TIMES MALANG, MALANG – Pengelolaan media sosial pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, menghadapi tantangan serius terkait perencanaan konten (content plan) dan penyampaian pesan publik yang tepat sasaran. Hal itu disampaikan oleh Chief Content Officer (CCO) Kapanlagi Youniverse (KLY), Wenseslaus Manggut, saat menjadi pembicara dalam kegiatan “Optimasi Peran Media Sosial Pemerintah Sebagai Kanal Layanan dan Edukasi Publik” yang digelar oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur di Malang Creative Center (MCC), Selasa (5/8/2025).
Menurut Wens, panggilan akrabnya, salah satu tantangan utama yang harus segera diselesaikan oleh instansi pengelola media sosial pemerintah adalah kurangnya perencanaan konten yang sistematis dan tepat sasaran.
“Seringkali yang dilakukan hanya mengikuti kegiatan rutin pejabat. Ke mana bos pergi, ke situ juga kontennya. Padahal banyak informasi penting yang harus dikemas khusus dan disampaikan secara berulang di medium yang sesuai,” ujarnya.
Mantan Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) ini menegaskan bahwa tanpa perencanaan konten yang matang, media sosial pemerintah hanya akan dipenuhi informasi seremonial. Padahal, masyarakat membutuhkan lebih membutuhkan konten edukatif dan Informatif yang relevan.
“Informasi seperti kontribusi daerah dalam kemandirian pangan dan energi tidak bisa disampaikan hanya ketika pejabat berbicara. Harus disiapkan dan dikemas oleh tim komunikasi yang memang punya tugas menyampaikan informasi penting,” jelasnya.
Selain itu, tantangan lainnya adalah pemilihan medium yang tepat untuk menyampaikan informasi. Perubahan perilaku masyarakat yang kini lebih menyukai konten visual ketimbang teks menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah.
“Delapan puluh persen audiens kita sekarang visual. Kalau datanya berat seperti tabel atau angka, ya harus dikemas ulang secara visual agar bisa dikonsumsi oleh masyarakat,” ujarnya.
Menurut Wens, mengubah konten berbasis data dan angka menjadi format visual yang menarik merupakan langkah penting untuk meningkatkan efektivitas komunikasi publik. Ia menyebutkan bahwa visualisasi data tidak hanya memperluas jangkauan audiens, tapi juga menjaga substansi pesan tetap kuat.
“Kalau kita berhasil membuat pesan yang berbasis data menjadi ramah visual, kita dapat dua hal sekaligus. Traffic yang tinggi dan kualitas informasi yang tidak receh,” ujarnya.
Lebih jauh, dia menekankan pentingnya kesadaran kolektif dari para pengelola media sosial, baik di media, lembaga pemerintahan, hingga organisasi masyarakat, untuk menjadikan data sebagai panduan utama dalam menyampaikan pesan publik.
“Data itu penting, karena hidup kita diterangi oleh data. Kalau bisa menyampaikan data dengan cara yang tepat, itu sangat berguna bagi masyarakat,” ujarnya. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |