TIMES MALANG, MALANG – Universitas Negeri Malang (UM Malang) bersama SDN Lowokwaru 4 Kota Malang menggelar pelatihan peningkatan kapasitas guru sekolah dasar melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM). Kegiatan ini berfokus pada penerapan Structured-Experiential Learning Approach (SELA) untuk mendukung layanan bimbingan dan konseling (BK) yang kolaboratif dan integratif di sekolah dasar.
Pelatihan ini berlangsung selama dua hari, 28–29 Juli 2025, di SDN Lowokwaru 4 Kota Malang. Kegiatan dihadiri oleh guru-guru SD serta menghadirkan narasumber utama Prof. Dr. Muslihati, S.Ag., M.Pd, Guru Besar BK UM sekaligus Koordinator Prodi S2 & S3 BK. Selain itu, turut hadir dosen BK UM, Rizka Apriani, S.Pd., M.Pd, dan Yuniawatika, S.Pd., M.Pd.
Tujuan Pelatihan: Tingkatkan Kompetensi Guru dalam Layanan BK
Ketua tim pengabdian, Prof. Muslihati, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan agar guru SD mampu memberikan layanan BK secara lebih komprehensif, tidak hanya bersifat kuratif tetapi juga preventif dan pengembangan.
“Bimbingan dan konseling bukan sekadar mengatasi masalah siswa, tetapi juga mendukung perkembangan sosial-emosional dan kemandirian anak. Guru SD harus menjadi fasilitator yang membantu siswa berkembang secara utuh,” tegas Prof. Muslihati.
Selain sebagai bentuk pengabdian masyarakat, pelatihan ini juga menjadi tindak lanjut kerja sama formal antara UM dan SDN Lowokwaru 4, yang ditandai dengan penandatanganan Implementasi Kerja Sama (IA) pada 29 Juli 2025.
Pada hari pertama, peserta mendapatkan materi seputar konsep dasar bimbingan dan konseling di SD, pengenalan pendekatan SELA, serta odel layanan BK kolaboratif-integratif.
Kegiatan diselingi diskusi kelompok, tanya jawab, dan refleksi bersama.
Sedangkan hari kedua lebih menekankan praktik, seperti keterampilan komunikasi dalam konseling, implementasi SELA di sekolah dasar, teknik asesmen peserta didik untuk identifikasi masalah, serta engintegrasian SELA ke dalam pembelajaran. Para guru juga diajak mengerjakan proyek kelompok untuk memetakan problematika peserta didik menggunakan media kreatif seperti kertas plano.
Melalui pelatihan ini, UM berharap guru SD dapat mengimplementasikan layanan BK yang kolaboratif dan integratif, sehingga menciptakan suasana belajar yang sehat, kondusif, dan mendukung perkembangan peserta didik secara optimal.
“Kami ingin sinergi ini berkelanjutan, sehingga guru tidak hanya menjadi pengajar mata pelajaran, tetapi juga fasilitator perkembangan sosial-emosional siswa,” tutup Prof. Muslihati.
Kepala SDN Lowokwaru 4, Pujiono, S.Pd, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Menurutnya, pelatihan ini sangat bermanfaat untuk memperluas wawasan guru.
"Dengan pendekatan SELA, guru bisa lebih kolaboratif dalam mendampingi siswa, tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga aspek sosial dan emosional,” ujarnya. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |