi jangka Panjang bagi kemajuan bangsa justru dialihkan untuk makan gratis yang notabene hanya sesaat.
Mungkin terdengar berlebihan, namun inilah realita yang harus kita hadapi. Kebijakan makan gratis memang terlihat mulia, seolah-olah pemerintah hadir untuk menjamin setiap perut rakyat terisi. Namun dibalik program yang mulia itu, tersembunyi sebuah skandal kebijakan yang berpotensi merenggut masa depan bangsa.
Alih-alih mencerdaskan kehidupan bangsa, kebijakan ini justru berpotensi menciptakan generasi yang kenyang perutnya tapi kosong pengetahuannya. Generasi yang hanya mengandalkan bantuan sesaat tanpa memiliki bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk bersaing di era modernisasi.
Tentu kita tidak bisa menafikkan bahwa masalah kemiskinan dan kelaparan masih menjadi persoalan pelik di negeri ini. Namun, apakah solusi memberikan makan gratis ini sudah tepat dan berkelanjutan? Sebab yang dibutuhkan bukan sekedar perut kenyang, melainkan juga pikiran yang cerdas dan berdaya saing.
Pendidikan adalah kunci untuk membukan pintu kesempatan, mengubah nasib, serta mengangkat derajat sosial. Dengan Pendidikan, seseorang dapat memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mencari pekerjaan yang layak, berinovasi dan berkontribusi bagi pembangunan negara.
Alih-alih menghambur-hamburkan dana Pendidikan untuk program makan gratis yang belum jelas manfaatnya, lebih baik fokus pada peingkatan kualitas Pendidikan itu sendiri. Berikan akses seluas-luasnya bagi seluruh anak bangsa untuk mendapatkan Pendidikan yang layak, tanpa memandang status sosial mereka.
Penanganan akar masalah kemiskinan juga harus serius ditangani oleh pemerintah. Bukan hanya memberikan bantuan sesaat, melainkan juga memberikan dan menciptakan lapangan pekerjaan yang luas, memberikan ketrampilah serta memberdayakan masyarakat agar mandisi secara ekonomi.
Dengan demikian rakyat tidak hanya kenyang perutnya, tetapi juga memiliki bekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang cukup untuk meraih kesuksesan. Inilah investasi yang sesungguhnya bagi masa depan bangsa.
Jangan sampai kita terjebak pada pilihan yang salah, jangan sampai kita lebih memilih perut kenyang sesaat daripada masa depan cerah berbekalkan Pendidikan. Sebab, bangsa yang cerdas adalah bangsa yang mampu bersaing dan memenangkan persaingan global.
Pertanyaan yang sering mencuat dan belum mendapat jawaban yang mutlak. Makan siang gratis dan Pendidikan gratis keduanya sama-sama penting dan dibutuhkan oleh masyarakat. Namun, jika harus memilih salah satu, maka Pendidikan gratis akan lebih baik dalam jangka Panjang.
Karena Pendidikan merupakan investasi jangka Panjang yang dapat memberikan manfaat lbih besar dalam jangka Panjang. Dengan Pendidikan yang baik, masyarakat dapat memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan.
Pendidikan mendorong kemandirian masyarakat. Dengan Pendidikan, masyarakat dapat mencari pekerjaan yang lebih baik dan tidak bergantung pada bantuan sosial. Dan yang paling utama, Pendidikan memerangi kemiskinan dari akarnya. Dengan Pendidikan, masyrakat memiliki peluang lebih besar untuk keluar dari kemiskinan.
Kalua kita telaah lagi efek dari program makan gratis ini memiliki dampak buruk seperti ketergantungan. Karena program ini menciptakan ketergantungan pada bantuan sosial, sehingga masyarakat kurang termotivasi untuk mencari solusi jangka Panjang untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Pada dasarnya, kedua program ini dapat berjalan secara bersamaan dan saling melengkapi. Program makan gratis membantu mengatasi masalah kelaparan dan kekurangan gizi pada anak-anak, sehingga mereka dapat lebih fokus belajar di sekolah.
Sementara itu, program Pendidikan gratis dapat memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan di masa depan.
Selain itu, pemerintah sangat perlu mencari solusi yang lebih komprehensif untuk mengatasi masalah kemiskinan, seperti menciptakan lapangan kerja yang luas, memberikan pelatihan keterampilan, serta memberdayakan masyarakat agar mandiri secara ekonomi.
Dengan demikian, masyarakat tidak hanya kenyang perutnya, tetapi juga memiliki bekal ilmu pengetahuan dan mendapat Pendidikan yang baik untuk meraih kesuksesan dan mambantu pembangunan Negara.
***
*) Oleh : Ahmad Fizal Fakhri, S.Pd., Assistant Professor at Uinsa, Activist, Media Team of Uinsa Postgraduate Program.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |