TIMES MALANG, MALANG – Distribusi air bersih di wilayah kekeringan dan krisis air di Kabupaten Malang selatan, terus dilakukan Pemkab Malang. Total sudah sejumlah 1,2 juta liter air didistribusikan ke permukiman warga hingga hari ini, Jum'at (11/10/2024).
"Sejak awal September 2024 lalu, dilakukan siaga darurat kekeringan di wilayah Kabupaten Malang. Hari ini sebanyak 30 ribu liter didistribusikan, dan sudah lebih dari 1.233.000 liter sampai hari ini," terang Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Ichwanul Muslimin, Jum'at (11/10/2024) siang.
Dikatakan, distribusi air bersih dampak kekeringan dilakukan setiap rute pengiriman dengan. Satu kali pengiriman 5000 liter, dan bisa mencapai 25-40 ribu liter di setiap desa terdampak.
"Daerah rawan kekeringan dan kebakaran lahan sudah dipetakan, untuk diantisipasi dalam siaga darurat BPBD. Jumlah krisis airnya anomali (naik turun), tetapi ini sudah memasuki puncak kemarau, diperkirakan hujan masih akhir bulan ini. Jadi, kami terus siaga," terangnya.
Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Ichwanul Muslimin. (FOTO: Amin/TIMES Indonesia)
Menurutnya, berdasarkan pengalaman tahun lalu, jumlah desa yang masuk rawan kekeringan ada 17 desa, yang tersebar di beberapa kecamatan.
Namun demikian, dengan perluasan pelayanan air bersih melalui SPAM di beberapa daerah Malang selatan, dimungkinkan jumlahnya berkurang.
"Alhamdulillah, harapannya dengan perluasan ini daerah terdampak kekeringan permanen menjadi berkurang. Sampai saat ini, sebelum memasuki puncak kekeringan, sudah 9-12 desa yang sudah terjangkau distribusi air bersih. Ada dua desa lagi yang masih kita assesmen," terangnya.
Ichwanul menerangkan, manajemen distribusi diatur terutama menjangkau wilayah rawan kekeringan yang tidak terjangkau pelayanan air bersih.
Selain 4 unit tangki BPBD, distribusi air untuk kekeringan ini melibatkan masing-masing 1 unit armada tangki air Jasa Tirta, Tirta Kanjuruhan, dan PT Listrik Nusantara Power (dulu PJB Karangkates).
Dalam mengeksekusi distribusi air bersih, lanjutnya, petugas harus terlebih dahulu melakukan assesmen di wilayah tersebut, untuk memastikan warga setempat benar-benar krisis air bersih.
"Kami harus lakukan assesmen dahulu, ketika ada wilayah terdampak kekeringan yang menginginkan air bersih. Assesmen sampai distribusi tidak lama, paling lama 3 hari. Bergantung geografis dan topografi wilayah," terang Ichwanul.
Dalam assesmen ini, yang paling utama dilakukan adalah melihat kondisi sumber mata air di wilayah kekeringan.
Ketika kondisinya mati atau debutnya kecil dalam waktu lama, maka ini yang ditangani segera dengan distribusi air bersih.
Karena jatah distribusi air bersih melalui tangki air atau bak penampungan sementara terbatas, Ichwanul mengimbau pemanfaatan air oleh warga dengan semestinya yakni, paling pokok untuk kebutuhan hajat hidup sehari-hari. Sebaliknya, tidak digunakan untuk lainnya seperti mencuci kendaraan.
Sesuai data laporan Posko Siaga Darurat Kekeringan dan Kebakaran Hutan atau Lahan BPBD Kabupaten Malang, beberapa wilayah sudah mendapatkan distribusi air bersih mencakup 6 desa di wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan, 4 desa di wilayah Kecamatan Donomulyo, dan 1 lokasi di Desa Putukrejo Gondanglegi dan Bandungrejo Bantur, Kabupaten Malang. (*)
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Imadudin Muhammad |