TIMES MALANG, TANGERANG – Tahun 2025 menjadi peluang besar bagi desa di Indonesia. Dengan alokasi Dana Desa Rp71 triliun, pemerintah berencana mengubah desa dari sekadar lumbung pangan menjadi pusat inovasi digital yang mandiri dan sejahtera. Dari total tersebut, Rp69 triliun berasal dari formula sebelumnya, sementara Rp2 triliun diberikan sebagai insentif untuk desa yang berprestasi.
Prioritas Dana Desa 2025 yakni menangani kemiskinan ekstrem dan beradaptasi dengan perubahan iklim. Pemerintah mengalokasikan hingga 15% untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada keluarga penerima manfaat. Fokus pada perubahan iklim ini adalah ikhtiar untuk membangun desa yang tangguh pada lingkungan.
Pengembangan ekonomi lokal dan ketahanan pangan juga jadi tilikan utama. Program seperti BUMDes, pelatihan kewirausahaan, dan optimalisasi potensi lokal harapannya bisa menjadi katalis pertumbuhan bagi desa.
Digitalisasi Desa
Visi desa digital tak lagi sekadar wacana. Sistem Informasi Desa (SID) memungkinkan integrasi data kependudukan, pertanahan, dan pembangunan secara efisien. Desa Cibuntu di Jawa Barat, misalnya, mengembangkan aplikasi "Cibuntu Bersahaja," yang mempercepat pelayanan publik.
BUMDes, sebagai motor ekonomi desa, kini memanfaatkan platform e-commerce untuk menjangkau pasar lebih luas, bahkan global. Contoh inspiratifnya yakni BUMDes Makmur Abadi Sejahtera di Tasikmalaya, (D. Herlina & Andi, 2023) yang sukses meningkatkan efisiensi dan menciptakan lapangan kerja melalui digitalisasi.
Teknologi tersebut mesti didukung SDM yang mumpuni. Program Pelatihan Kader Desa Digital dari Kementerian Desa memberikan bekal keterampilan digital kepada lebih dari 600 kader desa. Pelatihan mencakup penggunaan media sosial untuk promosi hingga aplikasi monitoring pembangunan.
Kedaulatan Pangan Berbasis Desa
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dimulai pada 2025 menjadi upaya mengatasi gizi buruk dan stunting, sekaligus memaksimalkan bahan pangan lokal. Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi menegaskan seluruh bahan baku MBG berasal dari dalam negeri untuk menggerakkan ekonomi masyarakat, melansir tempo.co (3/01/2025).
Sebanyak 1.923 koperasi terlibat dalam program MBG, memasok kebutuhan seperti telur, sayur, beras, dan ikan. BUMDes berperan strategis menghubungkan petani dengan pasar yang luas dan mendukung program nasional.
Pengembangan pertanian berkelanjutan menjadi ujung keberlanjutan pasokan pangan. Desa Kemutug Lor di Banyumas di tahun 2024 telah sukses menerapkan inovasi pertanian ramah lingkungan, seperti pupuk organik, pengendalian hama alami, dan rotasi tanaman. Praktik ini meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga lingkungan.
Di Desa Pusat Damai, Kalimantan Barat, pada tahun 2024, diterapkan sistem pertanian yang berbasis konservasi air dan tanah serta varietas tanaman yang tahan pada cuaca ekstrem. Hal ini menjelaskan bahwa desa tersebut beradaptasi dengan perubahan iklim secara riil.
Kebijakan Desa 2025
Dengan alokasi Rp71 triliun, pemerintah menargetkan pengurangan kemiskinan ekstrem hingga 0% dan stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Melalui Peraturan Menteri Keuangan No 108 Tahun 2024 tentang Pengalokasian Dana Desa Setiap Desa, Penggunaan, dan Penyaluran Dana Desa Tahun Anggaran 2025, program seperti BLT Desa, alokasi 15% Dana Desa, dan MBG merupakan kebijakan untuk mencapai target tersebut di tahun 2025.
Digitalisasi desa menghadirkan pelayanan publik yang efisien dan mendorong pengembangan ekonomi lokal berbasis teknologi. Lewat Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes), masyarakat aktif dalam merencanakan pembangunan, memastikan program yang dijalankan sesuai kebutuhan.
Daripada itu, pelatihan kewirausahaan dan ekonomi kreatif membantu masyarakat meningkatkan keterampilan dalam mengelola usaha dan kerajinan lokal.
Desa kini seyogianya menjadi subjek pembangunan, bukan hanya objek. Sebagai sendi pembangunan ekonomi nasional, desa diproyeksi menjadi motor penggerak ekonomi dengan penguatan infrastruktur, pengembangan ekonomi lokal, dan peningkatan kualitas SDM. Hal ini sesuai dengan visi "Bersama Indonesia Maju, Menuju Indonesia Emas 2045".
Masa depan desa di Indonesia dibuka oleh Kebijakan Dana Desa 2025. Desa bisa menjadi penggerak baru perekonomian nasional, mulai dari lumbung pangan hingga pusat inovasi digital. Desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing global bisa dicapai melalui komitmen pemerintah, partisipasi masyarakat, dan inovasi.
***
*) Oleh : Heru Wahyudi, Dosen di Program Studi Administrasi Negara FISIP Universitas Pamulang.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |