https://malang.times.co.id/
Berita

Dosen UIN Malang Ribut Wahyudi Jadi Pembicara di Forum Internasional Lancaster University Inggris

Jumat, 01 Agustus 2025 - 18:38
Dosen UIN Malang Ribut Wahyudi Jadi Pembicara di Forum Internasional Lancaster University Inggris Dosen UIN Malang yang juga Ketua Prodi Sastra Inggris, Ribut Wahyudi, M.Ed., Ph.D. (foto: Ribut Wahyudi for TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang,  Ribut Wahyudi, M.Ed., Ph.D, tampil sebagai pembicara dalam forum internasional bergengsi bertajuk PhD Residential 2025 on "Applied Linguistics and the Global South: English and Other Problems". Acara UIN Malang ini diselenggarakan oleh Department of Linguistics and English Language, Lancaster University, Inggris, pada 30 Juni–9 Juli 2025.

PhD Residential 2025 merupakan forum akademik tahunan yang diprakarsai oleh mahasiswa program doktoral (PhD) tahun kedua di Lancaster University, khususnya dari bidang linguistik dan kajian bahasa Inggris. Tahun ini, tema besar yang diangkat adalah Perspectives on the Global South: Language, Identity, and Power.

Dalam paparannya, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Sastra Inggris Fakultas Humaniora UIN UIN Malang ini menjelaskan, bahwa forum ini membahas isu-isu linguistik terapan dari perspektif Global South, yakni negara-negara yang secara historis dianggap memiliki posisi marginal dalam produksi pengetahuan global, seperti negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

“Global South itu biasanya identik dengan negara berkembang, sedangkan Global North adalah negara maju seperti Eropa dan Amerika. Forum ini ingin mengeksplorasi bagaimana bahasa, identitas, dan kekuasaan (power) dipahami dan dijalankan dari sudut pandang Global South,” ungkap Ribut.

Forum ini menghadirkan para pakar lintas negara, mulai dari doktor, profesor, hingga associate professor, yang aktif meneliti dan mempublikasikan isu-isu seputar linguistik terapan, identitas budaya, dan relasi kuasa dalam pendidikan bahasa.

Ribut Wahyudi terpilih sebagai salah satu pembicara karena rekam jejak akademiknya yang kuat, serta aktif dalam publikasi jurnal internasional, terutama dalam bidang language, identity, and power. Salah satu karyanya yang menjadi perhatian adalah buku yang diterbitkan oleh Multilingual Matters (Bristol, UK) tahun 2023, di mana ia menjadi penulis utama bersama Dr. Faisal, Dekan Fakultas Humaniora UIN Malang.

“Dalam buku itu, saya membahas bagaimana pengajaran bahasa Inggris di kelas seharusnya tidak hanya menyerap materi dari Barat, tapi juga dikontekstualisasikan dengan nilai-nilai lokal, termasuk Islam dan keindonesiaan,” jelas Ribut.

Dia mencontohkan pengalamannya mengajar mata kuliah Interculturality in Language Studies di UIN Malang. Dalam kelas tersebut, ia menekankan pentingnya pemahaman lintas budaya yang tidak semata-mata berakar dari Barat, tapi juga mengangkat perspektif Islam dan budaya lokal.

"Artinya materi bahasa Inggris dari barat itu, dari jurnal, dari buku, itu harus dikontekstualisasikan dengan konteks UIN Malang gitu. Supaya kita tidak rugi ya, kita tidak tercerabut dari akar budaya kita, dari konteks identitas keagamaan. Itu yang saya promosikan," kata dia.

Ribut menambahkan, saat mengajar di kelas, dia juga selalu berusaha memberikan materi kritis terhadap mahasiswa, untuk mendorong mereka menjadi orang yang percaya diri ketika berhadapan dengan orang barat, meskipun dalam segi penggunaan bahasa Inggris mereka harus lebih banyak belajar lagi.

"Kita tidak boleh minder, kalau misalnya berinteraksi dengan orang Barat, karena bahasa adalah, ya, ya, penanda identitas.  Tetapi, maksud saya yang lebih penting adalah profesionalisme," tegasnya.

Dalam forum tersebut, Ribut juga memaparkan bagaimana relasi kuasa tidak hanya terjadi dalam konteks makro, antara Global North dan Global South. Tetapi juga dalam konteks meso (institusi) dan mikro seperti ruang kelae.

“Relasi kuasa bisa kita lihat antara dosen dan mahasiswa, atau antar sesama mahasiswa. Juga antara institusi pendidikan dan nilai-nilai budaya yang melingkupinya. Di UIN Malang, misalnya, kita tak bisa lepas dari nilai Ulul Albab dan integrasi antara keislaman dan keilmuan,” jelasnya.

Menurut Ribut, inilah yang menjadikan perspektif Global South sangat penting: memberikan warna baru dalam pendekatan linguistik terapan yang selama ini didominasi oleh pemikiran Global North.

Forum PhD Residential 2025 menjadi bukti bahwa kontribusi akademisi dari negara-negara Global South, termasuk Indonesia, semakin mendapat tempat di forum internasional.

“Mahasiswa PhD di Lancaster ingin menggali perspektif yang berkembang dari dunia Global South, karena selama ini linguistik terapan terlalu sentralistik pada dunia Barat. Dengan adanya forum ini, mereka berharap ada narasi alternatif yang lebih inklusif,” pungkas Ribut.

Kehadiran Ribut Wahyudi sebagai pembicara dalam forum ini menandai pentingnya kolaborasi lintas budaya dan kekayaan perspektif dalam mengembangkan pendekatan linguistik global yang lebih adil dan kontekstual. UIN Malang pun kembali mencatatkan namanya sebagai institusi yang mampu bersuara dalam diskursus akademik internasional. (*)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.