https://malang.times.co.id/
Berita

Pemkot Batu Laksanakan Program Alih Komoditas Petani Hutan

Rabu, 01 Februari 2023 - 10:08
Pemkot Batu Laksanakan Program Alih Komoditas Petani Hutan Mengangkat kesejahteraan petani hutan sekaligus melestarikan kawasan hutan, Pemkot Batu melaksanakan program alih komoditas petani hutan. (Foto: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, BATU – Mengangkat kesejahteraan petani hutan sekaligus melestarikan kawasan hutan, Pemkot Batu melaksanakan program alih komoditas petani hutan.

Selama ini petani hutan atau yang akrab disebut Petani Pesanggem sering mengalami kerugian karena sayur yang ditanam sering mengalami gagal panen.

Selain itu, harga sayur yang dijual pun sangat murah sehingga tidak seimbang dengan besaran operasional yang dikeluarkan.

Berkaitan dengan hal tersebut, hari ini (1/2/ DP3AP2KB Kota Batu menggelar Sosialisasi Alih Komoditas Penyanggah Hutan dalam rangka pembangunan kawasan perdesaan di kawasan Wana Wisata, Jengkoang, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

"Pertemuan kita ini adalah wujud dari keinginan baik kita untuk meningkatkan taraf hidup petani hutan. Seperti kita ketahui bersama harga sayur naik turun, karena itu kita alih komoditas dari pertanian sayur menuju tanaman kopi," ujar Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai SSTP MM.

Pemkot-Batu-a.jpg

Program ini diawali oleh DP3AP2KB dengan sosialisasi yang diikuti oleh seluruh Petani Pesanggem. Tentu saja, kata Aries, setelah sosialisasi ini tidak akan lepas tangan. Pemkot Batu akan terus melakukan penguatan, pendampingan budidaya hingga pendampingan pemasaran.

Aries optimistis dengan membudidayakan kopi, Petani Pesanggem akan sejahtera karena menanam tanaman yang memiliki harga pasti. "Terlebih kebutuhan kopi di Kota Batu luar biasa," ujarnya.

Bukan hanya itu, wali kota mengatakan Pemkot Batu akan memberikan bantuan modal dan jaring sosial. "Kalau ada kendala segera laporkan kita, Pemkot Batu akan terus memantau perkembangannya," ujar wali kota.

Sementara itu, Kepala DP3AP2KB Kota Batu, Aditya Prasaja SSTP MAP mengatakan hal senada.

"Kalau harga sayur tidak bisa ditebak naik turunnya, seperti ada unsur gamblingnya. Sementara kopi harganya lebih stabil, program ini adalah bentuk keinginan Pemkot Batu untuk mengangkat kesejahteraan Petani Pesanggem," ujar Aditya.

Warga-Batu.jpg

Rencana Pemkot Batu ini disambut gembira oleh LMDH Kota Batu. Karena selama ini, saat menanam sayur di lahan pertanian hutan, memang ada ketidakpastian.

"Harga sayuran sekarang Rp 3000 perkilogram, sementara mengojek hasil panen Rp.100 ribu perkwintal, dari situ saja kita sudah kehilangan Rp 1000, belum kebutuhan operasional lainnya. Menanam kopi memang cukup menjanjikan," ujar Ketua LMDH Kota Batu, Heru Setyaji.

Karena itu, Heru meminta campur tangan pemerintah untuk melakukan pendampingan budidaya kopi sekaligus pemasaran. (*)

Pewarta : Muhammad Dhani Rahman
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.