TIMES MALANG, MALANG – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, di bawah kepemimpinan Kepala BI Malang, Febrina, terus memposisikan diri sebagai motor penggerak utama digitalisasi ekonomi regional. Peran sentral Febrina terwujud melalui akselerasi penggunaan QRIS, yang kini diperluas ke cakupan internasional melalui inovasi pembayaran lintas batas.
BI Malang secara gencar mengampanyekan tiga inovasi utama QRIS, yakni QRIS Tanpa Tatap Muka (TTM), QRIS Tap NFC, dan yang terbaru, QRIS Border Cross. Sistem Border Cross menjadi terobosan signifikan, turis asing yang berwisata ke Malang kini dapat bertransaksi langsung menggunakan aplikasi pembayaran dari negara asalnya.
Uang yang dibayarkan otomatis terkonversi ke Rupiah dan masuk ke rekening penjual. Inisiatif internasional ini disosialisasikan secara aktif melalui kegiatan berskala besar, seperti Bromo Marathon 2025.
Untuk menjamin adopsi yang luas, BI Malang menjalankan inisiatif strategis komprehensif. Program edukasi dan literasi keuangan digencarkan melalui acara seperti Pesta QRIS dan Pekan QRIS Nasional 2025, memastikan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi memahami manfaatnya.
Perluasan ekosistem juga mencakup sektor publik, di mana QRIS TTM dimanfaatkan dalam sistem penerimaan pajak dan retribusi daerah, meningkatkan transparansi. Sinergi dengan pemerintah daerah dan komunitas lokal terus diperkuat, diiringi respons aktif terhadap keluhan teknis dari pedagang, guna menjaga kepercayaan publik terhadap sistem pembayaran.
Transformasi digital ini memberikan dampak nyata pada aktivitas ekonomi regional. Menurut Febrina, ekonomi Jawa Timur pada triwulan III 2025 tumbuh sebesar 5,22 persen, melampaui pertumbuhan nasional (5,04 persen), didukung oleh ekspor dan investasi yang kuat. QRIS menjadi pendorong utama.
Pada triwulan III 2025, nilai transaksi QRIS di Malang mencapai angka impresif Rp7,5 triliun, ditopang oleh 869.815 merchant. Adopsi yang tinggi, terutama di kalangan milenial dan Gen Z, serta efisiensi transaksi non-tunai, telah menyebabkan hampir lebih dari 50 persen pengusaha FnB dan fashion di Kota Malang beralih ke sistem cashless. (*)
| Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
| Editor | : Imadudin Muhammad |