https://malang.times.co.id/
Opini

Perguruan Tinggi Negeri dan Sirkular Ekonomi

Kamis, 27 Maret 2025 - 11:55
Perguruan Tinggi Negeri dan Sirkular Ekonomi Agus Zainal Abidin, Tenaga Pendidik di YPPI Addasuqi dan Dosen FEBI UIN KHAS Jember

TIMES MALANG, PROBOLINGGO – Upaya peningkatan ekonomi tidak boleh hanya terpaku pada industrialisasi dan hilirasi semata, tapi juga harus menjaga sirkulasi barang dan modal di internal kabupaten. Kabupaten Probolinggo sebagai salah satu kabupaten yang memiliki kekayaan alam melimpah harus bisa di optimalisasi dengan peningkatan sirkulasi barang dan modal yang bersirkulasi di dalam kabupaten. 

Banyak yang perlu disiapkan oleh pemkab, salah satunya adalah menguatkan ekosektoral di internal kabupaten. Dengan peningkatan ekosektoral tersebut akan mendongkrak sirkulasi ekonomi yang tinggi dan mendorong ketertarikan investasi dalam dan luar daerah.

Mari kita ulas lebih dalam, hadirnya perguruan tinggi negeri di kabupaten tentu sebagai upaya paling mudah untuk pemberdayaan masyarakat Probolinggo. Hadirnya PTN/PTKIN akan menjadi pasar terbuka bagi calon dosen dan mahasiswa karena sistem seleksinya tingkat nasional. Hadirnya SDM tersebut tentu akan berdampak pula pada sirkulasi ekonomi mikro dan peningkatan konsumsi masyarakat. 

Perbedaannya dengan pesantren dan perguruan tinggi swasta adalah mereka tidak bisa mengikuti sistem seleksi nasional akhirnya tebaran jaring yang digunakan tidak seoptimal tebaran jaring yang lebih luas. Bayangkan jika PTN/PTKIN ada di Probolinggo berapa banyak mahasiswa dan dosen yang masuk dan potensinya sangat besar terhadap prekonomian domestik. 

Hadirnya SDM baru akan merangsang pertumbuhan ekonomi domestik, aktifitas mereka di Kab. Probolinggo juga akan mendorong peningktan UMKM dan industri kreatif lainnya.

Peningkatan sektor UMKM bukan hanya isapan jempol dalam peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat namun sudah menjadi faktor utama untuk memicu pertumbuhan ekonomi domestik. 

UMKM tidak akan bertumbuh kembang jika hanya dipecut oleh pemkab semata tapi mereka akan subur jika dipupuk dengan bertambahnya konsumen, dan konsumen paling aktif adalah pelajar yang dari luar kabupaten yang mukim di sekitar kampus. Tapi pesantren yang menasional kan juga begitu? 

Tentu beda, pesantren lebih terbatas ruang gerak santrinya sementara mahasiswa PTN/PTKIN lebih terbuka ruang geraknya sehingga ekonomi dan pariwisata akan hidup. Pernahkah kita berpikir, mengapa Gudang ritel besar lebih memilih Jember & Malang? 

Padahal secara geografis lebih unggul Probolinggo, karena disana sirkulasi barang dan modal berjalan maksimal, PTN/PTKIN salah satu lokomotifnya karena mereka tidak saja meningkatkan kualitas pendidikan tapi juga menciptakan iklim sirkulasi ekonomi dengan mendatangkan manusia dari dalam luar kabupaten.

Per hari ini yang terjadi di Kab. Probolinggo banyak SDM yang keluar kabupaten untuk kuliah ke kampus negeri maupun menjadi profesional di kabupaten lain, akibatnya produktifitas mereka lebih dirasakan kabupaten lain. 

Ibaratnya, Ani keluar kabupaten untuk menuntut ilmu di Malang, maka aktifitas ekonomi Ani akan berdampak pada UMKM orang Malang padahal uang Ani diperoleh dari Probolinggo karena dapat beasiswa dari orang tuanya. 

Saat lulus kuliah, Ani melamar kerja di salah satu PTN di Surabaya karena di Probolinggo formasi Ani tidak tersedia. Akhirnya Ani pindah kependudukan dan memilih keluar dari Probolinggo untuk menjadi warga Surabaya dengan alasan untuk memangkas administrasi kependudukan. 

Karena Ani seorang akademisi dan profesional akhirnya Ani berpengaruh besar kepada Kota Surabaya dan hilang dari Kab. Probolinggo. Kasus tersebut bukan satu dua kali ditemukan tapi sangat banyak terjadi di Kab. Probolinggo.

Jika bupati & wakil bupati baru ini benar-benar membumikan jargonnya "Probolinggo Sae" tentu salah satu program unggul yang harus digagas adalah PTN/PTKIN yang ada di Probolinggo, namun jika pertimbangan politik yang diperhitungkan tentu PTN/PTKIN bukan solusi yang baik karena prosesnya panjang dan berdarah-darah tetapi hasilnya bisa jadi 10-20 tahun kedepan. 

Tapi penulis yakin bahwa bupati dan wakil bupati merupakan orang hebat dengan latar belakang hebat tentunya pertimbangan politik bukanlah pilihan utama, tapi peningkatan kesejahteraan rakyatlah yang menjadi tujuan, wallahu a'lam bis showab.

***

*) Oleh : Agus Zainal Abidin, Tenaga Pendidik di YPPI Addasuqi dan Dosen FEBI UIN KHAS Jember.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.