TIMES MALANG, MALANG – Keteguhan hati Rudy Nugroho untuk maju sebagai calon Ketua DPD Partai Golkar Kota Malang dalam Musyawarah Daerah (Musda) XI perlahan mengkristal. Bukan karena ambisi personal, melainkan karena dorongan moral untuk menghadirkan harmoni di tengah dinamika kaderisasi yang masih membutuhkan jembatan penyatu.
“Kalau bicara hati, sebetulnya saya ingin mendorong yang muda-muda. Tapi saya melihat belum ada ruang yang benar-benar merekatkan kader lama dan baru. Maka saya hadir bukan untuk bersaing, tetapi untuk menjahit kembali tenun kebersamaan itu,” ujar Rudy saat ditemui, Sabtu (31/7/2025).
Sebagai Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Malang, Rudy menyadari pentingnya soliditas dalam membangun arah perjuangan partai. Baginya, kekuatan Golkar terletak pada kemampuannya mengharmonisasikan semangat lintas generasi ke dalam satu kesatuan visi.
“Tujuan saya sederhana: menghadirkan harmoni dalam bentuk soliditas. Kita punya banyak potensi, tinggal bagaimana itu kita rajut menjadi kekuatan bersama. Kalau ini terwujud, saya percaya Golkar akan melangkah lebih jauh,” ucap Rudy dengan tenang.
Merawat Kebersamaan Kader Golkar
Pernyataan Rudy datang di tengah situasi internal partai yang mulai memunculkan berbagai nama dan aspirasi jelang Musda. Namun, ia menegaskan bahwa langkahnya bukan untuk menambah perpecahan, melainkan menawarkan pendekatan kolektif yang inklusif dan menenangkan.
“Saya tidak ingin melihat Golkar terbelah dalam fraksi atau kelompok. Siapa pun yang pernah berproses dan memiliki loyalitas terhadap Golkar, mari kita rangkul. Karena partai ini besar bukan karena perbedaan, tapi karena kesediaannya untuk menyatu,” ujarnya.
Rudy juga menekankan pentingnya membangun kultur pendidikan politik yang substansial. Ia berharap kader-kader muda tidak hanya aktif dalam agenda seremonial, tetapi juga mampu memahami problem masyarakat dan memberi solusi yang berakar dari pemahaman yang dalam.
“Gerakan kader ke depan harus berbasis kesadaran dan pemahaman. Kita harus betul-betul ada dan mendampingi masyarakat,” tambahnya.
Soal target politik, Rudy menyatakan tetap sejalan dengan garis besar kebijakan DPP Golkar. Namun ia menggarisbawahi pentingnya kalkulasi realistis sebagai fondasi langkah ke depan.
“Saya percaya bahwa niat baik saja tidak cukup. Semua harus dikalkulasi dengan kemampuan. Kalau semua prasyarat terpenuhi, barulah kita melangkah,” tuturnya.
Dengan pendekatan yang mengedepankan kesatuan dan keteduhan, Rudy Nugroho tampil bukan sekadar sebagai calon, melainkan sebagai sosok yang berupaya menjadi perekat kekuatan internal Partai Golkar Kota Malang.
Komitmen Terhadap Target DPP Partai Golkar Kota Malang
Mengenai target politik, Rudy menyatakan bahwa DPD Partai Golkar Kota Malang akan menyesuaikan dengan arahan dan target yang ditentukan Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Meski belum ada angka pasti yang diumumkan, ia menyatakan bahwa semangat untuk menaikkan perolehan suara tetap menjadi komitmen bersama.
“Target politik di daerah tentu berkaitan dengan pilkada, sementara secara nasional ya Pilpres. Tapi semua akan dibahas secara formal dalam Rakerda. Kita tidak ingin asal klaim, semua harus dikalkulasi secara realistis,” katanya.
Bagi Rudy, kekuatan politik tidak lahir dari ambisi sesaat, melainkan dari kebulatan tekad dan pengukuran yang matang. “Saya tidak sekadar ‘ngwur’, tapi saya ukur dulu kekuatan. Kalau semua kalkulasinya memungkinkan, kita jalan bersama-sama,” tandasnya.
Mengukuhkan Diri sebagai Kader Perekat
Dengan pernyataan terbuka ini, Rudy Nugroho memposisikan dirinya bukan sebagai calon yang ingin mendominasi, tetapi sebagai jembatan antar-generasi.
Ia menawarkan semangat kolaboratif untuk membawa Golkar Kota Malang menjadi partai modern yang solid, responsif, dan berakar kuat di tengah masyarakat.
“Golkar Kota Malang tidak bisa besar jika tercerai-berai. Yang kita butuhkan hari ini adalah kekompakan. Dan saya ingin berperan di titik itu,” pungkas Rudy. (*)
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |