TIMES MALANG, MALANG – Salah satu wisudawan terbaik ITN Malang (Institut Teknologi Nasional Malang) Muhammad Alfian Fauzannova menciptakan mesin pencacah pakan unggas khusus ayam dan bebek.
Skripsinya berjudul Rancang Bangun Mesin Pencacah dan Pengolah Pembuatan Pakan Ayam dan Bebek (pelet) dengan Pendekatan Ergonomi.
Alfian menyelesaikan studinya tiga tahun dan lulus dengan Indeks Prestasi Akademik (IPK) 3,67. Putra pasangan Sandi Kunariyanto dan Dessy Aryanti ini merupakan mahasiswa berprestasi dan terpilih sebagai salah satu wisudawan terbaik.
Mahasiswa Teknik Industri D III Fakultas Teknologi Industri ITN Malang ini menjelaskan bahwa pelet merupakan salah satu faktor paling penting dari sebuah usaha peternakan agar hewan ternak dapat tumbuh sehat dan berkualitas.
"Pastinya pakan yang diberikan harus banyak dan memenuhi kebutuhan gizi hewan ternak tersebut. Para peternak biasanya membuat pakan ternak tersebut mengolahnya dari bahan-bahan mentah," katanya.
Dalam penelitian Alfian, hal tersebut menjadi masalah di home industry ayam dan bebek milik Pak Hadi. Dimana, Pak Hadi masih membuat pelet secara manual atau tradisional yaitu hanya menggunakan tangan.
Dari hasil perancangan mesin pencacah dan pengolah pembuatan pakan ayam dan bebek, Pak Hadi tidak perlu membuat pelet dengan cara manual lagi.
Berdasarkan penelitian, didapat ukuran tinggi mesin menggunakan dimensi tinggi siku berdiri sebesar 108Cm, panjang mesin menggunakan dimensi panjang rentang tanyan sebesar 82cm, letiak tombol menggunakan tinggi pinggul sebesar 75Cm, lebar mesin menggunakan lebar bahu sebesar 41Cm dan diameter input pelet menggunakan dimensi panjang ruas tangan sebesar 18Cm.
Dalam penentuan final desain di kualifikasi dengan beberapa kriteria. Alternatif desain tiga dipilih karena memiliki skor paling tinggi sehingga mesin dapat beroperasi dengan efektif dan efisien.
"Dengan adanya mesin ini, Pak Hadi yang sebelumnya dalam pembuatan pelet seberat 4kg membutuhkan waktu 9,3 menit setelah menggunakan mesin ini, menjadi 8,3 menit. Peningkatan produksi yang didapat setelah menggunakan mesin yaitu 40 persen," beber Alfian.
Rektor ITN Malang Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE menjelaskan bahwa Wisuda ke-68 ini diikuti oleh 575 wisudawan, lulusan periode II tahun 2022 yang meliputi jenjang diploma (61 wisudawan), sarjana (500 wisudawan), dan pascasarjana 14 orang.
Dari angka tersebut, 27 persen diantaranya lulus dengan predikat Pujian (Cumlaude) yaitu mempunyai indeks prestasi di atas 3.50 dari skala 4.0. Sedangkan peserta Bidik Misi (yang mendapat beasiswa dari pemerintah) yang ikut serta di wisuda hari ini sebanyak 9 wisudawan.
"Kalau kita melihat Visi ITN Malang yaitu mewujudkan keunggulan dalam bidang SDM serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berbasis akademik dan terapan. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, dalam hal ini para mahasiswa, dilakukan proses pembelajaran dalam membentuk karakter dan meningkatkan pengetahuan keilmuan dalam bidang studi yang diikutinya," bebernya.
Sedangkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi baik akademik maupun terapan dilakukan dengan mendorong penelitian dan hilirisasi hasilnya. Luaran hasil penelitian para dosen bukan hanya berupa buku dan artikel ilmiah, akan tetapi juga inovasi yang dilindungi paten dan hak kekayaan intelektual, serta diarahkan hingga proses komersialisasi.
"Pembentukan karakter di ITN Malang dilakukan dengan memberi wawasan dan pembiasaan. Pembiasaan dilakukan dengan melibatkan mahasiswa dalam berbagai hal, antara lain dalam peribadahan, kewirausahaan, serta manajerial dan kepemimpinan," katanya.
Untuk mendukung program tersebut, di dalam kampus telah dibangun Masjid, Gereja, dan Pura pada lokasi yang berdekatan di Kampus II ITN Malang. Hal ini dimaksudkan untuk melatih para mahasiswa dalam membangun toleransi dan kerukunan dalam beragama.
Ia mengapresiasi kepada wisudawan terbaik dan berharap menelorkan karya-karya serta inovasi untuk diimplementasikan di tengah-tengah masyarakat. (*)
Pewarta | : Mohammad Naufal Ardiansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |