TIMES MALANG, MALANG – Menyambut hari raya Nyepi Saka 1946 tahun 2024, ratusan umat Hindu mengarak 7 ogoh-ogoh keliling Kota Malang, Minggu (10/3/2024). Ogoh-ogoh tersebut diarak usai ratusan umat Hindu di Kota Malang menggelar upacara Tawur Agung Kesanga.
Ribuan masyarakat nampak tumpah ruah menyaksikan arak arakan ogoh-ogoh yang dibawa keliling mulai dari depan Balai Kota Malang keliling menuju Kayutangan Heritage dan kembali lagi ke Balai Kota Malang.
Ketua Parasida Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Malang, Made Wartana mengatakan, hari raya Nyepi ini merupakan momentum kebangkitan, persatuan dan kebersamaan umat Hindu.
"Kirab ogoh-ogoh ini sebagai simbol untuk menyerap energi negatif," ujar Made Wartana, Minggu (10/3/2024).
Made mengungkapkan, seharusnya ada 24 ogoh-ogoh yang diarak. Akan tetapi, karena terkendala sesuatu, alhasil hanya 7 ogoh-ogoh yang diarak keliling Kota Malang.
Ketujuh ogoh-ogoh tersebut, yakni ogoh-ogoh Bhatarakala, Tarakasur, Jalandhar, Sang Kala Kalimaya, Wong Samar, Kerep Akasa dan Aras Ijomaya.
Ketujuh ogoh-ogoh tersebut juga memiliki makna tersendiri, di antaranya:
1. Bahatara Kala
Bhatara Kala adalah sosok mahluk raksasa yang menyeramkan yang menguasai bawah tanah, konon lahir Saniscara Kliwon Wuku Wayang (yang terkenal dengan Tumpek Wayang) dan merupakan putri dari Dewa Siwa dengan Dewi Durga. Bhatara Kala dikenal sebagai raksasa jahat yang sering membunuh manusia terutama anak-anak.
2. Tarakasur
Tarakasur adalah iblis yang sangat kuat dan telah menerima kekuatan khusus, sehingga membuatnya hampir tidak terkalahkan. Dia mulai menggunakan kekuatannya untuk menyebabkan kehancuran dan kekacauan di alam semesta dan para dewa tidak mampu menghentikannya.
3. Jalandhar
Jalandhar adalah iblis kuat yang lahir dari api Dewa Siwa dan merupakan putra raja iblis Rishi Brighu. Dia menikah dengan dewi cantik Vrinda yang dikenal karena pengabdiannya kepada Dewa Wisnu.
Namun, kebangaan dan kehausan akan kekuasaan membuatnya menentang Dewa Siwa dan berusaha mengambil kendali alam semesta. Jalandhar mampu mengalahkan banyak dewa sakti, bahkan dewa Wisnu pun ditantang olehnya.
4. Sang Kala Kalimaya
Sang Kala Kalimaya adalah sosok dalam kepercayaan warga Bali yang dianggap sebagai raja para mahluk halus dan penguasa kuburan, wujudnya sering disamakan dengan Leak Celuluk dan dalam konsep Jawa sering disebut Dedemit.
Sang Kala Kalimaya adalah salah satu sisya dari Sanghyang Durga Birawa sebagai penghuni Gandamayu serta penjaga kesakralan setiap upacara yadnya yang dilaksanakan.
5. Wong Samar
Akhir-akhir ini cukup banyak praktek aborsi yang sangat bertentangan dengan ajaran dharma. Wong Samar adalah roh halus yang belum di aben, karena karmanya sendiri arwahnya tidak bisa di aben dan menyatu dengan sang pencipta.
Bayi yang menempel pada tubuh wanita tersebut yang menggambarkan bahwa karma itu melekat kepada kita dan kita akan membawa karma itu kemanapun.
6. Kereb Akasa
Kereb Akasa merupakan salah satu ilmu leak tingkat dimana penggunaanya bisa berubah wujud menjadi sebuah kain putih yang sangat panjang. Perlu waktu bertahun-tahun bagi orang penekun leak untuk mencapai tingkatan ini dan harus tekun memuja Dewi Durga Birawi yang beristana di Pura Dalem, karena Kereb Akasa adalah kerudung beliau.
Kata 'Kereb' berarti kerudung dan 'Akasa' berarti langit. Kereb Aksa bisa diartikan kerudung yang mampu menutupi langit, dimuat dalam berbagai lontaran di Bali, saat Dewi Durga turun ke bumi beliau membawa sebuah kain sutra putih yang digunakan sebagai kerudung, lalu kerudung tersebut dihidupkan menjadi mahluk halus yang salah satu 'ancangan' atau bawahan Dewi Durga.
7. Aras Ijomaya
Aras Ijomaya adalah ajian tingkat tinggi dalam dunia kawiwesan. Untuk menguasai kawiwesan ini, diperlukan usaha yang tekun belajar yang keras, ketahanan dan kesabaran tingkat tinggi.
Dalam puncak acara, ketujuh ogoh-ogoh tersebut pun dibakar sebagai simbol pemusnahan energi negatif yang ada di alam semesta.
"Jadi kami bakar untuk membakar semua energi energi negatif yang ada di alam semesta maupun pada diri masing masing manusia," ungkapnya.
Seluruh umat Hindu melakukan hal ini demi bisa menetralisir sifat sifat negatif. Sehingga, saat Nyepi yang dilaksanakan, Senin (11/3/2024) besok seluruh umat Hindu bisa fokus untuk beribadah.
Dalam kegiatan ini, hadir juga para pejabat di Kota Malang. Mulai dari Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat hingga Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika turut hadir dalam kemeriahan pawai ogoh-ogoh tersebut.
Tak ketinggalan, dalam mengarak ogoh-ogoh ini juga ditampilkan kesenian Bantengan dan Barongsai untuk ikut membaur dan mewarnai kegiatan Hari Raya Nyepi. "Ini gambaran kerukunan antar umat beragama. Kami bersyukur rekan rekan kami dari umat Konghucu hingga seniman lain di Kota Malang turut berpartisipasi," tandasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sambut Hari Raya Nyepi 2024, Tujuh Ogoh-ogoh Diarak Keliling Kota Malang
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Ronny Wicaksono |