TIMES MALANG, JAKARTA – Nasib Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Dr. Hossam Abu Safiya, sampai kini masih misterius setelah diculik tentara Israel.
Tentara Israel juga membakar fasilitas kesehatan di Gaza utara dengan para dokter dan pasien di dalamnya.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, rumah sakit tersebut diserbu pasukan Israel, Jumat (27/12/024) setelah hampir tiga bulan blokade yang menyesakkan dan serangan udara terus-menerus terhadap departemennya dan sekitarnya.
Menurut Dirjen Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Munir al-Bursh, pengeboman tersebut menyebabkan beberapa departemen terbakar, menewaskan dan melukai pekerja medis serta pasien Palestina.
Semua staf medis, pasien dan keluarga mereka yang tersisa digelandang tentara Israel dengan todongan senjata. Bahkan mereka juga dipaksa menanggalkan pakaian hingga hanya mengenakan pakaian dalam dan dipindahkan ke lokasi yang tidak diketahui.
Pada saat penggerebekan, ada 350 orang di rumah sakit, termasuk 180 pekerja medis dan 75 orang yang terluka.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan puluhan dokter dibawa ke pusat penahanan kemudian diinterogasi.
Sabtu (28/12/2024) kemarin juga diketahui bahwa Abu Safiya telah ditangkap. "Pasukan Israel memukulinya dengan kasar sebelum penangkapannya," kata Bursh kepada Al Jazeera.
Selama tiga bulan terakhir, Abu Safiya, seorang dokter anak, telah menerbitkan lusinan video dan mengirimkan permohonan kepada masyarakat internasional untuk bertindak melawan serangan Israel terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan.
Ia berulang kali memperingatkan bahwa nyawa pasien dan staf medis berada dalam bahaya ditengah pemboman Israel yang terus-menerus dan pengepungan yang mencegah masuknya bantuan dan makanan.
"Alih-alih menerima bantuan, kami malah menerima tank… yang menembaki gedung rumah sakit," kata Abu Safiya dalam sebuah video dua bulan lalu.
Menurut pejabat kesehatan, akhir Oktober lalu, putra Abu Safiya meninggal akibat serangan Israel di rumah sakit.
Sebulan kemudian, Abu Safiya juga terluka dalam serangan udara Israel di kompleks rumah sakit.
Sementara itu, nasib staf medis dan warga sipil lainnya yang diculik oleh pasukan Israel dari rumah sakit pada hari Sabtu masih belum diketahui.
Bursh mengatakan Kementerian Kesehatan telah kehilangan kontak dengan 10 anggota staf medisnya.
Menurut Dr Rawia Tamboura, beberapa pekerja medis telah dibebaskan dan menunggu evakuasi ke Kota Gaza.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan beberapa pasien, termasuk mereka yang dalam kondisi kritis, juga telah dipindahkan secara paksa ke Rumah Sakit Indonesia yang dilanda perang, yang tidak lagi berfungsi karena serangan Israel.
"Para pasien menghadapi malam yang berat dan tetap berada dalam situasi yang mengerikan dan sangat sulit," kata kementerian tersebut.
"Tanpa air, tanpa listrik, tanpa selimut, tanpa makanan, dan tanpa perlengkapan, hitungan mundur telah dimulai untuk hilangnya nyawa mereka," tambahnya.
Kehidupan mereka berada dalam bahaya besar, terutama karena sebagian besar staf medis tidak bisa mendampingi pasien di Rumah Sakit Indonesia.
"Kami mendesak semua lembaga dan pihak terkait untuk segera mencari solusi bagi para pasien dan korban luka yang saat ini berada di Rumah Sakit Indonesia," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Serangan terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan terjadi sehari setelah Israel membunuh 50 warga Palestina dengan serangan udara termasuk staf medisnya. Bahkan direkturnya, Dr Hossam Abu Safiya, yang disiksa dan kemudian diculik sampai kini nasibnya masih belum diketahui. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Nasib Direktur RS Kamal Adwan Masih Misterius Usai Diculik Tentara Israel
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |