TIMES MALANG, MALANG – Ida Wahyuni adalah sosok pendidik sekaligus pejuang lingkungan hidup yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mendidik generasi muda sekaligus menjaga kelestarian alam. Guru IPA di SMPN 10 Malang ini tidak hanya dikenal sebagai pengajar yang inspiratif, tetapi juga sebagai motor penggerak berbagai inisiatif lingkungan di sekolahnya.
Berkat kontribusinya yang luar biasa, Ida menerima penghargaan Pelestari Fungsi Lingkungan Hidup (PFLH) kategori Pengabdi Lingkungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada 2023.
Penghargaan ini diberikan atas komitmennya dalam menginisiasi dan melaksanakan program-program konservasi, termasuk konservasi air, energi, serta pengelolaan sampah. Upaya ini melibatkan seluruh warga sekolah, mulai dari siswa hingga staf, untuk menciptakan budaya ramah lingkungan yang berkelanjutan.
Di bawah bimbingan Ida Wahyuni, SMPN 10 Malang telah menjadi contoh sekolah yang berhasil membangun ecology culture atau budaya ekologi. Melalui Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPB LHS), Ida bersama timnya berhasil mengintegrasikan perilaku cinta lingkungan ke dalam keseharian warga sekolah.
Pendekatan ini menanamkan kesadaran bahwa menjaga kelestarian alam bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama.
Program GPB LHS meliputi berbagai inisiatif, seperti pengelolaan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle), pemanfaatan energi terbarukan, hingga konservasi air melalui instalasi pengolahan limbah air sederhana. Semua langkah tersebut melibatkan siswa secara aktif, sehingga mereka tidak hanya belajar teori tetapi juga menerapkannya secara langsung.
Berkat peran Ida Wahyuni, SMPN 10 Malang berhasil meraih sejumlah prestasi gemilang, baik di tingkat nasional maupun internasional. Pada 2015, sekolah ini menerima penghargaan Adiwiyata Mandiri, yang menjadi tonggak awal pengakuan atas komitmen sekolah terhadap pelestarian lingkungan.
Tidak berhenti di situ, pada 2017 SMPN 10 Malang dinobatkan sebagai juara 1 Green School Festival di Kota Malang. Penghargaan ini diberikan kepada sekolah-sekolah yang berhasil mengintegrasikan program lingkungan dalam sistem pendidikan mereka.
Prestasi internasional diraih pada 2019 ketika sekolah ini mendapatkan penghargaan ASEAN Eco School di Kamboja, mengukuhkan posisinya sebagai sekolah berwawasan lingkungan di tingkat regional.
Komitmen Ida Wahyuni terhadap pelestarian lingkungan telah menciptakan perubahan besar di SMPN 10 Malang. Perilaku ramah lingkungan dan budaya cinta lingkungan telah menjadi bagian dari identitas warga sekolah. Ida percaya bahwa pendidikan lingkungan bukan hanya tentang menanamkan kesadaran, tetapi juga membentuk perilaku yang bertanggung jawab terhadap alam.
Sebagai pengabdi lingkungan, Ida Wahyuni juga menanamkan nilai-nilai islami yang mendukung pelestarian lingkungan, seperti menjaga kebersihan, hemat energi, dan keberlanjutan. Filosofi ini tidak hanya diajarkan melalui mata pelajaran, tetapi juga melalui contoh nyata yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.
Ida Wahyuni berharap langkah-langkah yang diambilnya dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia. Ia mengajak para pendidik untuk menjadi teladan dalam menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung keberlanjutan dan pelestarian lingkungan.
“Semoga apa yang kami lakukan dapat menjadi motivasi bagi guru-guru di seluruh Indonesia. Pendidikan lingkungan adalah investasi jangka panjang untuk generasi penerus yang lebih peduli terhadap kelestarian bumi,” ujarnya.
Dengan segala pencapaian dan dedikasinya, Ida Wahyuni tidak hanya menjadi panutan di dunia pendidikan, tetapi juga sosok yang mampu menggerakkan masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Semangatnya untuk melestarikan lingkungan melalui pendidikan patut dijadikan inspirasi bagi kita semua. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dr. Hj. Ida Wahyuni, Inspirasi Pendidikan dan Pelestarian Lingkungan
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |