TIMES MALANG, JAKARTA – Dua institusi teknologi, Accenture dan Dicoding, menggandeng mahasiswa Indonesia untuk mengikuti program pelatihan intensif bertajuk Asah, yang resmi diluncurkan awal Juli 2025.
Program ini dirancang untuk membekali generasi muda dengan keahlian teknologi masa kini, khususnya yang relevan dengan perkembangan industri digital dan kecerdasan buatan (AI).
Sebanyak 2.000 beasiswa penuh tersedia bagi mahasiswa aktif dari seluruh Indonesia untuk mengikuti pelatihan yang berlangsung lebih dari 900 jam. Nilai masing-masing beasiswa ditaksir mencapai Rp14 juta, mencakup berbagai materi teknis hingga pengembangan diri.
Tiga jalur pembelajaran ditawarkan dalam program Asah, yaitu Front-End Web and Back-End with AI, React and Back-End with AI, serta Machine Learning. Jalur-jalur tersebut disusun mengikuti tren teknologi global dan kebutuhan pasar kerja digital.
“Asah menjadi bentuk kontribusi kami dalam menyiapkan talenta teknologi Indonesia agar siap menghadapi tantangan industri digital ke depan,” ujar Budiono, Managing Director Accenture Applied Intelligence Indonesia.
Program ini tidak hanya menawarkan materi teknis, tetapi juga soft skills, sesi mentoring dengan praktisi industri, hingga tugas akhir berbasis studi kasus nyata dari Accenture. Para peserta akan mendapat kesempatan membangun portofolio profesional yang dapat dikonversi hingga 20 SKS, tergantung kebijakan masing-masing perguruan tinggi.
Budiono, Managing Director Accenture Applied Intelligence Indonesia.
CEO Dicoding, Narenda Wicaksono, menegaskan bahwa kurikulum dirancang sesuai dengan standar industri dan disampaikan oleh instruktur berpengalaman.
Dicoding sendiri telah mendapat pengakuan dari empat raksasa teknologi dunia—Google, AWS, Microsoft, dan Meta—dan sejak 2015 telah melatih lebih dari 770.000 developer di Indonesia.
Pendaftaran program Asah dibuka hingga 30 Juli 2025 melalui laman resmi dicoding.com/asah, dengan pelaksanaan pelatihan dimulai 18 Agustus hingga 31 Desember 2025. Program ini terbuka untuk mahasiswa D3, D4, dan S1 dari semua jurusan, selama masih aktif hingga Februari 2026.
Kehadiran program ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan sejumlah pemangku kepentingan dalam membangun ekosistem teknologi yang inklusif dan adaptif.
Upaya serupa juga dilakukan oleh media dan komunitas yang peduli terhadap pengembangan SDM digital di Indonesia—termasuk melalui publikasi dan peliputan program-program strategis seperti Asah untuk menjangkau audiens muda yang lebih luas. (*)
Pewarta | : Arli Ochaputri Hartono (Magang MBKM) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |