TIMES MALANG, JAKARTA – Bus berpenumpang 75 orang terjun ke jurang dari sebuah jembatan di kota Guatemala, Senin (10/2/2025) pagi, sampai Selasa ini jumlah korban tewas bertambah menjadi 55 orang lainnya masih dalam pencarian.
Sebelum terjun ke sungai limbah di bawah jembatan itu, bus tersebut menabrak beberapa kendaraan lain di atas jembatan itu.
Menurut pejabat pemerintah, bus itu tersangkut di daerah yang sulit dijangkau dan sebagian besar bodynya tenggelam di sungai limbah.
Barang bawaan dan barang pribadi terlihat berserakan di sepanjang tepian air.
Para pejabat mengatakan jumlah korban tewas diperkirakan meningkat akibat kecelakaan itu, karena sebagian masih belum ditemukan.
Kejaksaan Agung yang merilis jumlah korban tewas dalam pernyataannya mengatakan pihaknya tengah melakukan investigasi atas kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 04.30 dini hari itu.
"Pengemudi bus umum tersebut kemungkinan kehilangan kendali atas kendaraannya karena kerusakan mekanis," kata juru bicara pemadam kebakaran Kota Guatemala, Carlos Hernandez.
Bus tersebut diketahui bertabrakan dengan dua kendaraan lainnya.
Hernandez memperingatkan bahwa penyelidikan atas kecelakaan tersebut masih terus berlangsung.
Media lokal menerbitkan rekaman kamera keamanan bus tersebut, yang tampak melaju dengan kecepatan tinggi tepat sebelum tabrakan.
Berita tentang kecelakaan itu langsung mengguncang ibu kota dan memicu pencarian informasi secara panik di banyak keluarga.
Jeison Galindo, 23, seorang mahasiswa keperawatan, mengetahui bahwa bus yang mengalami kecelakaan itu adalah rute yang biasa dilalui ayah mertuanya yang berusia 57 tahun setiap hari untuk bekerja sebagai penjaga keamanan. Ia langsung berusaha menghubunginya , tetapi tidak bisa.
"Saya mulai menonton video di Facebook saat melihat seorang pria yang sudah meninggal dan mirip dengannya serta pakaiannya juga sama," kata Galindo.
Iapun bergegas ke lokasi kecelakaan untuk mencari tahu nasib ayah mertuanya.
"Kami datang ke sini dan melihat namanya tertera diantara korban tewas," katanya dengan nada sedih dalam sebuah wawancara di lokasi kecelakaan. "Sekarang kami sedang menunggu untuk menerima jenazahnya."
Presiden Guatemala, Bernardo Arevalo, mengumumkan tiga hari berkabung nasional dan memerintahkan tentara untuk memobilisasi dan mendukung upaya penyelamatan.
"Saya menyatakan solidaritas dengan keluarga korban yang hari ini terbangun dengan berita yang memilukan," kata Arevalo dalam pidato yang disiarkan televisi kepada rakyat. "Rasa sakit mereka adalah rasa sakit saya," tambahnya.
Pada Senin sore, beberapa jam setelah kecelakaan, seorang reporter melihat 15 jenazah ditarik dari kedalaman jurang dalam waktu satu jam, petugas darurat membawa jenazah di atas brankar yang ditutupi terpal putih.
Para penyelamat berjuang untuk memanjat lereng yang curam, lalu membawa jenazah ke kamar mayat sementara yang didirikan disebuah rumah di atas bukit yang menghadap ke lokasi kecelakaan.
Sekitar 200 orang berkumpul. Mereka adalah keluarga dan teman para korban.
Mereka dengan cemas menunggu kabar dari orang yang mereka cintai, beberapa menangis dan berpelukan sambil menyaksikan kereta dorong demi kereta dorong berlalu.
Rosa Amabilia García, 47, menyaksikan para penyelamat di depannya mengangkut mayat-mayat. Ia mencari keponakannya dan tiga anak keponakannya yang berusia 10, 12, dan 15 tahun.
Keponakan perempuan Amabilia, Edna Mariela Martinez, 28, naik bus dari pinggiran Kota Guatemala setiap hari ke sebuah sekolah di ibu kota, tempat ia bekerja sebagai guru.
Anak-anaknya waktu itu ikut bersamanya saat bus itu mengalami kecelakaan. Semua anak-anak itu meninggal.
“Mereka baru saja memberi tahu kami bahwa keempatnya telah meninggal dunia, dan sekarang kami hanya menunggu jenazah mereka untuk diserahkan kepada kami,” kata Amabilia sambil terisak-isak.
Di bagian luar kamar mayat sementara, petugas penyelamat telah menempelkan selembar kertas panjang berwarna hijau neon yang memuat nama-nama korban tewas yang telah diidentifikasi.
Jumlah korban tewas diperkirakan akan terus bertambah setelah bus penumpang terjun ke jurang yang dalam dan mendarat di bawah jembatan, Senin pagidi pinggiran ibu kota Guatemala.
Penyelidik dari kementerian publik mengatakan bahwa ada 55 jenazah yang ditemukan di tempat kejadian setelah pihak Rumah Sakit San Juan de Dios, kota Guatemala mengonfirmasi bahwa dua penumpang yang dibawa ke sana juga meninggal. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Imadudin Muhammad |