TIMES MALANG, BALIKPAPAN – Untuk memperkuat partisipasi perguruan tinggi dalam mendukung program Desa Energi Berdikari, Pertamina melalui Pertamina Foundation mengadakan kegiatan Cross Visit Desa Energi Berdikari Sobat Bumi (DEB SoBI). Kegiatan yang berlangsung di Balikpapan ini berlangsung dari 8 hingga 11 Oktober 2024 dan melibatkan 13 mitra perguruan tinggi penerima Beasiswa Pertamina Sobat Bumi yang berasal dari Jawa dan Bali.

Dalam pembukaan acara, peserta diberikan pemahaman mendalam mengenai program Desa Energi Berdikari (DEB). Yulius S. Bulo, Direktur Operasi Pertamina Foundation, menekankan bahwa program DEB SoBI bertujuan memperluas manfaat DEB melalui kolaborasi antara perguruan tinggi, perangkat desa, dan tokoh masyarakat setempat. Program ini mengutamakan empat pilar utama, yakni energi, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.

“Pertamina, melalui Pertamina Foundation, mendorong penerima beasiswa untuk berperan aktif dalam inisiasi program Desa Energi Berdikari. Perguruan tinggi memegang peranan penting dalam pembinaan desa, memberikan pendampingan, serta meningkatkan keterampilan terkait energi terbarukan bagi masyarakat dan tokoh lokal di desa tersebut. Keberhasilan program diukur melalui empat indikator: energi, ekonomi, pendidikan, dan lingkungan,” ujar Bulo.

Kegiatan tanam mangrove menjadi bagian kegiatan program Desa Energi Berdikari yang digelar oleh Pertamina melalui Pertamina Foundation. (Foto: Pertamina) 

Indikator energi berfokus pada pemanfaatan energi terbarukan di desa tersebut, sementara indikator ekonomi terkait peningkatan pendapatan atau penghematan yang diperoleh dari program tersebut. Pada aspek pendidikan, program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai energi bersih dan potensinya dalam menggerakkan ekonomi. Indikator lingkungan mengukur dampak positif bagi lingkungan, termasuk penurunan emisi dan pengurangan polusi.

Reno Fri Daryanto, Senior Officer II CSR PT Pertamina (Persero), menambahkan bahwa keberhasilan program DEB tidak lepas dari kerja sama berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi.

“Pertamina telah mengembangkan lebih dari 85 Desa Energi Berdikari di seluruh Indonesia. Dalam pelaksanaannya, kami bekerja sama dengan masyarakat dan perangkat desa untuk mencapai kemandirian desa dan peningkatan ekonomi lokal. Kolaborasi dengan perguruan tinggi semakin memperkuat program ini, karena mereka menyediakan keahlian yang dibutuhkan,” ungkapnya.

Praktik memasak dengan menggunakan bahan bakar terbarukan yang menjadi bagian kegiatan program Desa Energi Berdikari yang digelar oleh Pertamina melalui Pertamina Foundation. (Foto: Pertamina)

Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Prof. Dr. Agus Rubiyanto, juga menyatakan kesiapannya untuk mendukung program ini. “DEB menjadi penggerak utama dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Kami siap berkontribusi melalui penelitian, pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat di bidang energi dan lingkungan,” tegasnya.

Selain diskusi dan evaluasi, kegiatan cross visit juga diisi dengan kunjungan lapangan ke beberapa lokasi proyek DEB, termasuk program DEB SoBI ITK dan DEB Wasteco. Peserta juga berpartisipasi dalam aksi penghijauan di Pesona Mangrove dan berkesempatan mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN).

Wahyu Hidayat, salah satu penerima Beasiswa Pertamina dari Universitas Pertamina, mengungkapkan manfaat besar yang diperoleh dari kegiatan tersebut. “Kami belajar banyak tentang energi terbarukan dan pengelolaan lingkungan, seperti penggunaan pembangkit listrik tenaga surya, pengolahan limbah menjadi pakan ikan, serta pemanfaatan biogas dari kotoran sapi,” ungkapnya.

Program DEB SoBI, sebagai bagian dari inisiatif hijau Pertamina, mendukung beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), yakni SDGs nomor 4, 7, dan 8, serta selaras dengan upaya Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060. (*)