https://malang.times.co.id/
Berita

Bendungan Berisi 25 Juta Liter Air di Sudan Jebol 60 Orang Meninggal Duniaa

Selasa, 27 Agustus 2024 - 13:44
Bendungan Berisi 25 Juta Liter Air di Sudan Jebol 60 Orang Meninggal Duniaa Akibat bendungan Arbat di Sudah Timur jebol, airnya melimpah kemana-mana setelah menyapu desa-desa di sekitarnya. (FOTO: Anadolu Agency)

TIMES MALANG, JAKARTA – Sebuah bendungan berkapasitas 25 juta meter kubik air di Sudan timur, jebol, Senin  menyebabkan 60 orang meninggal dunia tersapu tumpahan air.

Sudan yang juga sedang dilanda perang saudara dalam 16 bulan terakhir itu, kini harus bergulat dengan banjir dahsyat dan kondisi cuaca ekstrem.

Bendungan Arbat, namanya, terletak di negara bagian Laut Merah itu jebol akibat hujan deras.

Bendungan tersebut menyediakan air minum  yang utama bagi Port Sudan, pangkalan pemerintah militer.

Banyak orang masih hilang akibat jebolnya Bendungan Arbat, yang berisi waduk yang menjadi sumber utama air tawar bagi kota Port Sudan, menurut harian Sudan,  Al-Taghyeer. 

Surat kabar itu, mengutip para saksi, mengatakan banjir melanda desa-desa dekat Bendungan Arbat, menghantam gunung-gunung di sekitarnya, lalu mengalir kembali ke desa-desa, yang mengakibatkan kerusakan parah. 

Menurut sumber yang sama, ratusan penduduk mengungsi ke puncak gunung untuk menghindari bahaya banjir, sementara yang lainnya tetap terjebak di desa-desa.

Bendungan ini dibangun pada tahun 2003 untuk menampung air hujan dan dimanfaatkan selama musim kemarau. Namun, bendungan ini tidak pernah dirawat secara rutin selama beberapa tahun.  

Jebolnya bendungan ini telah menghancurkan desa-desa dan pertanian di sekitarnya.

Selain menyebabkan 60 orang meninggal dunia, jebolnya bendungan di Sudan ini juga menyebabkan banyak orang yang hilang.

Hujan deras memang telah mengguyur wilayah Sudan selama berhari-hari.

Operasi pencarian dan penyelamatan sampai saat ini terus berlangsung, tetapi dengan banyaknya wilayah hilir yang tersapu banjir, ada kekhawatiran besar bahwa jumlah korban yang meninggal dunia bisa bertambah secara signifikan.

Laporan lokal menggambarkan pemandangan kehancuran yang mengerikan, dengan seluruh desa dan pertanian hancur oleh banjir.

Ali Issa, salah seorang warga di daerah tersebut menceritakan upaya penyelamatan yang gagal mencatat, bahwa beberapa orang terjebak dalam kendaraan tanpa sempat melarikan diri.

Warga lainnya, Moussa Mohamad Moussa, melaporkan bahwa seluruh masyarakat telah "tersapu" oleh derasnya air.

Jebolnya bendungan itu terjadi saat Sudan sudah terjerumus dalam krisis. Selama 16 bulan terakhir, yaitu terlibat dalam perang saudara yang brutal antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang merupakan kelompok paramiliter.

Konflik yang sedang berlangsung itu telah memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka dan menyebabkan kelaparan yang meluas, dengan banyak negara bagian mengumumkan keadaan darurat.

Banjir baru-baru ini hanya memperburuk situasi yang mengerikan. Hujan deras tidak hanya memicu jebolnya bendungan tetapi juga menyebabkan kerusakan yang meluas, termasuk pada infrastruktur penting.

Kabel serat optik utama putus, yang menyebabkan pemadaman komunikasi di sebagian besar wilayah negara itu.

Operasi penyelamatan semakin rumit karena medan yang rusak, dengan beberapa warga melarikan diri ke pegunungan untuk mencari tempat yang aman, tetapi mereka justru terjebak.

Panglima Angkatan Darat Sudan, Abdul-Fattah al-Burhan mengunjungi daerah yang terkena banjir dan menyerukan upaya maksimal untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Dalam sebuah pernyataan di media sosial, militer mendesak badan-badan federal dan negara bagian untuk memobilisasi sumber daya guna membantu para korban bencana jebolnya Bendungan Arbat, Sudan yang terletak di negara bagian Laut Merah itu. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.