TIMES MALANG, MALANG – Transaksi digital menggunakan metode Quick Response Indonesian Standard (QRIS) di wilayah kerja Bank Indonesia (BI) Malang semakin mengalami peningkatan. Dimana, dari 7 wilayah kerja BI Malang, 6 diantaranya mengalami trend peningkatan.
Deputi Kepala Perwakilan BI Malang, Dedi Prasetyo mengatakan, tren peningkatan terlihat sepanjang tahun 2024 ini mulai Januari hingga Oktober.
“Transaksi penggunaan QRIS paling besar di Malang Raya. Tapi wilayah lain juga mengalami peningkatan,” ujar Dedi, Minggu (15/12/2024).
Untuk Kota Malang, transaksi digital menggunakan QRIS mencapai 66 persen. Kemudian, di Kabupaten Malang sekitar 11 persen di susul Kota Batu 7 persen.
Kemudian, ada Kota Pasuruan sebesar 6 persen, Kabupaten Pasuruan 4 persen, Kota Probolinggo 4 persen dan Kabupaten Probolinggo 2 persen.
“Wilayah luar Malang Raya mengikuti dan menunjukkan trend peningkatan yang cukup signifikan,” ungkapnya.
Namun, dilihat dari data per 24 Januari hingga 24 Oktober 2024 memang hampir seluruh wilayah mengalami peningkatan dalam penggunaan transaksi digital.
Masing-masing wilayah secara year on year (Yoy), di Januari 2024 sebesar 132 persen dan tercatat di Oktober 2024 sudah mencapai 170 persen.
“Secara trend memang signifikan,” katanya.
Dengan begitu, maka bisa dipastikan saat ini tingkat akseptasi masyarakat di wilayah kerja BI Malang terhadap transaksi digital QRIS sedang mengalami peningkatan signifikan.
Oleh sebab itu, BI Malang mendorong peningkatan transaksi digital ini lebih maksimal lagi dan merambah ke seluruh sektor.
Tak hanya itu, meningkatnya penggunaan transaksi digital, BI Malang juga lebih gencar mengedukasi perbankan maupun non perbankan untuk dapat bisa menekan pengenaan biaya tambahan.
“Banyak bermunculan keluhan pengenaan biaya tambahan QRIS, kita sudah imbau perbankan dan bukan perbankan untuk mengedukasi kembali agar tak kenakan biaya tambahan,” ucapnya. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |