TIMES MALANG, MALANG – Permainan tradisional layang-layang kembali diminati masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di wilayah Malang Raya. Permainan yang identik dengan masa kecil itu kini menjadi hiburan lintas generasi yang digemari oleh anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
Fenomena tersebut terlihat jelas di Lapangan Sawojajar 2 atau yang lebih dikenal warga sebagai Lapangan Kebo, di wilayah Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Setiap sore, lapangan ini dipenuhi warga yang antusias menerbangkan layang-layang mereka, menciptakan pemandangan khas yang menyenangkan.
Sebagian pemain terlihat serius mengadu layangan, beradu strategi dan kecepatan untuk menjatuhkan layangan lawan. Sementara yang lain memilih menunggu layangan yang putus, lalu berebut untuk mendapatkannya, sebuah keseruan tersendiri yang menjadi daya tarik dari permainan ini.
Tak hanya para pemain, beberapa pengendara yang melintas pun tampak berhenti sejenak untuk menikmati suasana. Permainan ini dianggap sebagai hiburan murah yang membawa nostalgia serta menjadi sarana pelepas penat setelah beraktivitas seharian.
“Memang sengaja berhenti sebentar karena lihat orang main layangan ini bikin teringat masa kecil dulu. Dulu sering kejar-kejaran berebut layangan,” ujar Tomi, seorang pengendara motor yang ditemui di lokasi, Senin (28/7/2025).
Tomi mengaku tergoda untuk ikut bermain kembali setelah melihat banyak orang menerbangkan layang-layang.
“Lihat suasananya ramai dan banyak yang main, jadi pengin main juga,” katanya.
Hal serupa juga dirasakan Agung, warga Jalan Danau Toba, Kota Malang. Ia memanfaatkan waktu senggang untuk kembali memainkan layangan sebagai bentuk hiburan sekaligus menghidupkan kembali kenangan masa kecilnya.
“Dari kecil memang sudah suka layangan. Beberapa waktu lalu lihat di lapangan mulai ramai, ya akhirnya ikut main juga. Apalagi hari ini pas ramai banget,” ungkapnya.
Pria berusia 40 tahun itu juga mengajak anaknya ikut serta bermain, dengan harapan bisa mengenalkan permainan tradisional dan mengurangi ketergantungan terhadap gawai.
“Ini anak saya ajak biar tahu rasanya main layangan, bagaimana cara menerbangkan dan menyambitnya. Biar nggak terus-terusan main HP di rumah,” ucapnya.
Fenomena ini menunjukkan bahwa permainan tradisional seperti layang-layang masih memiliki tempat di tengah masyarakat modern. Selain sebagai hiburan, permainan ini juga menjadi sarana mempererat interaksi sosial dan lintas generasi di ruang terbuka. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |