TIMES MALANG, MALANG – Di tengah keterbatasan ekonomi, Arini Ramadhani, siswi asal Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, berhasil menembus Universitas Brawijaya (UB) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025. Ia resmi diterima sebagai mahasiswa baru Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB.

Arini tinggal di rumah sederhana berukuran 3x10 meter bersama ibunya, Umroti, yang sehari-hari mengajar di MI Azharul Ulum 02 Pagelaran. Ayah Arini telah meninggal dunia sejak ia duduk di bangku kelas 4 SD. Sejak saat itu, Arini berjuang bersama ibunya dan satu kakaknya.

Semasa sekolah di SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Arini langganan masuk tiga besar kelas, bahkan sering menempati peringkat pertama. Ketertarikannya pada Ilmu Pemerintahan muncul saat ia menjalani magang di kantor kecamatan. Pengalaman tersebut menginspirasi Arini untuk melanjutkan studi di bidang pemerintahan.

“Dulu saat jenjang SMK, saya sempat magang di kantor kecamatan. Dari kantor kecamatan itulah, saya tertarik di proses administrasi dan pelayanannya. Keinginan untuk melanjutkan studi di Ilmu Pemerintahan pun muncul,” ungkap Arini.

Meski gagal di jalur SNBP, Arini tidak menyerah dan kembali mencoba di jalur SNBT. Dengan semangat dan dukungan ibunya, ia akhirnya lolos. Namun, kekhawatiran soal biaya sempat menghantui keluarga kecil itu.

“Dulu keluarga sempat khawatir kalau nanti mendapat UKT tinggi, terlebih penghasilan rumah hanya dari ibu bekerja sebagai guru saja. Tapi ibu tetap memotivasi saya, ibu bilang kalau memang sudah takdir nanti pasti ada jalannya,” ujarnya.

Doa sang ibu pun bersambut. Selasa (22/7/2025), Arini dan keluarga mendapat kejutan istimewa. Dekan FISIP UB, Dr. Ahmad Imron Rozuli, bersama jajaran pimpinan fakultas mengunjungi langsung rumah Arini. Dalam kunjungan itu, FISIP UB memberikan beasiswa kuliah gratis hingga lulus, lengkap dengan laptop baru untuk mendukung aktivitas akademik Arini.

“Alhamdulillah ini sangat membantu sekali. Anak saya keterima di UB saja sudah sangat luar biasa. Kami sekeluarga mengucapkan terima kasih banyak atas kunjungan dan bantuannya,” ucap Umroti, ibu Arini.

Dekan FISIP UB, Dr. Ahmad Imron Rozuli, menegaskan bahwa kebijakan pemberian beasiswa ini diambil karena Arini belum memiliki KIP.

“Kami gratiskan biayanya karena mbak Arini ini belum punya KIP. Jadi kami gratiskan pendidikannya sampai dia lulus,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kunjungan seperti ini menjadi bagian dari motivasi untuk mahasiswa dan masyarakat. “Apa yang sebenarnya kami lakukan ini adalah hal kecil. Semoga bisa memberi dampak baik,” papar Ahmad Imron Rozuli.

Ia juga menambahkan bahwa program ini merupakan kontribusi nyata UB dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya di wilayah Malang Raya.

“Ini juga bisa menjadi upaya untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia khususnya pendidikan tinggi di wilayah Malang Raya. Kami berupaya supaya kedepannya, mungkin ada Arini-Arini lain yang perlu didukung supaya bisa mencapai derajat yang diinginkan,” imbuhnya.

Program kunjungan dan pemberian beasiswa ini menurutnya akan dilanjutkan. “Sangat penting untuk selalu diteruskan program ini karena bisa menjadi tradisi yang baik antara kampus dan mahasiswa karena ada Arini-Arini yang lain yang kami yakin sedang semangat mengejar cita-cita,” pungkas Ahmad Imron Rozuli.

Impian Arini dan doa ibunya kini mendapat jawaban. Dengan dukungan dari kampus, Arini siap menempuh pendidikan tinggi dan menggapai masa depan yang lebih cerah. (*)