TIMES MALANG, MALANG – KH Masyhur, pengasuh Pondok Pesantren Al-Urwatul Wutsqo, lahir pada 26 Juni 1976 di Dusun Jogo, Desa Jubelkidul, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan. Sejak kecil, Beliau menempuh pendidikan formal di sekolah dasar dan menengah, yakni SMPN 1 Sugio.
Perjalanan intelektual dan spiritualnya baru dimulai setelah beliau melanjutkan pendidikan di dunia pesantren. Pada usia muda, KH Masyhur memutuskan untuk menuntut ilmu agama dan mendalaminya di Pondok Pesantren Langitan, Widang, Tuban, yang dikenal sebagai lembaga pendidikan berbasis tradisi Islam yang kuat.
Setelah menghabiskan waktu di Pondok Pesantren Langitan, KH Masyhur melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Nurul Haramain Pujon, Malang. Di sinilah beliau mulai mendapatkan pengajaran yang lebih mendalam tentang agama, serta mengasah kemampuannya dalam berdakwah.
Selama tiga tahun menuntut ilmu di pesantren tersebut, KH Masyhur tidak hanya belajar dan mendalami ilmu agama, lebih dari itu juga langsung belajar terjun ke tengah-tengah masyarakat sebagai penceramah.
Di bawah bimbingan pengasuh Pondok Pesantren Nurul Haramain, Abuyya Ihya' Ulumuddin, yang juga merupakan Ketua Hai'ah Asshofwah (perkumpulan alumni Sayyid Maliki Makkah), KH Masyhur mengembangkan mental dakwah yang lebih kuat dengan keilmuannya yang mendalam.
Sebagai pengetahuan bahwa proses pembelajaran di Pondok Nurul Haramain memiliki metode yang sangat unik dan intens. Setiap tiga hari, KH Masyhur, mula-mula sebagai seorang santri mendapat kesempatan untuk mengaji secara langsung kepada Abuyya Ihya'.
Hal yang menarik lainnya dari model pembelajarannya, tiga hari berikutnya beliau harus terjun ke masyarakat, berinteraksi langsung dengan jamaah di masjid-masjid kampung, mengamalkan ilmu yang telah beliau pelajari. Pendekatan ini bukan hanya menguatkan pengetahuan agama, tetapi juga membentuk karakter dan kepribadian sebagai seorang penceramah yang bermanfaat bagi umat.
Profil Pondok Pesantren Al-Urwatul Wustqo
Pada tahun 2006, setelah menyelesaikan masa nyantrinya, KH Masyhur diberi amanah untuk mendirikan sebuah pesantren di bendorejo, Sumberagung, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang oleh beliau di berinama Pesantren Al-Urwatul Wutsqo. Diawali rumah sederhana dengan sebuah surau kecil.
Berkat dari kesungguhan dan ketekunan dalam mengembangkan pesantren, Al-Urwatul Wutsqo kini telah berkembang pesat. Keberadaannya menjadi pusat pendidikan agama yang semakin dikenal luas, bukan hanya di kalangan masyarakat sekitar, tetapi juga di tingkat nasional dan internasional.
Keberhasilan Pesantren Al-Urwatul Wutsqo tidak lepas dari perjuangan keras KH Masyhur, tim pengasuh dan masyarakat lainnya dalam membangun fasilitas dan pengajaran yang berkualitas. Dengan landasan ilmu agama yang kokoh, pesantren ini terus berkembang dengan membuka program pendidikan formal, Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar Islam (SDI). Meskipun tetap lebih fokuskan pada non-formal (salaf).
Keberadaan pesantren Urwatul Wutsqo ini juga semakin diperhatikan oleh berbagai pihak, termasuk masyarakat para ulama dan tokoh agama dari berbagai daerah. Bahkan, menjadi pintu masuk pertama para santri sebelum berangkat mendalami agama ke pondok pesantren Sayyid Maliki di Makkah.
Lebih lanjut, selain sebagai pengasuh pesantren, KH Masyhur juga dikenal sebagai seorang penceramah yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Beliau sering diundang untuk mengisi pengajian dan ceramah di berbagai majelis.
Melalui dakwahnya, beliau tidak hanya menyebarkan ilmu agama, tetapi juga membina umat untuk hidup lebih baik sesuai dengan ajaran Islam yang moderat dan penuh kedamaian.
Pesantren Al-Urwatul Wutsqo yang diasuh oleh KH Masyhur kini telah menjadi tempat rujukan bagi banyak orang yang ingin menuntut ilmu agama. Dari sebuah surau kecil di sebuah desa, kini pesantren ini telah berkembang menjadi lembaga pendidikan yang mendunia, dengan alumni yang tersebar di Malaysia dan Vietnam.
Semua itu, berkat ketulusan dan dedikasi KH Masyhur dalam mendidik generasi muda untuk menjadi insan yang berilmu, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi masyarakat.
Kini, KH Masyhur terus berupaya untuk mengembangkan pesantren ini agar bisa memberikan manfaat yang lebih besar lagi. Dengan visi dan misinya yang jelas, beliau berharap Pesantren Al-Urwatul Wutsqo dapat terus berkontribusi dalam mencetak generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki jiwa dakwah yang kuat.
Perjuangan KH Masyhur dan para santri Pesantren Al-Urwatul Wutsqo menjadi contoh nyata bahwa pendidikan agama yang berlandaskan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin dapat membawa dampak positif bagi masyarakat global. (*)
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |