TIMES MALANG, MALANG – Rektor Universitas Brawijaya (UB) Prof Widodo mengaku senang dengan adanya makan siang gratis yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Di waktu yang sama, dia juga mengaku cemas dengan adanya program ini. Alasannya, bila cara berfikir masyarakat tentang makan yang sehat tidak juga diedukasi maka hal ini bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.
"Kita dengan program makan siang gratis senang, kita dukung. Tapi cemas juga. Cemasnya, kalau menu makan sehat semua diseragamkan, harus ada nasinya, harus ada susunya, harus ada telurnya, nanti di tingkat nasional kebutuhan telur, nasi akan lebih tinggi. Dan itu akan bersaing dengan kebutuhan yang nampak di rumah. Jadi inflasi," ucapnya.
Menurutnya, sebelum pelaksanaan program makan siang gratis ini, masyarakat perlu dibeei diedukasi, bahwa sumber karbohidrat hingga protein itu sangat beragam. Seperti karbohidrat, yang tidak hanya terdapat pada nasi saja.
Tetapi ada puluhan sumber karbohidrat lain yang bisa dimanfaatkan. Seperti ubi, jagung, gandum, dan lainya, sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah.
"Saya khawatir nanti di sekolah, tidak ada nasi tapi ada getuk, itu nanti jadi viral. Dianggap ini tidak memenuhi syarat," kata dia.
UB berkomitmen untuk bisa membantu pemerintah dalam menyukseskan program yang dicanangkan oleh pemerintah. Termasuk program makan siang gratis, yang menurutnya memang bisa berdampak langsung kepada masyarakat, utamanya kepada siswa di sekolah. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |